Nov 4, 2014

Let's Be Friend With Al-Qur'an

Betapa nikmatnya manakala kita telah mampu istiqomah berinteraksi dengan Al Qu'ran. Nikmat membaca kalam-NYA, nikmatnya merasakan seakan-akan kita berbicara dengan-NYA, nikmat merasakan Al Qur'an mampu memberikan ruh dan petunjuk dalam tiap langkah kehidupan kita, nikmatnya Al Qur'an menjadi petunjuk pembeda antara yang haq dan yang batil, serta nikmat syafaat kelak bagi sesiapa yang ikhlas senantiasa membaca dan bersahabat dengan Al Qur'an. (In sya Allah)

Adakah perasaan iri (ghibthah) dalam diri kita ketika melihat saudara kita memiliki kemampuan berinteraksi dengan Al Qur’an yang lebih baik? 
Ataukah hanya iri dan menginginkan sesuatu yang terkait dengan harta yang dimiliki saudara kita, tapi untuk Al Qur’an hati kita adem ayem saja?

Rasulullah Saw menjanjikan bahwa setiap orang beriman yang bersahabat akrab dengan Al Qur’an dijamin akan mendapat syafa’at dari Al-Qur’an : 
“Bacalah Al Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat menjadi pemberi syafa’at bagi orang-orang yang bersahabat dengannya.” 
(HR. Muslim).
Kualitas iman kita diukur dengan sejauh mana kualitas dan kuantitas interaksi kita dengan Al Qur’an. 
Apakah kita masa bodoh dan tidak merasa sedih jika dalam sebulan tidak khatam Al Qur’an? 
Adakah perasaan sedih jika kita tidak punya hafalan ayat-ayat Al Qur’an? 
Sedihkah kita karena awam dengan kandungan dan makna Al Qur’an? 
Jika belum, dikhawatirkan bahwa kitalah yang disebut Rasulullah yang menjadikan Al-Qur’an sebagai mahjuran. 
“Berkatalah Rasul: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al Qur’an itu sesuatu yang diabaikan.’ “ 
(QS Al-Furqan : 30)
Pernahkah kita menghitung tentang berapa banyak informasi tentang hal-hal yang bersifat duniawi yang ada di kepala kita dibandingkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan Al Qur’an? 
Jika tentang Al-Qur’an lebih banyak maka bersyukurlah, jika tidak maka bertaubatlah kepada Allah Swt dan segera upayakan untuk kembali kepada Al Qur’an agar tidak dikecam Allah SWT :
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedang tentang (kehidupan) akhirat mereka lalai.”
Sabda Rasulullah SAW : 
“Barangsiapa yang belajar Al Qur’an dan mengamalkannya akan diberikan kepada orang tuanya pada hari kiamat mahkota yang cahayanya lebih indah daripada cahaya matahari. Kedua orang tua itu akan berkata, ‘Mengapa kami diberi ini?’ Maka dijawab, ‘Karena anakmu yang telah mempelajari Al-Qur’an’ “ 
(HR Abu Dawud, Ahmad dan Hakim)
Isi Al Qur’an sesungguhnya menjelaskan bagaimana semua urusan dunia itu bisa mengantarkan manusia kepada suksesnya urusan akhirat. Kita, memang tidak ingin menjadi orang yang dekat dengan Al Qur’an hanya secara huruf-hurufnya saja tetapi jauh dari ruh Al Qur’an itu sendiri, In sya Allah

Wahai jiwa, tidakkah kamu merasa khawatir dengan dirimu sendiri? Selama ini hidup tanpa Al Qur’an, jatah usia makin sedikit, tabungan amal shalih masih sedikit, jaminan masuk surga tak ada di tangan. Sampai saat ini belum mampu tilawah rutin satu juz per hari, jangan-jangan Al Qur’anlah yang tidak mau bersama dirimu karena begitu kotornya dirimu sehingga Al Qur’an selalu menjauh dari dirimu.

Semoga Allah memberi kemampuan bagi kita semua menjadi pencinta Al-Quran. 
Aamiin yaa Robbal Alamiin




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

No comments:

Post a Comment