Feb 26, 2015

Di Situ, Sering Saya Merasa Sedih

Ketika teringat sabda, “Setiap anak Adam pasti akan mengalami zina; mata, telinga, tangan, kaki, dan hati.” Di situ, sering saya merasa sedih.

Ketika mata ini lebih sering tergunakan untuk melihat yang haram dari pada merenung-mentafakkuri kebesaran-Nya. Di situ, sering saya merasa sedih.

Ketika telinga ini lebih banyak mendengar musik daripada lantunan ayat Al-Qur'an, ghibah dari pada sirah, dan curhatan gadis daripada hadits. Di situ, sering saya merasa sedih.

Ketika mulut ini lebih banyak berkata tak baik daripada yang baik, lebih sering memvonis-fitnah dari pada ceramah-dakwah. Di situ, sering saya merasa sedih.

Ketika tangan ini lebih lincah melakukan maksiat, tetapi teramat kaku dalam memerangi kezhaliman. Di situ, sering saya merasa sedih.

Ketika kaki ini lebih cepat melangkah saat menuju tempat hiburan, tetapi lambat bahkan berat saat dilangkahkan menuju Masjid untuk shalat. Di situ, sering saya merasa sedih.

Ketika hati ini lebih sering berangan-angan tentang kemegahan dunia, dari pada bersyukur atas apa yang telah ada. Di situ, sering saya merasa sedih.

Ketika persangkaan orang lain terhadap diri ini terlampau baik dari pada siapa diri ini sebenarnya. Di situ, sering saya merasa sedih.

Ketika hati ini merasa besar saat dipuji orang lain, ujub dan berbangga diri; terlupa bahwasanya semua adalah kehendak Allah. Di situ, sering saya merasa sedih.

Ketika mengaku ummat Nabi, mengaku cinta Nabi, tetapi diri ini kepayahan dalam melaksanakan sunnahnya. Di situ, sering saya merasa sedih.

Ketika berkata, “Aku selalu berbaik sangka kepada Allah” tetapi sering merasa tak terima saat kehendak-Nya tak sesuai rencana. Di situ, sering saya merasa sedih.

Ketika suatu waktu, harta lebih kupentingkan dari pada Allah dan Rasul-Nya. Di situ, sering saya merasa sedih.

Ketika teringat, bahwa banyak nikmat-Nya kudustakan, dari pada aku syukuri. Di situ, sering saya merasa sedih.
_islampos_




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Black Box Ciptaan Allah

Black Box atau Kotak Hitam adalah sekumpulan perangkat yang digunakan dalam bidang transportasi, umumnya merujuk kepada perekam data penerbangan (Flight Data Recorder; FDR) dan perekam suara kokpit (Cockpit Voice Recorder; CVR) dalam pesawat terbang.

Fungsi dari kotak hitam sendiri adalah untuk merekam pembicaraan antara pilot dan pemandu lalu lintas udara atau Air Traffic Control (ATC) serta untuk mengetahui tekanan udara dan kondisi cuaca selama penerbangan. Apabila pesawat mengalami kecelakan, jatuh dan hancur atau lainnya, maka Black Box sangat diperlukan untuk mengetahui hasil rekaman data yang akan membantu memberikan informasi mengenai kondisi sebelum terjadinya kecelakaan pada pesawat terbang.

Sahabat...
Mari sama-sama kita renungkan, jika manusia saja mampu membuat teknologi perekam seperti Black Box, maka bagaimana dengan Allah Yang Maha Pencipta, Yang Menciptakan manusia?! Black Box ciptaan Allah tentu jauh lebih canggih, bahkan dapat merekam semua aktifitas yang kita lakukan.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman : 
"Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan tangan-tangan mereka berkata kepada Kami dan kaki-kaki mereka memberi kesaksian terhadap apa yang telah mereka usahakan."
(QS. Yasin : 65)
Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan tentang ayat ini : “Ini adalah kondisi orang-orang kafir dan orang-orang munafik pada hari kiamat ketika mereka mengingkari perilaku buruk yang mereka lakukan di dunia serta bersumpah dengan apa yang telah mereka lakukan. Lalu Allah menutup lisan-lisan mereka, sedangkan anggota tubuh mereka  berbicara tentang apa yang sudah mereka perbuat.”

Sahabat...
Lantas bagaimana dengan perbuatan kita hingga detik ini?
Merasa amankah kita dengan melalaikan tugas sebagai hamba Allah?
Merasa amankah kita dengan bermalas-malasan terhadap perintah-Nya? 
Semua aktifitas kita akan direkam dan bila saatnya nanti, semua rekaman aktifitas kita akan diperlihatkan dan kita tak dapat mengelak, semua tentang kebaikan maupun keburukan yang kita perbuat, bahkan tentang isi hati kita, Allah Maha Tahu.
Siapkah kita dengan hal ini?!

Sahabat...
Mari kita perbanyak beristighfar, memohon ampunan kepada Allah kemudian sama-sama berbenah diri, berubah dari kondisi buruk menjadi baik, dari kondisi malas ibadah menjadi rajin ibadah, dari kondisi hati yang lalai menjadi hati yang senantiasa terpaut pada-Nya.
In sya Allah, semoga iman kita senantiasa dikuatkan dan dijaga keistiqamahan dalam Islam.
Aamiin yaa Rabb...
~Erik Mardiansyah~




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Feb 25, 2015

Kisah Inspiratif

Pada suatu waktu, seorang anak yang bernama Hamid hidup dan sekolah di sebuah desa terpencil di pedalaman Maroko. Semua teman sekelas membencinya karena kebodohannya, terlebih lagi guru si Hamid yang selalu berteriak kepadanya "kamu membuat saya gila Hamid!"
Suatu hari ibunya datang ke sekolah untuk melihat apa yang Hamid lakukan, si guru menceritakan apa adanya kepada sang ibu bahwa anaknya adalah sebuah bencana bagi sekolah, selalu dapat nilai jelek dan dia tidak pernah melihat anak sebodoh itu sepanjang karirnya. Ibu si Hamid tidak terima mendapatkan laporan seperti itu, Hamid dikeluarkan dari sekolah itu dan pindah ke kota lain.
25 tahun kemudian...
Sang guru terkena serangan jantung, dokter menyarankan agar dia melakukan operasi ke dokter spesialis bedah jantung. Karena tak ada jalan lain, akhirnya operasi pun dilakukan dan sukses. Sesaat setelah operasi, sang guru membuka matanya, dia melihat seorang dokter yang tampan dan tersenyum padanya, dia mau mengucapkan sesuatu pada si dokter tapi tak mampu bicara karena masih terpengaruh obat bius. Sejurus kemudian sang guru kelihatan panik dan menggerak-gerakan kepalanya, wajahnya mulai kelihatan membiru, dia mengangkat tangannya untuk memberitahu sang dokter tentang sesuatu tapi terlambat, si guru akhirnya mati.
Dokter sangat terkejut dan berusaha memahami apa yang barusan terjadi, dia membalikan badannya dan melihat si Hamid yang bekerja di rumah sakit itu sebagai cleaning service mencabut
colokan listrik alat bantu pernapasan untuk diganti dengan colokan listrik vakum cleanernya.
Jika anda berpikir bahwa Hamid adalah si dokter, berarti anda terlalu banyak nonton sinetron dan
film India atau terlalu sering menghadiri seminar motivasi. Semangat untuk menjadi terbaik dalam menilai orang melalui prasangka baik. Jangan men-judge sesuatu karena kesalahan. Anggaplah sebaga ibroh/pelajaran untuk diri kita atas segala nikmat-Nya.




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Apakah Kita Lebih Sibuk Dari Umar?

Apakah kita lebih sibuk dari Umar bin Abd Aziz ,sampai tak ada waktu membaca firman-Nya? 
Sungguh Umar bin Abd Aziz , jika ia sangat sibuk ,maka ia tetap mengambil mushaf ,walau hanya beberapa ayat ia baca.

Adakah kesibukan kita mengungguli kesibukan Ustman bin Affan , dimana ia berkata : jika hati ini bersih ,maka lisan ini tak mau berkesudahan mendengungkan kalam-Nya.

Ibnu Taimiah berkata : siapa yang tidak membaca Al-Qur'an maka ia telah meninggalkannya satu hari tidak membaca Al-Qur'an, maka sehari kita meninggalkannya, sebulan mata ini acuh akan firman-Nya , maka sebulan juga kita meninggalkannya dalam lemari-lemari kita, maka saat itu Al-Qur'an hanya menjadi hiasan di almari dan dinding kita.

Ketahuilah, bukan untuk itu Al-Qur'an diturunkan, ia adalah bacaan yang sempurna, bukan pajangan yang sempurna. Janganlah sampai nama kita masuk daftar mereka yang diadukan Nabi Saw kepada Allah, karena cuek dengan A-Qur'an. 

Al-Qur'an itu untuk mereka yang hidup, kenapa baru engkau buka lembar-lembarnya saat ada diantara kita yang wafat? 
Al-Qur'an itu bukan hanya menjadi alat pengusir jin, kenapa engkau baru sibuk membacanya saat ada yang kerasukan? 

Kau jadikan Al-Qur'an sebagai mahar akad sucimu, tetapi rumah tanggamu hening dari alunannya. Sesungguhnya hati yang tidak terpaut dengan Al-Qur'an, ia akan berkarat. Sesunguhnya mulut yang tidak terhiasi olehnya, seperti rumah rusak. Sesungguhnya malaikat akan menjadi penduduk rumah kita jika Al-Qur'an menjadi sesuatu yang membasahi lisan penduduknya.




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Feb 24, 2015

Renungan

Jika semua yang kita kehendaki terus kita miliki, darimana kita belajar ikhlas
Jika semua yang kita impikan segera terwujud, darimana kita belajar sabar
Jika setiap do’a kita terus dikabulkan, bagaimana kita dapat belajar ikhtiar

Seorang yang dekat dengan Allah, bukan berarti tidak ada air mata
Seorang yang taat pada Allah, bukan berarti tidak ada kekurangan
Seorang yang tekun berdo’a, bukan berarti tidak ada masa-masa sulit
Biarlah Allah yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena Allah tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik

Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang keikhlasan
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar  kesabaran 
Ketika hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kamu sedang belajar tentang memaafkan
Ketika kamu lelah dan merasa kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang kesungguhan
Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang ketangguhan
Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang kemurah-hatian

Tetap semangat, jaga keikhlasan
Tetap sabar, tetap tersenyum
Karena kamu sedang menimba ilmu di universitas kehidupan

Allah Swt menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “kebetulan"
Orang yang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan
Mereka di bentuk melalui kesukaran, tantangan dan air mata

Ya Allah, kuatkan kami yang lemah ini untuk Istiqomah di jalan-Mu hingga maut menjemput
Aamiin ya rabbal 'alamiin




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Feb 23, 2015

Dengan Cara Islam, Dunia Mudah Dalam Genggaman

Dunia dan akhirat merupakan dua hal yang tidak dapat terpisahkan dan terlupakan dalam siklus kehidupan manusia. Mengejar dunia atau mengejar akhirat, mana yang harus didahulukan? Mau tidak mau, semakin muda kita mendalami perihal akhirat, masalah agama, kesempatan kita untuk sukses di dunia akan semakin cepat.

Perhatikan sabda Rasulullah berikut,
“Dunia dan akhirat itu umpama rumput dan padi. Tanamlah padi, rumput kan tumbuh juga, tetapi menanam rumput, tak kan tumbuh padi. Begitulah juga dunia dan akhirat. Kejar akhirat, dunia akan didapat bersama. Kejar dunia, maka hanyalah dunia semata-mata.”
Dari hadits tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa ketika seseorang bersungguh-sungguh untuk mengejar akhirat maka secara langsung dia pun akan memperoleh kebahagiaan dunia. Sedangkan orang yang hanya mencari kebahagiaan di dunia, maka dia hanya memperoleh dunia saja tanpa kebahagiaan di akhirat. 

Banyak di antara anak muda yang menyepelekan masalah agama namun sangat bersungguh-sungguh dalam mengejar nilai A di bangku kuliah. Bagaimana mungkin bisa seseorang yang tiap hari aktivitasnya cuma mengkaji Alquran namun bisa mendapat nilai A ketika ujian?

Agama Islam, merupakan agama yang sempurna dan mengatur segala aspek kehidupan. Jadi di dalam ajaran agama Islam itu sendiri tentunya terdapat anjuran untuk giat dalam menuntut ilmu pengetahuan. Lebih-lebih ialah Islam memandang ilmu merupakan sesuatu hal yang sangat mulia. Kemuliaan ilmu dipandang Islam lebih mulia daripada harta. Hal itu disebabkan karena:
  1. Ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu adalah warisan para nabi. Sedangkan harta adalah warisan Qarun, Haman dan Fir’aun.
  2. Ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu selalu menjagamu, sedangkan harta, engkaulah yang harus menjaganya. Ilmu tidak perlu dijaga, sedangkan harta minta dijaga.
  3. Ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab agama itu sendiri akan menjadi buta tanpa adanya ilmu. Tidak mungkin seseorang dapat menemukan keagungan-keagungan ciptaan Allah SWT tanpa adanya ilmu pengetahuan yang digunakan untuk itu.

Sehingga korelasinya adalah seseorang yang memang benar-benar mempelajari dan menjalankan perintah agama tentu tidak akan malas-malasan dalam belajar (menuntut ilmu). Sebab menuntut ilmu adalah perintah agama, siapa yang mengingkari berarti ingkar terhadap perintah Allah SWT. In sya Allah bagi mahasiswa biasanya yang rajin belajar akan mendapat nilai bagus.
_sumber : dinarmagzz.blogspot.com_




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Pelajaran dalam masalah "Cinta"

Rasulullah SAW pernah duduk bersama para Sahabatnya r.hum. dan menanyai mereka dimulai dari Abu Bakar, Apa yang engkau cintai dari dunia ini? 
Maka ia berkata : yang saya cintai dari dunia ini ada tiga:
  1. Duduk di hadapanmu SAW.
  2. Melihatmu SAW.
  3. Menginfaqkan hartaku untukmu SAW.

Dan engkau wahai Umar, apa yang kamu cintai dari dunia ini?
Maka ia berkata : yang saya cintai dari dunia ini ada tiga :
  1. Mengajak kepada kebenaran walaupun secara sembunyi-sembunyi.
  2. Dan mencegah kemungkaran walaupun secara terang-terangan.
  3. Dan mengatakan yang haq (benar) walaupun itu pahit.

Dan engkau wahai Utsman, apa yang kamu cintai dari dunia ini?
Maka ia berkata : yang saya cintai dari dunia ini ada tiga :
  1. Memberi makan.
  2. Menyebarkan salam.
  3. Dan shalat di malam hari di saat manusia tidur.

Dan engkau wahai Ali, apa yang kamu cintai dari dunia ini?
Maka ia berkata : yang saya cintai dari dunia ada tiga :
  1. Memuliakan tamu.
  2. Berpuasa di musim panas.
  3. Dan membunuh musuh dengan pedang.

Kemudian Nabi SAW. menanyai Abu Dzar Al-Ghifary, apa yang kamu cintai di dunia ini?
Ia berkata : yang saya cintai di dunia ini ada tiga hal :
  1. Rasa lapar.
  2. Sakit.
  3. Dan mati.

Kemudian Nabi saw. berkata kepadanya : Mengapa?
Maka Abu Dzar menjawab :
  1. Saya mencintai rasa lapar agar hatiku menjadi lembut.
  2. Dan saya mencintai sakit agar dosaku berkurang.
  3. Dan saya mencintai mati agar aku dapat bertemu dengan Rabbku.

Kemudian Nabi saw. bersabda: Aku telah dijadikan mencintai tiga hal dari dunia kalian ini : 
  1. Wangi-wangian (parfum)
  2. Wanita
  3. Dan dijadikan penyejuk mataku di dalam shalat.

Dan pada waktu itu turun Jibril as. dan mengucapkan salam kepada mereka dan berkata : Dan saya mencintai tiga hal dari dunia kalian :
  1. Menyampaikan risalah (pesan).
  2. Menunaikan amanah.
  3. Dan mencintai orang-orang miskin.

Kemudian ia naik ke langit dan turun kembali dan berkata : Allah azza wa jalla mengucapkan salam kepada kalian dan mengatakan : sesungguhnya Ia mencintai tiga hal dari dunia kalian :
  1. Lidah yang senantiasa berdzikir.
  2. Hati yang khusyuk.
  3. Dan jasad (tubuh) yang sabar atas musibah.

Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha suci Allah Yang Maha Agung.

Tiga do'a yang tidak kalian lupakan dalam sujud kalian :
  • Allahumma innii asaluka husnal khatimah (اللهم إني أسألك حسن الخاتمة)
#Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu husnul khatimah.

  • Allahummarzuqnii taubatan nasuuhah qablal mauti (اللهم ارزقني توبة نصوحة قبل الموت)

#Ya Allah berilah hamba rezeki berupa taubat nasuhah sebelum mati.
  • Allahumma yaa muqallibal quluub tsabbit qalbii alaa diinika (اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك)

#Ya Allah yang membulak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku atas agamamu.
Bahkan jika anda berniat untuk menyebarkan kalimat ini, niatkanlah untuk kebaikan. Mudah-mudahan Allah menghilangkan untukmu dengannya (kalimat ini) kesulitan dari kesulitan-kesulitan dunia dan akhirat.

Sembilan perkara yg bermanfaat bagimu di dalam kehidupanmu sehari-hari :
  1. ingin kebahagiaan = Shalatlah tepat pada waktunya.
  2. ingin cahaya pada wajah = Laksanakan shalat malam.
  3. ingin kelonggaran (hidup) = Bacalah Al-Qur'an.
  4. ingin kesehatan = Berpuasalah.
  5. ingin kelapangan (hidup) = Senantiasalah beristighfar.
  6. ingin hilangnya kesedihan/kesusahan = Senantiasalah berdo'a
  7. ingin hilangnya kesukaran/penderitaan = Ucapkanlah "لا حول و لا قوة إلا بالله".
  8. ingin keberkahan = Bershalawatlah atas Nabi SAW.
  9. ingin kebaikan (yang banyak) tanpa rasa lelah = Janganlah simpan kalimat ini, akan tetapi sebarkanlah dan anggaplah sebagai shadaqah jariyah bagimu dan bagi kedua orang tuamu.





shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Koin Penyok

Seorang lelaki berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Saat menyusuri jalanan sepi, kakinya terantuk sesuatu. Ia membungkuk dan menggerutu kecewa.
"Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok." 
Meskipun begitu, ia mengambil dan membawa koin itu ke bank.
"Sebaiknya koin ini anda bawa ke kolektor uang kuno", kata teller itu memberi saran. 
Lelaki itu membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, koinnya dihargai 30 ribu. Lelaki itu begitu senang. Saat lewat toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu obral. Dia pun membeli kayu seharga 30 ribu untuk membuat rak buat istrinya. Dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang. 
Di tengah perjalanan dia melewati bengkel pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu bermutu yang dipanggul lelaki itu. Dia menawarkan lemari 100 ribu untuk menukar kayu itu. Setelah setuju, dia meminjam gerobak untuk membawa pulang lemari itu. 
Dalam perjalanan dia melewati perumahan. Seorang wanita melihat lemari yang indah itu dan menawarnya 2 juta. Lelaki itu ragu-ragu. Si wanita menaikkan tawarannya menjadi 2.5 juta. Lelaki itupun setuju. 
Saat sampai di pintu desa, dia ingin memastikan uangnya. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 2.5 juta. Tiba-tiba seorang perampok datang, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur. Istrinya kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya dan bertanya, 
"Apa yang terjadi? Engkau baik-baik saja kan? Apa yang diambil perampok tadi?" 
Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi". 
Sahabat yang baik.
Bila kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan? Sebaliknya, sepatutnya kita bersyukur atas segala yang telah kita miliki, karena ketika datang dan pergi kita tidak membawa apa-apa. Ingat !
Menderita karena melekat
Bahagia karena melepas
Karena demikianlah hakikat sejatinya kehidupan, apa yang sebenarnya yang kita punya dalam hidup ini? Tidak ada, karena bahkan napas kita saja bukan kepunyaan kita dan tidak bisa kita genggam selamanya.

Hidup itu perubahan dan pasti akan berubah. Saat kehilangan sesuatu  ingatlah kembali, bahwa sesungguhnya kita tidak punya apa-apa. Jadi "kehilangan" itu tidaklah nyata dan tidak akan pernah menyakitkan. KEHILANGAN hanya sebuah TIPUAN PIKIRAN yang penuh dengan ke"aku"an.  Ke"aku"an lah yang membuat kita menderita.

Lahir tidak membawa apa-apa, meninggal pun sendiri, tidak mengajak apa-apa dan siapa-siapa. 

Pada waktunya "let it go", siapapun yang bisa melepas, tidak melekat, tidak menggenggam erat maka dia akan bahagia.

Semoga bermanfaat.




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Hakikat Hidup Dan Perjuangan

Hakikat hidup adalah perjuangan
Hakikat ilmu adalah amalan
Hakikat amanah adalah pengorbanan

Jangan mengeluh meski bersimbah peluh
Jangan menyerah meski terkadang kalah
Pantang mundur meski tubuh akan hancur
Tetap semangat meski dunia seakan kiamat
Selalu bersujud meski dunia mulai carut marut

Jangan pernah lelah dalam menjalankan amanah
Jangan pernah gentar meski ribuan aral terhampar
Jangan pernah mundur meski tubuh hancur lebur
Hanya untuk DIA, DIA, dan DIA
Selalu ada semangat di dalam dada

Kita berjalan berbekalkan iman
Kita melangkah untuk mengusung amanah
Kita beramal untuk kehidupan yang kekal

Di jalan dakwah kita citakan syahadah
Di jalan dakwah kita harapkan berkah
Di jalan dakwah semoga menggapai Jannah

Sahabat surgaku...
Di sinilah rahasianya, keutamaan seseorang yang bisa bertahan dan bersabar dengan kondisi orang sekitarnya, dibanding orang yang menyepi dan tak mau berinteraksi dengan orang lain, karena tidak sabar dengan sikap dan perilaku mereka
“Seorang muslim yang berbaur dengan manusia, lalu ia bersabar atas perilaku buruk mereka, itu lebih baik dari orang yang tidak berbaur dengan manusia dan tidak sabar atas perilaku buruk mereka.”
(HR Ahmad dan Turmudzi)
Sahabat surgaku...
Bila kita bisa menyadari nikmatnya berlelah di jalan dakwah, maka perjalanan kita akan menjadi indah. Pribadi santun yang hadir, jiwa-jiwa yang senantiasa berdzikir, setiap permasalahan akan segera berakhir. Lalu, pohon keimanan kita akan tumbuh mekar dan melambai semilir. Bunga-bunga pun akan merekah hingga bahagia kan terukir

Wallahu musta'an
~Rochma Yulika~




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Mengapa Bayi Pengemis Selalu Tertidur?

Dekat stasiun di sebuah kota besar duduk seorang wanita dengan usia yang tak diketahui. Rambutnya kotor, kepalanya tertunduk dalam kesedihan. Wanita itu duduk di lantai kotor dan di sampingnya terletak sebuah tas. Dalam tas itu orang melempar uang. Di tangan wanita, tidur seorang bayi berusia dua tahun. Bayi itu berpakaian kotor. Banyak orang yang lewat akan memberikan uang. Kami selalu merasa kasihan pada orang kurang beruntung. Kami siap untuk memberikan orang-orang malang itu kemeja terakhir kami, uang terakhir kami di dalam kantong tanpa ragu ragu.

Aku berjalan melewati seorang pengemis selama satu bulan . Tidak memberikan uang, karena saya tahu bahwa ini adalah geng yang dioperasikan dan uang yang dikumpulkan oleh pengemis akan diberikan kepada siapapun yang mengontrol pengemis di daerah tersebut, orang-orang yang memiliki banyak properti mewah dan mobil.

Sebulan kemudian, saya berjalan melewati pengemis, seketika saya merasa terkejut. Saya di persimpangan yang sibuk, menatap bayi, berpakaian seperti biasa yang sangat kotor. Saya menyadari bahwa itu tampak aneh, menemukan seorang anak kecil di sebuah stasiun  kotor dari pagi hingga sore. Bayinya tidur. Tidak pernah menangis atau menjerit , selalu tertidur, mengubur wajahnya di lutut seorang wanita yang disebut ibunya.

Apakah salah satu dari Anda memiliki anak-anak antara usia 1 sampai 3? Apakah Anda ingat bagaimana mereka tidak dapat tidur lebih dari 2 jam pada suatu waktu? Namun, anak-anak ini selalu tertidur. Selalu! Oleh karena itu kecurigaan saya tumbuh.

"Kenapa dia tidur sepanjang waktu?" Aku bertanya (kepada pengemis), menatap bayi.

Pengemis pura-pura tidak mendengar saya. Dia menunduk dan menyembunyikan wajahnya di kerah jaket lusuhnya. Saya mengulangi pertanyaan itu. Wanita itu mendongak , melhat saya, seakan kesal dengan pertanyaan saya. "B*ngs*t" , bibirnya bergumam.

Di belakangku seseorang menaruh tangannya di bahuku. Aku menoleh ke belakang . Seorang pria tua itu menatapku tidak setuju: "Apa yang Anda inginkan darinya? kamu tidak melihat seberapa keras kehidupannya?." Dia mengambil beberapa koin dari sakunya dan melemparkannya ke kantong pengemis tersebut. Pengemis itu menunjukkan raut wajah-wajah berterima kasih dan kesedihan pada umumnya. Orang itu melepaskan tangannya dari bahuku dan berjalan keluar dari stasiun.

Hari berikutnya aku menelepon teman. Dari teman saya, saya berhasil menemukan bahwa pengemis itu adalah bisnis, meskipun terlihat spontanitas, jelas terorganisir dan diawasi oleh lingkaran organisasi kejahatan. Anak-anak yang digunakan adalah anak hasil "menyewa" dari keluarga pecandu alkohol, atau hasil penculikan. 

Saya membutuhkan jawaban atas pertanyaan -mengapa bayi tidur?- Dan saya mendapatkannya. Teman saya mengatakan kepada saya dengan suara tenang, "Mereka diberikan heroin, atau vodka"
Aku tercengang . "Siapa yang diberikan heroin atau vodka?!"
Dia menjawab, "Anak itu, sehingga ia tidak berteriak. Wanita itu akan duduk sepanjang hari dengan dia, bayangkan bagaimana anak itu mungkin bosan?"

Dalam rangka untuk membuat bayi tidur sepanjang hari, ia dicekokin dengan vodka atau obat-obatan. Tentu saja, tubuh anak-anak tidak mampu mengatasi bahan-bahan keras tersebut. Dan anak-anak seringkali tewas. Hal yang paling mengerikan kadang-kadang anak-anak meninggal selama "hari kerja" . Seorang "ibu" harus memegang mayat anak kecil di tangannya sampai malam. Ini adalah aturan. Dan oleh orang yang lewat akan diberikan beberapa uang ke kantong pengemis, dan percaya bahwa mereka melakukan perbuatan baik. Membantu ibu tunggal.

Hari berikutnya saya sedang berjalan di dekat stasiun yang sama. Aku membawa identitas jurnalistik, dan sudah siap untuk pembicaraan serius. Sayangnya pembicaraan tidak berhasil. Namun, terjadi hal ini:
Seorang wanita sedang duduk di lantai dan di tangannya seorang anak kecil. Aku bertanya pertanyaan tentang akte kelairan anak, dan yang paling penting, di mana anak kecil kemarin yang ia diabaikan. Kelakuan saya diprotes oleh orang yang lewat. Saya diberitahu bahwa saya sudah gila karena berteriak pada pengemis miskin dengan seorang anak. Pada akhirnya, saya dikawal keluar dari stasiun dalam kehinaan. Satu hal yang tersisa adalah untuk memanggil polisi. Ketika polisi tiba, pengemis dengan bayi menghilang. 

Bila Anda melihat seorang wanita dengan seorang anak, mengemis, berpikir sebelum Anda menyumbangkan. Pikirkan tentang hal itu, jika bukan karena ratusan ribu pemberi sedekah, bisnis seperti ini sudah mati. Bisnis akan mati dan bukan anak-anak. Jangan melihat anak yang sedang tidur dengan kasih sayang. Lihat horor. Karena Anda membaca artikel ini , Anda tahu sekarang mengapa anak tersebut tidur di tangan pengemis.

Silakan berbagi. Dan ketika Anda memutuskan lagi untuk menyumbang ke pengemis, ingat bahwa amal yang anda lakukan bisa jadi kematian bagi si anak.




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Feb 22, 2015

Jangan Pernah Berhenti Untuk Merayu Diri Agar Segera Bangkit

Tanyakanlah pada diri kita :
  • Wahai diri, tidakkah kamu malu kepada Allah Swt? Mengaku cinta kepada Allah Swt tetapi tidak merasa senang berinteraksi dengan Kalam-Nya. Bukankah ketika manusia cinta dengan manusia lain, ia menjadi senang membaca suratnya bahkan berulang-ulang? Mengapa kamu begitu berat dan enggan untuk hidup dengan wahyu Allah Swt? Adakah jaminan bahwa kamu mendapat pahala gratis tanpa beramal sholeh? Dengan apa lagi kamu mampu meraih pahala Allah Swt? Infak cuma sedikit, jihad belum siap, kalau tidak dengan Al-Qur’an, dengan apa lagi?

  • Wahai jiwaku, siapa yang menjamin keamanan dirimu saat gentingnya suasana akhirat? Padahal Rasulullah Saw menjamin bahwa Allah Swt akan memberikan keamanan bagi manusia yang rajin berinteraksi dengan Al-Qur’an, mulai dari sakaratul maut hingga saat melewati shirat.

  • Wahai jiwaku, tidakkah kamu malu kepada Allah Swt? Dengan nikmat-Nya yang demikian banyak, yang diminta maupun tidak, tidakkah kamu bersyukur kepada-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an?

  • Wahai jiwaku, sadarkah kamu ketika Allah Swt dan Rasul-Nya mengajak dirimu memperbanyak hidup bersama Al-Qur’an? Untuk siapakah manfaat amal tersebut? Apakah kamu mengira bahwa dengan banyak membaca Al-Qur’an maka kemuliaan Allah dan Rasul-Nya menjadi bertambah? Dan sebaliknya, jika kamu tidak membaca Al-Qur’an, kemuliaan itu berkurang? Sekali-kali tidak. Semua yang kita baca dan lakukan, kitalah yang paling banyak mendapatkan manfaatnya.

  • Wahai jiwa, tidakkah kamu merasa khawatir dengan dirimu sendiri? Selama ini hidup tanpa al-Qur’an, jatah usia makin sedikit, tabungan amal sholeh masih sedikit, jaminan masuk surga tak ada di tangan. Sampai saat ini belum mampu tilawah rutin satu juz per hari, jangan-jangan Al-Qur’anlah yang tidak mau bersama dirimu karena begitu kotornya dirimu sehingga Al-Qur’an selalu menjauh dari dirimu.

  • Wahai jiwa, tidakkah engkau tergiur untuk mengikuti kehidupan Rasulullah Saw dan para sahabat serta tabiin yang menjadi kenangan sejarah sepanjang zaman dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an? Jika hari ini kamu masih enggan berinteraksi dengan Al-Qur’an apa yang akan dikenang oleh generasi yang akan datang tentang dirimu?

Ungkapan di atas adalah perenungan bagi setiap jiwa, agar hidup kita tidak berlalu begitu saja tanpa makna.
“...Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir. Tentang dunia dan akhirat...” 
(QS. Al-Baqarah : 219 - 220)
Semoga Allah memberi kemampuan bagi kita semua. 
Aamiin yaa Robbal Alamiin
~Ust. Abdul Aziz Abdul Rauf, Lc, Al-Hafidz~




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Di Balik Ketidaktahuan

  • Nabi NUH belum tahu banjir akan datang ketika ia membuat kapal dan ditertawai kaumnya.

  • Nabi IBRAHIM belum tahu akan tersedia domba ketika pisau nyaris memenggal buah hatinya.

  • Nabi MUSA belum tahu laut terbelah saat dia diperintah memukulkan tongkatnya.

Yang mereka tahu adalah bahwa mereka harus patuh pada perintah Allaj dan tanpa berhenti berharap yang terbaik. Ternyata dibalik Ketidaktahuan kita, Allah telah menyiapkan kejutan! Seringkali Allah berkehendak di detik-detik terakhir dalam pengharapan dan ketaatan hamba-hamba-Nya. Jangan kita berkecil hati saat sepertinya belum ada jawaban doa. Karena kadang Allah mencintai kita dengan cara-cara yang kita tidak duga dan kita tidak suka.

Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan!
Lakukan bagianmu saja, dan biarkan Allah akan mengerjakan bagian-Nya.
Tetaplah Percaya.
Tetaplah Berdoa. 
Tetaplah Setia.
Tetaplah meraih Ridho-Nya 
Aamiin




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Nafsu Tersembunyi

Beberapa pakar sejarah Islam meriwayatkan sebuah kisah menarik. 
Kisah  Ahmad bin Miskin, seorang ulama abad ke-3 Hijriyah dari kota Basrah, Irak. 

Menuturkan lembaran episode hidupnya, Ahmad bin Miskin bercerita :
Aku pernah diuji dengan kemiskinan pada tahun 219 Hijriyah. Saat itu, aku sama sekali tidak memiliki apapun, sementara aku harus menafkahi seorang istri dan seorang anak. Lilitan hebat rasa lapar terbiasa mengiringi hari-hari kami. Maka aku berazam untuk menjual rumah dan pindah ke tempat lain. Akupun berjalan mencari orang yang bersedia membeli rumahku. 

Bertemulah aku dengan sahabatku Abu Nashr dan kuceritakan kondisiku. Lantas, dia malah memberiku 2 lembar roti isi manisan dan berkata: "berikan makanan ini kepada keluargamu." 

Di tengah perjalanan pulang, aku berpapasan dengan seorang wanita fakir bersama anaknya, tatapannya jatuh pada kedua lembar rotiku. Dengan memelas dia memohon: "Tuanku, anak yatim ini belum makan, tak kuasa menahan siksa lapar. Tolong beri dia sesuatu yang bisa dia makan, semoga Allah merahmati Tuan." Sementara itu, si anak menatapku polos dengan tatapan yang takkan kulupakan sepanjang hayat. Tatapan matanya menghanyutkan akalku dalam khayalan ukhrowi, seolah-olah surga turun ke bumi, menawarkan dirinya kepada siapapun yang ingin meminangnya, dengan mahar mengenyangkan anak yatim miskin dan ibunya ini. Tanpa ragu sedetikpun, kuserahkan semua yang ada ditanganku. "Ambillah, beri dia makan", kataku pada si ibu. Demi Allah, padahal waktu itu tak sepeserpun dinar atau dirham kumiliki. Sementara di rumah, keluargaku sangat membutuhkan makanan itu. Spontan, si ibu tak kuasa membendung air mata dan si kecilpun tersenyum indah bak purnama. 

Kutinggalkan mereka berdua dan kulanjutkan langkah gontaiku, sementara beban hidup terus bergelayutan dipikiranku. Sejenak, kusandarkan tubuh ini di sebuah dinding, sambil terus memikirkan rencanaku menjual rumah. Dalam posisi seperti itu, tiba tiba Abu Nashr terbang kegirangan mendatangiku. 
"Hei, Abu Muhammad! Kenapa kau duduk-duduk di sini sementara limpahan harta sedang memenuhi rumahmu?", tanyanya. 
"Subhanallah....!", jawabku kaget. "Dari mana datangnya?"
"Tadi ada pria datang dari Khurasan. Dia bertanya tanya tentang ayahmu atau siapapun yang punya hubungan kerabat dengannya. Dia membawa berduyun-duyun angkutan barang penuh berisi harta", ujarnya.
"Terus?", tanyaku keheranan.
"Dia itu dahulu saudagar kaya di Bashroh ini. Kawan ayahmu. Dulu ayahmu pernah menitipkan kepadanya harta yang telah ia kumpulkan selama 30 tahun. Lantas dia rugi besar dan bangkrut. Semua hartanya musnah, termasuk harta ayahmu. Lalu dia lari meninggalkan kota ini menuju Khurasan. Di sana, kondisi ekonominya berangsur-angsur membaik. Bisnisnya melejit sukses. Kesulitan hidupnya perlahan lahan pergi, berganti dengan limpahan kekayaan. Lantas dia kembali ke kota ini, ingin meminta maaf dan memohon keikhlasan ayahmu atau keluarganya atas kesalahannya yang lalu. Maka sekarang, dia datang membawa seluruh harta hasil keuntungan niaganya yang telah dia kumpulkan selama 30 tahun berbisnis. Dia ingin berikan semuanya kepadamu, berharap ayahmu dan keluarganya berkenan memaafkannya." 


Mengisahkan awal episode baru hidupnya, Ahmad bin Miskin berujar :
"Kalimat puji dan syukur kepada-Nya berdesakan meluncur dari lisanku. Sebagai bentuk syukurku, segera kucari wanita faqir dan anaknya tadi. Aku menyantuni dan menanggung biaya hidup mereka seumur hidup. Aku pun terjun di dunia bisnis seraya menyibukkan diri dengan kegiatan sosial, sedekah, santunan dan berbagai bentuk amal shalih. Adapun hartaku, dia terus bertambah ruah tanpa berkurang. Tanpa sadar, aku merasa takjub dengan amal shalihku. Aku merasa, telah mengukir lembaran catatan malaikat dengan hiasan amal kebaikan. Ada semacam harapan pasti dalam diri, bahwa namaku mungkin telah tertulis di sisi Allah dalam daftar orang orang shalih. 

Suatu malam, aku tidur dan bermimpi. 
Aku lihat, diriku tengah berhadapan dengan hari kiamat. Aku juga lihat, manusia bagaikan ombak, bertumpuk dan berbenturan satu sama lain. Aku juga lihat, badan mereka membesar. Dosa dosa pada hari itu berwujud dan berupa, dan setiap orang memanggul dosa dosa itu masing-masing di punggungnya. Bahkan aku melihat, ada seorang pendosa yang memanggul di punggungnya beban besar seukuran KOTA (kota tempat tinggal, pent), isinya hanyalah dosa-dosa dan hal hal yang menghinakan. 

Kemudian, timbangan amal pun ditegakkan, dan tiba giliranku untuk perhitungan amal. Seluruh amal burukku ditaruh di salah satu daun timbangan, sedangkan amal baikku di daun timbangan yang lain. Ternyata, amal burukku jauh lebih berat daripada amal baikku. Tapi ternyata, perhitungan belum selesai. Mereka mulai menaruh satu persatu berbagai jenis amal baik yang pernah kulakukan. Namun alangkah ruginya, ternyata dibalik semua amal itu terdapat NAFSU TERSEMBUNYI. Nafsu tersembunyi itu adalah riya, ingin dipuji, merasa bangga dengan amal shalih. Semua itu membuat amalku tak berharga. Lebih buruk lagi, ternyata tidak ada satupun amalku yang lepas dari nafsu-nafsu itu. Aku putus asa. Aku yakin aku akan binasa. Aku tidak punya alasan lagi untuk selamat dari siksa neraka. 

Tiba-tiba, aku mendengar suara, "masihkah orang ini punya amal baik?"
"Masih", jawab seseorang. "Masih tersisa ini."

Aku pun penasaran, amal baik apa gerangan yang masih tersisa? Aku berusaha melihatnya. Ternyata, itu HANYALAH dua lembar roti isi manisan yang pernah kusedekahkan kepada wanita fakir dan anaknya. Habis sudah harapanku. Sekarang aku benar-benar yakin akan binasa sejadi jadinya. Bagaimana mungkin dua lembar roti ini menyelamatkanku, sedangkan dulu aku pernah bersedekah 100 dinar sekali sedekah (100 dinar = +/- 425 gram emas), dan itu tidak berguna sedikit pun. Aku merasa benar benar tertipu habis habisan.

Segera 2 lembar roti itu ditaruh di timbanganku. Tak kusangka, ternyata timbangan kebaikanku bergerak turun sedikit demi sedikit, dan terus bergerak turun sampai-sampai lebih berat sedikit dibandingkan timbangan kejelekan. Tak sampai disitu, tenyata masih ada lagi amal baikku. Yaitu berupa air mata wanita faqir itu yang mengalir saat aku berikan sedekah. Air mata tak terbendung yang mengalir kala terenyuh akan kebaikanku. Aku, yang kala itu lebih mementingkan dia dan anaknya dibanding keluargaku. Sungguh tak terbayang, saat air mata itu ditaruh, ternyata timbangan baikku semakin turun dan terus turun. Hingga akhirnya aku mendengar seseorang berkata, "Orang ini telah selamat."


Adakah terselip dlm hati kita hawa nafsu ingin dilihat hebat oleh orang lain pada amal-amal perbuatan kita?
Buang sekarang keinginan itu. Biarkan hanya untuk Allah saja. Karena segala sesuatu yang selain karena-Nya hanya tipuan kosong belaka.  Astaghfirullah.




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Feb 21, 2015

Hadits Tentang Iman, Islam dan Ihsan

عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال : بينما نحن جلوس عند رسول الله صلى الله عليه وسلم ذات يوم إذ طلع علينا رجل شديد بياض الثياب شديد سواد الشعر , لا يرى عليه أثر السفر , ولا يعرفه منا أحد حتى جلس إلى النبي صلى الله عليه وسلم فأسند ركبته إلى ركبتيه ووضح كفيه على فخذيه , وقال : يا محمد أخبرني عن الإسلام , فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم " الإسلام أن تشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وتقيم الصلاة وتؤتي الزكاة وتصوم رمضان وتحج البيت إن استطعت إليه سبيلا " قال صدقت فعجبا له يسأله ويصدقه , قال : أخبرني عن الإيمان قال " أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر وتؤمن بالقدر خيره وشره " قال : صدقت , قال : فأخبرني عن الإحسان , قال " أن تعبد الله كأنك تراه , فإن لم تكن تراه فإنه يراك " قال , فأخبرني عن الساعة , قال " ما المسئول بأعلم من السائل " قال فأخبرني عن اماراتها . قال " أن تلد الأمة ربتها وأن ترى الحفاة العراة العالة رعاء الشاء يتطاولون في البنيان " . ثم انطلق فلبث مليا , ثم قال " يا عمر , أتدري من السائل ؟" , قلت : الله ورسوله أعلم , قال " فإنه جبريل أتاكم يعلمكم دينكم " رواه مسلم
Dari Umar bin Al-Khathab radhiallahu 'anh, dia berkata: ketika kami tengah berada di majelis bersama Rasulullah pada suatu hari, tiba-tiba tampak dihadapan kami seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan jauh dan tidak seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Lalu ia duduk di hadapan Rasulullah dan menyandarkan lututnya pada lutut Rasulullah dan meletakkan tangannya diatas paha Rasulullah, selanjutnya ia berkata," Hai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam " Rasulullah menjawab,"Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya. " Orang itu berkata, "Engkau benar," kami pun heran, ia bertanya lalu membenarkannya. Orang itu berkata lagi," Beritahukan kepadaku tentang Iman" Rasulullah menjawab, "Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan-Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk". Orang tadi berkata, " Engkau benar". Orang itu berkata lagi," Beritahukan kepadaku tentang Ihsan" Rasulullah menjawab, "Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu." Orang itu berkata lagi, "Beritahukan kepadaku tentang kiamat" Rasulullah menjawab," Orang yang ditanya itu tidak lebih tahu dari yang bertanya." Selanjutnya orang itu berkata lagi, "Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya" Rasulullah menjawab," Jika hamba perempuan telah melahirkan tuan puterinya, jika engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, tidak berbaju, miskin dan penggembala kambing, berlomba-lomba mendirikan bangunan." Kemudian pergilah ia, aku tetap tinggal beberapa lama kemudian Rasulullah berkata kepadaku, "Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya itu? "Saya menjawab," Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui" Rasulullah berkata," Ia adalah Jibril, dia datang untuk mengajarkan kepadamu tentang agama kepadamu."
(Muslim no. 8)
Hadits ini sangat berharga karena mencakup semua fungsi perbuatan lahiriah dan bathiniah, serta menjadi tempat merujuk bagi semua ilmu syari’at dan menjadi sumbernya. Oleh sebab itu hadits ini menjadi induk ilmu sunnah.

Hadits ini menunjukkan adanya contoh berpakaian yang bagus, berperilaku yang baik dan bersih ketika datang kepada ulama, orang terhormat atau penguasa, karena jibril datang untuk mengajarkan agama kepada manusia dalam keadaan seperti itu.
Kalimat “Ia meletakkan kedua telapak tangannya diatas kedua paha beliau, lalu ia berkata : "Wahai Muhammad...” adalah riwayat yang masyhur. Nasa’i meriwayatkan dengan kalimat, “Dan ia meletakkan kedua tangannya pada kedua lutut Rasulullah...” Dengan demikian yang dimaksud kedua pahanya adalah kedua lututnya.

Dari hadits ini dipahami bahwa islam dan iman adalah dua hal yang berbeda, baik secara bahasa maupun syari’at. Namun terkadang, dalam pengertian syari’at, kata islam dipakai dengan makna iman dan sebaliknya.
Kalimat, “Kami heran, dia bertanya tetapi dia sendiri yang membenarkannya...” mereka para shahabat Rasulullah menjadi heran atas kejadian tersebut, karena orang yang datang kepada Rasulullah hanya dikenal oleh beliau dan orang itu belum pernah mereka ketahui bertemu dengan Rasulullah dan mendengarkan sabda beliau. Kemudian ia mengajukan pertanyaan yang ia sendiri sudah tahu jawabannya bahkan membenarkannya, sehingga orang-orang heran dengan kejadian itu.

Kalimat, “Engkau beriman kepada Allah, kepada para malaikat-Nya, dan kepada kitab-kitab-Nya...” Iman kepada Allah yaitu mengakui bahwa Allah itu ada dan mempunyai sifat-sifat Agung serta sempurna, bersih dari sifat kekurangan,. Dia tunggal, benar, memenuhi segala kebutuhan makhluk-Nya, tidak ada yang setara dengan Dia, pencipta segala makhluk, bertindak sesuai kehendak-Nya dan melakukan segala kekuasaan-Nya sesuai keinginan-Nya. Iman kepada Malaikat, maksudnya mengakui bahwa para malaikat adalah hamba Allah yang mulia, tidak mendahului sebelum ada perintah, dan selalu melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya. Iman kepada Para Rasul Allah, maksudnya mengakui bahwa mereka jujur dalam menyampaikan segala keterangan yang diterima dari Allah dan mereka diberi mukjizat yang mengukuhkan kebenarannya, menyampaikan semua ajaran yang diterimanya, menjelaskan kepada orang-orang mukalaf apa-apa yang Allah perintahkan kepada mereka. Para Rasul Allah wajib dimuliakan dan tidak boleh dibeda-bedakan. Iman kepada hari Akhir, maksudnya mengakui adanya kiamat, termasuk hidup setelah mati, berkumpul dipadang Mahsyar, adanya perhitungan dan timbangan amal, menempuh jembatan antara surga dan neraka, serta adanya Surga dan Neraka, dan juga mengakui hal-hal lain yang tersebut dalam Qur’an dan Hadits Rasulullah. Iman kepada taqdir yaitu mengakui semua yang tersebut diatas, ringkasnya tersebut dalam firman Allah : “Allah menciptakan kamu dan semua perbuatan kamu” dan dalam QS. Al-Qamar : 49, “Sungguh segala sesuatu telah kami ciptakan dengan ukuran tertentu” dan di ayat-ayat yang lain. Demikian juga dalam Hadits Rasulullah, Dari Ibnu Abbas, “Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk memberikan suatu keuntungan kepadamu, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang Allah telah tetapkan pada dirimu. Sekiranya merekapun berkumpul untuk melakukan suatu yang membahayakan dirimu, niscaya tidak akan membahayakan dirimu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Segenap pena diangkat dan lembaran-lembaran telah kering” (QS. Ash-Shaffaat : 96)

Para Ulama mengatakan, Barangsiapa membenarkan segala urusan dengan sungguh-sungguh lagi penuh keyakinan tidak sedikitpun terbersit keraguan, maka dia adalah mukmin sejati.
Kalimat, “Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya...” Pada pokoknya merujuk pada kekhusyu’an dalam beribadah, memperhatikan hak Allah dan menyadari adanya pengawasan Allah kepadanya serta keagungan dan kebesaran Allah selama menjalankan ibadah.

Kalimat, “Beritahukan kepadaku tanda-tandanya? sabda beliau : Budak perempuan melahirkan anak tuannya” maksudnya kaum muslimin kelak akan menguasai negeri kafir, sehingga banyak tawanan, maka budak-budak banyak melahirkan anak tuannya dan anak ini akan menempati posisi majikan karena kedudukan bapaknya. Hal ini menjadi sebagian tanda-tanda kiamat. Ada juga yang mengatakan bahwa itu menunjukkan kerusakan umat manusia sehingga orang-orang terhormat menjual budak yang menjadi ibu dari anak-anaknya, sehingga berpindah-pindah tangan yang mungkin sekali akan jatuh ke tangan anak kandungnya tanpa disadarinya.

Hadits ini juga menyatakan adanya larangan berlomba-lomba membangun bangunan yang sama sekali tidak dibutuhkan. Sebagaimana sabda Rasulullah, ”Anak adam diberi pahala untuk setiap belanja yang dikeluarkannya kecuali belanja untuk mendirikan bangunan.”

Kalimat, “Penggembala Domba” secara khusus disebutkan karena merekalah yang merupakan golongan badui yang paling lemah sehingga umumnya tidak mampu mendirikan bangunan, berbeda dengan para pemilik onta yang umumnya orang terhormat.

Kalimat, “Saya tetap tinggal beberapa lama” maksudnya Umar radhiallahu 'anh tetap tinggal di tempat itu beberapa lama setelah orang yang bertanya pergi, dalam riwayat yang lain yang dimaksud tetap tinggal adalah Rasulullah.

Kalimat, “Ia datang kepada kamu sekalian untuk mengajarkan agamamu” maksudnya mengajarkan pokok-pokok agamamu, demikian kata Syaikh Muhyidin An Nawawi dalam syarah shahih muslim. Isi hadits ini yang terpenting adalah penjelasan islam, iman dan ihsan, serta kewajiban beriman kepada Taqdir Allah Ta'ala.

Sesungguhnya keimanan seseorang dapat bertambah dan berkurang, QS. Al-Fath : 4, “Untuk menambah keimanan mereka pada keimanan yang sudah ada sebelumnya”. Imam Bukhari menyebutkan dalam kitab shahihnya bahwa ibnu Abu Mulaikah berkata, “Aku temukan ada 30 orang shahabat Rasulullah yang khawatir ada sifat kemunafikan dalam dirinya. Tidak ada seorangpun dari mereka yang berani mengatakan bahwa ia memiliki keimanan seperti halnya keimanan Jibril dan Mikail ‘alaihimus salaam”

Kata iman mencakup pengertian kata islam dan semua bentuk ketaatan yang tersebut dalam hadits ini, karena semua hal tersebut merupakan perwujudan dari keyakinan yang ada dalam bathin yang menjadi tempat keimanan. Oleh karena itu kata Mukmin secara mutlak tidak dapat diterapkan pada orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar atau meninggalkan kewajiban agama, sebab suatu istilah harus menunjukkan pengertian yang lengkap dan tidak boleh dikurangi, kecuali dengan maksud tertentu. Juga dibolehkan menggunakan kata Tidak beriman sebagaimana pengertian hadits Rasulullah, “Seseorang tidak berzina ketika dia beriman dan tidak mencuri ketika dia beriman” maksudnya seseorang dikatakan tidak beriman ketika berzina atau ketika dia mencuri.

Kata islam mencakup makna iman dan makna ketaatan, syaikh Abu ‘Umar berkata, “kata iman dan islam terkadang pengertiannya sama terkadang berbeda. Setiap mukmin adalah muslim dan tidak setiap muslim adalah mukmin” ia berkata, “pernyataan seperti ini sesuai dengan kebenaran” Keterangan-keterangan Al-Qur’an dan Assunnah berkenaan dengan iman dan islam sering dipahami keliru oleh orang-orang awam. Apa yang telah kami jelaskan diatas telah sesuai dengan pendirian jumhur ulama ahli hadits dan  lain-lain.

Wallahu a'lam




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Bentuk Riyaa’ Terselubung

Syaitan tidak berhenti berusaha menjadikan amalan anak Adam tidak bernilai di sisi Allah. Diantara cara jitu syaitan adalah menjerumuskan anak Adam dalam berbagai model riyaa’. Sehingga sebagian orang “kreatif” dalam melakukan riyaa’, yaitu riyaa’ yang sangat halus dan terselubung. 

Diantara contoh kreatif riyaa’ tersebut adalah :
  • Seseorang menceritakan keburukan orang lain, seperti pelitnya orang lain, atau malas sholat malamnya, tidak rajin menuntut ilmu, dengan maksud agar para pendengar paham bahwasanya ia tidaklah demikian. Ia adalah seorang yang dermawan, rajin sholat malam, dan rajin menuntut ilmu. Secara tersirat ia ingin para pendengar mengetahui akan amal ibadahnya. Model yang pertama ini adalah model riya’ terselubung yang terburuk, dimana ia telah terjerumus dalam dua dosa, yaitu mengghibahi saudaranya dan riyaa’, dan keduanya merupakan dosa besar. Selain itu ia telah menjadikan saudaranya yang ia ghibahi menjadi korban demi memamerkan amalan sholehnya

  • Seseorang menceritakan nikmat dan karunia yang banyak yang telah Allah berikan kepadanya, akan tetapi dengan maksud agar para pendengar paham bahwa ia adalah seorang yang sholeh, karenanya ia berhak untuk dimuliakan oleh Allah dengan memberikan banyak karunia kepadanya.

  • Memuji gurunya dengan pujian setinggi langit agar ia juga terkena imbas pujian tersebut, karena ia adalah murid sang guru yang ia puji setinggi langit tersebut. Pada hakikatnya ia sedang berusaha untuk memuji dirinya sendiri, bahkan terkadang ia memuji secara langsung tanpa ia sadari. Seperti ia mengatakan, “Syaikh Fulan / Ustadz Fulan luar biasa ilmunya, sangat tinggi ilmunya mengalahkan syaikh-syaikh/ustadz-ustadz yang lain. Alhamdulillah saya telah menimba ilmunya tersebut selama sekian tahun.”

  • Merendahkan diri tapi dalam rangka untuk riyaa’, agar dipuji bahwasanya ia adalah seorang yang low profile. Inilah yang disebut dengan “Merendahkan diri demi meninggikan mutu”.

  • Menyatakan kegembiraan akan keberhasilan dakwah, seperti banyaknya orang yang menghadiri pengajian, atau banyaknya orang yang mendapatkan hidayah dan sadar, akan tetapi dengan niat untuk menunjukkan bahwasanya keberhasilan tersebut karena kepintaran dia dalam berdakwah
  • Ia menyebutkan bahwasanya orang-orang yang menyelisihinya mendapatkan musibah. Ia ingin menjelaskan bahwasanya ia adalah seorang wali Allah yang barang siapa yang mengganggunya akan disiksa atau diadzab oleh Allah. Ini adalah bentuk tazkiyah (merekomendasi) diri sendiri yang terselubung.

  • Ia menunjukkan dan memamerkan kedekatannya terhadap para dai/ustadz, seakan-akan bahwa dengan dekatnya dia dengan para ustadz menunjukkan ia adalah orang yang sholeh dan disenangi para ustadz. Padahal kemuliaan di sisi Allah bukan diukur dari dekatnya seseorang terhadap ustadz atau syaikh, akan tetapi dari ketakwaan. Ternyata kedekatan terhadap ustadz juga bisa menjadi ajang pamer dan persaingan.

  • Seseorang yang berpoligami lalu ia memamerkan poligaminya tersebut. Jika ia berkenalan dengan orang lain, serta merta ia sebutkan bahwasanya istrinya ada 2 atau 3 atau 4. Ia berdalih ingin menyiarkan sunnah, akan tetapi ternyata dalam hatinya ingin pamer. Poligami merupakan ibadah, maka memamerkan ibadah juga termasuk dalam riyaa’.

Inilah sebagian bentuk riyaa’ terselubung, semoga Allah melindungi kita dari terjerumus dalam bentuk-bentuk riyaa’ terselubung tersebut. Tidak perlu kita menuduh orang terjerumus dalam riyaa’ akan tetapi tujuan kita adalah untuk mengoreksi diri sendiri.

Hanya kepada Allah-lah tempat meminta hidayah dan taufiiq.
قال الحسن البصري رحمه الله : فساد القلوب متولد من ستة أشياء، أولها: يذنبون برجاء التوبة، ويتعلمون العلم ولا يعملون به، وإذا عملوا لا يخلصون، ويأكلون رزق الله ولا يشكرون، ولا يرضون بقسمة الله، ويدفنون موتاهم ولا يعتبرون.

Hasan Al Bashri berkata : Rusaknya Hati disebabkan karena 6 hal:
  1. Selalu berbuat dosa dengan mengharapkan ampunan
  2. Mempelajari suatu ilmu tanpa diamalkan
  3. Ketika beramal tidak ikhlas
  4. Makan rezeki Allah tapi tidak bersyukur
  5. Tidak ridha dengan pemberian Allah
  6. Mengubur jenazah namun tidak menjadikannya sebagai ibrah

Mu'adz bin Jabal ra. menuturkan:
كنت ريف النبي عل حمار، فقال لي: يا معاذ، اتدري ماحق الله عل العبادوماحق العباد عل الله؟ قلت: الله ورسوله اعلم. قال: حق الله العبد ان يعبدوه ولا يسركوابه شيىا، وحق العبد عل الله ان لا يعذب من لا يسرك به سيعا، قلت: يا رسول الله افلا ابشر الناس؟ لا تبشر هم فيتكلوا.
"Aku pernah dibonceng Nabi saw. diatas seekor keledai. Lalu beliau berkata kepadaku, 'Hai Mu'adz, tahukah kamu apa hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya dan apa hak para hamba yang pasti dipenuhi Allah? 'Aku menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.' Beliau pun berkata: 'Hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya ialah supaya mereka beribadah kepadaNya saja dan tidak berbuat syirik sedikitpun kepada-Nya; sedangkan hak para hamba yang pasti dipenuhi Allah adalah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang yang tidak berbuat syirik sedikitpun kepada-Nya.' Aku bertanya, 'Yaa Rasulullah, tidak perlukah aku menyampaikan kabar gembira ini kepada orang-orang?' Beliau menjawab: 'Janganlah kamu menyampaikan kabar gembira ini kepada mereka, sehingga mereka tadi akan bersikap menyandarkan diri." 
(HR. al-Bukhari dan Muslim dalam Shahih mereka)

Tidak diketahui oleh sebagian besar para sahabat, karena Rasulullah menyuruh Mu'adz agar tidak memberitahukan kepada mereka, dengan alasan beliau khawatir kalau mereka nanti akan bersikap menyandarkan diri kepada keluasan rahmat Allah sehingga tidak mau berlomba-lomba dalam mengerjakan amal sholeh. Maka Mu'adz pun tidak memberitahukan masalah tersebut kecuali diakhir hayatnya dengan rasa berdosa (kalau beliau wafat sebelum menyampaikannya). Oleh sebab itu, di masa hidup Mu'adz masalah ini tidak diketahui oleh kebanyakan sahabat.
~Ustadz Firanda Andirja, MA~ 




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Tiga Perkara Yang Memudahkan Masuk Surga

Abu Hurairah Radiyallahu'anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda : 
Ada tiga perkara yang siapapun memilikinya maka ALLAH akan menghisab dirinya dengan penghisaban yang mudah dan ringan serta memasukkan dirinya ke dalam surga-NYA dengan Rahmat-NYA, yaitu :
  1. Engkau memberi kepada orang yang tidak pernah memberi kepadamu
  2. Engkau memaafkan orang yang telah mendzalimimu
  3. Dan Engkau menyambungkan hubungan silaturahmi dengan orang yang memutuskannya

(HR Al-Hakim,Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani)




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Feb 20, 2015

Istiqomahan dalam keikhlasan

Pesan yang ada di dalam surah An-Naas dan Al-Falaq
  1. Surah An-Naas : Kita berlindung kepada Allah dengan menyebut tiga sifat-Nya (Rabb/ pengatur/pembimbing, Malik/raja, ilaah/sesembahan) untuk satu faktor internal yang ada di dalam diri kita, yaitu hati.
  2. Surah Al-Falaq : Kita berlindung kepada Allah dengan satu nama-Nya (Rabb Yang Menguasai Shubuh),  dari tiga faktor luar di dalam diri kita yang Dia ciptakan,  (dari malam yang mencekam, dari penyihir, dan dari kejahatan pendengki)

Artinya tantangan yang ada di dalam diri kita, sebetulnya jauh lebih besar dari tantangan yang ada di luar. Itu sebabnya untuk apa yang ada di dalam diri, yakni hati, kita berlindung dengan tiga nama-Nya, yakni sebagai Rabb, Malik, dan Ilaah. Padahal untuk sejumlah tantangan di luar diri kita, kita cukup berlindung dengan satu nama-Nya yakni Dzat Yang Menguasai Shubuh. Oleh karena itulah ia menjadi sangat penting. Karena ia adalah panglima bagi diri kita.
Idza shalahat shalahal jasadu kulluh
Wa idza fasadat fasadal jasadu kulluh
 Apabila ia baik, maka baik seluruhnya
Apabila ia buruk, buruk seluruhnya
Kebahagiaan letaknya ada di sana. Ada di hati. Ada pada hati yang teguh mengimani qadha dan qadar. Ada pada hati yang qanaah atas rezeki yang ia terima. Ada pada hati yang syukur dan sabar. Ada pada hati yang lapang. 

Ada satu nasihat dari seorang ulama, pimpinan pondok pesantren yang selalu saya ingat:
"Lapangkanlah hatimu, Lapang, selapang sabana (padang rumput nan luas). Sekalipun disana ada gajah, jerapah, macan, dsb. Niscaya sabana itu akan tetap luas. Tetapi jika hati kita sempit. Sempit, sesempit kamar-kamar tidur kita. Jangankan seekor jerapah. Seekor ayam sudah bisa membuatnya menjadi sempit. Luaskanlah hatimu. Luas, seluas samudera. Walaupun sampah-sampah itu masuk melalui muara, niscaya air samudera itu tetap bening. Tetapi jika hati kita sempit. Sempit, sesempit air di dalam gelas. Jangankan sampah dari sungai, setetes tinta sudah bisa membuatnya keruh. Dan hati yang lapang itu, bisa kita dapat dengan berdzikir. Alaa bi dzikrillahi Tathma'innu al-qulub (Hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang.)"
Ketenangan yang dimaksud adalah ketenangan hakiki. Ketentraman ketika kita "dipeluk" oleh barakah Allah SWT. Diterangi oleh cahaya Dia yang tidak pernah redup tersebab kita senantiasa berdekat-dengan dengan-Nya. Ada satu kisah menarik mengenai cara mendekat kepada-Nya, yakni dengan memiliki amal-amal rahasia.

Seperti yang dicontohkan oleh Ali bin Hussein yang memanggul karung berisi gandum di atas pundaknya setiap malam. Gandum-gandum itu ia bagi-bagikan kepada fakir miskin di kegelapan tak bercahaya karena ingin hanya dia dan Allah yang tahu. Orang-orang miskin pada masa itu tidak ada yang tahu, siapa yang selama ini senantiasa membagi-bagikan gandum kepada penduduk di tengah gelap. Maka ketika Ali bin Hussein meninggal, bantuan itu terhenti. Barulah penduduk madinah tahu bahwa selama ini yang membagi-bagikan gandum adalah ia. Bahkan, diceritakan ketika Ali bin Hussein meninggal, terlihatlah di punggungnya bekas-bekas guratan karena memikul karungan gandum ke rumah orang-orang miskin.

Demikianlah menjaga hati. Sedemikian sulitnya hingga kita perlu punya amal-amal rahasia. Biarkan "hanya aku dan Allah" yang tahu. Sebagai bekal di akhirat kelak. Karena siapa yang tahu, khawatir amal-amal yang lain ternoda oleh ketidakikhlasan. Ikhlashul ubbad, ikhalsul muhibbin fan ikhlasul  muqarabin adalah kombinasi perspektif ikhlash menurut syaikh ibn Ata'illah Assakandary dengan Syaikh Abdurrahman shiddiq al-banjari.

Ikhlashul ubbad adalah seseorang beribadah kepada Allah dengan mengharapkan pahala, surga, ampunan, dan balasan-balasan lainnya.
Ini adalah ikhlasul ubbad atau ikhlashnya para hamba. Allah tahu bahwa manusia bersifat pamrih, maka ketika mereka berbuat kebaikan atau beribadah, Allah berikan pada mereka apa-apa yang mereka ingini sekalipun Allah tak butuh itu. Seperti sesiapa membangun masjid di bumi maka Allah  akan bangunkan baginya istana di surga. Barang siapa membaca Al-Quran maka pada tiap hurufnya 1 kebaikan bermisal 10 kebaikan, dst. Sesiapa berinfaq maka Allah akan balas 700x lipat. Sesiapa beribadah kepada Allah dengan motivasi-motivasi tersebut, maka ia termasuk ikhlash, yakni ikhlashnya para hamba.

Ikhlashul muhibbin yaitu ikhlashnya para pecinta Allah. 
Siapa mereka? Mereka adalah orang-orang yang beribadah kepada Allah, tetapi semuanya hanya karena Allah. Bukan karena yang lain. Mereka beribadah sudah tak lagi pikirkan surga atau pahala-pahala, tapi semata-mata karena sifat kehambaan dan cinta mereka kepada Allah. Semua mereka lakukan hanya karena Allah. Karena jika mereka sudah mendapatkan Allah, semua kenikmatan tak lagi ada artinya. Jika Allah sudah cinta dan ridha, tentulah surga, pahala, dsb tinggal mengikuti. Bukankah pada kenikmatan perjumpaan dengan Allah kelak, nikmatnya surga seakan tak pernah dirasa?

Ikhlasul muqarrabin yaitu ikhlashnya orang-orang yang dekat dengan Allah. 
Mereka beribadah, tetapi menyadari bahwa ibadah mereka bukan karena dirinya. Tapi semata karena kasih sayang Allah kepadanya. Ketika ia shalat tahajjud ia sadari itu karena rahmat Allah. Karena sekiranya Allah tak memudahkan tentu terasa berat ia melangkah tahajjud. Ketika ia berinfaq ia sadari itu hanya karena Allah, karena jika Allah tak memudahkan tentu berat baginya berinfaq. Ketika ia berdzikir ia sadari itu semata hanya karena Allah, karena jika Allah tak rahmati tentu berat terasa lisan akan berdzikir.
Itulah ikhlashul muqarrabin, menyadari kelemahan diri dalam beribadah. Menyadari kehambaan. Menyadari bahwa semua ibadahnya tak berarti. Sebab semua itu sungguh hanya karena rahmat Allah. Sedang dirinya hanyalah hamba yang lemah. Ikhlash inilah yang akan membawa nikmat pada keistiqamahan. Mengajak pada kesadaran bahwa segala amal tak berarti di hadapan-Nya. Ikhlash ini akan jauhi kita dari penyakit-penyakit hati. Sebagaimana dibahas oleh syaikh Abdurrahman Shidiq Albanjari. Seperti riya.

Riya itu ada dua macamnya : 
Riya jaali yakni riya yang terang-terangan
Seseorang melakukan ibadah karena ada orang lain yang melihatnya. Tetapi saat tidak ada orang lain yang melihatnya maka ia tak lakukan amal itu. Ia shalat di masjid ketika ada tamu, padahal ketika tidak ada tamu ia shalat di rumah. Patutlah ia bercermin jangan-jangan ia ke masjid bukan karena Allah, tapi karena ada tamunya.

Riya khaafii adalah riya yang tersembunyi
Yakni seseorang beribadah kepada Allah, baik ketika ada orang yang melihatnya, maupun tak ada orang lain yang melihatnya. Akan tetapi di dalam hatinya ada kecenderungan, ia merasa senang sekiranya ibadahnya itu diketahui oleh org lain. Ia tahajjud, baik ketika ada tamu, ada acara mabit, atau sendiri di rumah. Ia berinfaq, baik ada orang maupun ketika tak ada orang. Ia puasa sunnah, baik orang tahu ataupun tidak. Tapi di harinya ada kecenderungan merasa senang, seandainya orang lain tahu ibadah-ibadah dia itu. Itulah riya khaafii, riya yang samar. Yakni keinginan agar orang lain tahu betapa ia telah beramal sembunyi-sembunyi. 

Selain riya adalah sum'ah
Yaitu seseorang melakukan amal ibadah, kemudian menceritakan amalan itu kepada orang lain agar mendapatkan kebesaran diri. Seperti seseorang yang hendak tidur, ia digoda syetan agar tak wudhu dulu. Maka ia lawan. Ia ambil widhu sebelum tidur. Lalu ia digoda syetan agar tak shalat sunnah, maka ia lawan syetan tersebut dan dirikan shalat sunnah. Lalu ia digoda syetan agar tak membaca doa, maka ia lawan dan ia doa dulu sebelum tidur. Lalu ia bangun jam 2.30 untuk shalat tahajjud, Ia digoda syetan agar tak bangun. Ia lawan dan ia bangun. Ia digoda syetan agar wudhu tak sempurna, ia lawan. Ia digoda syetan agar tahajjud tak khusyu'. Ia lawan. Lalu ia berdzikir menanti shubuh. Ia pun mendapatkan ketenangan karena telah berkali-kali lawan syetan.
Pagi harinya ia ke kantor atau kampus, tadinya ia tak ingin cerita. Tapi syetan menelusup halus. Ia ceritakan betapa nikmat tadi malam saya tahajjud, hati ini terasa damai, teduh. Lalu muncullah bersamaan dengan cerita itu keinginan untuk mdapatkan kebesaran diri, maka itulah sum'ah. Hilanglah pahala tahajjudnya. Padahal ia telah melawan syetan berkali-kali sejak sebelum tidur, tapi ia kalah di garis finish. Demikianlah syetan menelusup halus bekerja dalam senyap. 

Dan terakhir setelah sum'ah, adalah ujub.
Yaitu seorang ahli ibadah, merasa bangga dengan ibadahnya. Seakan ia sudah dekat dengan Allah. 
Padahal seseorang yang dekat dengan Allah justru selalu merasa bahwa dirinya masihlah kotor. Penuh kehinaan di hadapan Allah. Ibadahnya belumlah sempurna. Atau termasuk ujub yaitu seorang 'alim merasa bangga dengan ilmunya. Padahal semakin berilmu semestinya semakin tawadhu', karena semakin banyak yang ia tahu, ia akan sadar bahwa banyak sekali yang ia belum tahu. Ujub adalah penyakit hati. Ia bisa dikikis dengan menjaga keikhlashan.
~Ustad Sigit kamseno~




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Empat Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Al-Qur'an

-Baru saja selesai menghadiri sebuah undangan halal bihalal. Pada sesi tausiyah menghadirkan seseorang yang sukses berkarier di biro iklan di Jakarta. Kisah hidupnya inspiratif. Saya akan tulis disini sebagai pengingat bagi saya sendiri.-
#######
Ketika masih muda, beliau (namanya Pa Ndang) sudah menjadi Creative Director di sebuah advertising agent ternama di Indonesia. 

Ndang muda mendapat ujian berupa penyakit syaraf. Empat tahun menjalani pengobatan di Jakarta namun tak kunjung mendatangkan kesembuhan. Suatu waktu saat ia sedang mengikuti sebuah seminar di Singapura, ia kepikiran "kenapa aku gak sekalian aja berobat ke Mount Elizabeth". Maka ia pun mendatangi rumah sakit yang kerap dikunjungi para artis dan pejabat di Indonesia itu. Ternyata penyakit yang selama empat tahun diobati tak kunjung sembuh, di RS Mount Elizabeth bisa sembuh hanya dalam waktu 2 hari bisa sembuh! Hari pertama pemeriksaan dan diagnosa, hari kedua pengobatan.

Untuk urusan jodoh, ketika masih bujangan, Pa Ndang selalu berdoa diberikan istri sholehah. Padahal beliau mengaku saat itu masih belum terlalu faham agama, hanya ada sedikit bekal dari masa kecilnya ketika sekolah di Madrasah Diniyyah. Allah mengabulkan doanya. Ia diberi seorang istri sholehah, seorang wanita yang akhlaknya baik dan faqih agamanya. Namun kebahagiaan tak berlangsung lama. Dua minggu setelah menikah, istrinya divonis jantungnya bolong dengan diameter 3 cm. Berobat di rumah sakit jantung dalam negeri, dokter mendiagnosa bahwa penyakit istrinya itu tak bisa disembuhkan. Akhirnya ia bawa istrinya ke Singapura. Ternyata uang yang ia bawa hanya separuh dari biaya operasi istrinya. Itupun setelah ia menggadaikan rumah dan mobil. Biaya operasi istrinya itu senilai 20 Corolla baru waktu itu (tahun 1997). 

Pada tahun 2000 mereka dikaruniai seorang putri. Namun lahir dalam keadaan tidak mempunyai pusar alias perutnya bolong. Walhasil, harus dioperasi 2 kali, pertama untuk menyelamatkan hidupnya, yang kedua untuk merapikan hasil operasi yang pertama. Ujian tak cukup sampai disana. Pada tahun 2003, puteri mereka itu mengalami lumpuh total, hanya matanya yang bisa bergerak. Lalu Pa Ndang membawa anaknya itu ke Singapura dan harus menjalani pengobatan selama 2 bulan dengan cara disuntik setiap jam 8 pagi dan jam 4 sore.

Setelah ujian bertubi-tubi itu, ia sempat "marah". Kenapa ini terjadi padanya? Lalu ia bertemu dengan suatu ayat yang isinya menyatakan bahwa apakah engkau merasa beriman padahal engkau belum diuji? Ia pun merenung, apakah ini ujian baginya? Apakah ia selama ini sudah benar-benar beriman? Sedangkan ia menemukan pada awal surat Al-Baqarah bahwa salah satu syarat iman adalah mengimani Al-Qur'an. Sedangkan ia selama ini hampir tidak pernah mengkaji Al-Qur'an, kecuali hanya membaca surat Yasin pada malam jum'at. Padahal buku-buku periklanan yang tebalnya hampir dua kali lipat Al-Qur'an sudah biasa ia lahap.

Maka mulai saat itu ia pun berkomitmen untuk mengkaji Al-Qur'an. Awalnya dari membaca terjemahannya dulu. Dari sanalah ia menemukan bahwa ada 4 kewajiban seorang muslim terhadap Al-Qur'an :
  1. Membacanya dengan tartil
  2. Menghafalnya
  3. Memahami maknanya
  4. Mengamalkannya

Kini ia adalah seorang penghafal Qur'an. Disela kesibukannya yang luar biasa ia masih sempat menghafal setiap hari. Dan 3 kali seminggu ia memanggil Ustadz ke rumahnya untuk mengadakan kajian.
Majalengka, 31 Juli 2014
Ditulis untuk menjadi pengingat bagi diri.
@KangFerdiansyah
-IHQ_Menyampaikan Dengan Hati-




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Feb 19, 2015

Berguru Dari Masa Lalu

Kemarin adalah sejarah
Hari ini adalah anugerah
Esok berharap hadirnya berkah

Kemarin jadi tempat berkaca
Hari ini sebuah realita
Esok hari bagian dari asa

Kemarin bisa jadi bahan cerita
Hari ini isi dengan semangat membara
Dan esok berkarya untuk umat dan agama

Kemarin bisa jadi pelajaran
Hari ini kerja keras kita jadikan kawan
Dan esok jangan tinggalkan doa dan harapan

Sahabat surgaku...
Belajar dari peristiwa yang berlalu untuk menjadikan kita lebih waspada adalah kemestian. Terkadang kita hanya mampu sekedar menyesali yang sudah terjadi, tak mencoba mengambil hikmah dan memahami.

Sahabat surgaku...
Apa yang berlalu bisa kita jadikan guru.
Apa yang terlewat bisa kita jadikan nasihat.
Harapan yang hancur janganlah buat kita kendur.
Harapan yang pupus jangan buat kita makin terjerumus.
Saat-saat sulit itu merupakan kesempatan bagi kita untuk belajar secara langsung dalam sekolah kehidupan ini.

Sesungguhnya orang-orang yang berakal hanya menjadikan masa lalu sebagai pelajaran yang sangat berharga untuk tapak langkahnya ke depan.
Lihat terus ke depan karena ia bagian dari rancangan tuk kesuksesan.
Masa depan tidak hanya ada dalam angan-angan namun masa depan akan ada dalam genggaman.

Dalam Al-Quran dikatakan,
"Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka."
(QS. Muhammad : 25)
Wallahu musta'an
~Rochma Yulika~




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Ahmad Yasin

Ia pemuda biasa. Lahir dari keluarga miskin lagi pengungsi. Ia bermimpi untuk melawan kezhaliman yang mengoyak wajah bumi para Nabi, tanah kelahirannya, sejak pertengahan abad lalu. Suatu hari masih dalam sengatan mimpinya, ia bersama teman-temannya membuat sebuah acara kemah ketangkasan di pantai Gaza. Dan dari sanalah kisah menakjubkan itu dimulai.

Di akhir acara mereka berlomba, mereka saling adu ketahanan. Siapa bisa melakukan head-stand, berdiri dengan kepala dalam jangka waktu terlama, dialah sang pemenang. Sang pemenang berhak digendong bergantian selama perjalanan pulang.

Tiap menit, satu demi satu peserta menyerah. Lalu tinggallah dia sendiri, pemuda itu. Dia masih terus bertumpu di atas kepalanya bahkan sampai beberapa jam kemudian! Gila! Teman-temannya berseru-seru. Tapi tak beranjak. Wajahnya dicobakan untuk tetap tersenyum. Hingga pada satu titik waktu, ia tak tahan lagi. Serasa ada yang meledak di kepalanya. Lalu ia jatuh. Sayangnya saat mencoba bangkit, ia limbung. Ia jatuh lagi. Dan kakinya sulit digerakkan, bahkan serasa tak mampu menahan berat tubuhnya. Hari itu, usianya baru enam belas tahun.

Ia lumpuh di usia remajanya. Tapi mimpinya tak ikut lumpuh. Mimpi itu tetap menyala. Bahkan kian berkobar. Dengan kelumpuhannya ia memilih untuk menjadi guru agama Islam di sebuah sekolah dasar. Dan karena mimpi-mimpinya yang menjulang, murid-muridnya tersengat. Konon, tiap kali ia mengajarkan sesuatu, murid-muridnya bak kerasukan. Mereka begitu bersemangat mengamalkan apa yang dikatakannya.

Suatu hari disinggungnya tentang shalat malam. Maka paginya para wali murid memprotes pihak sekolah karena anak-anak mereka jadi begadang semalaman menantikan sepertiga malam terakhir untuk shalat. Suatu hari, disinggunggnya pula tentang puasa sunnah. Maka para orang tua kelabakan karena hari-hari berikutnya anak-anak mereka yang masih kecil memboikot sarapan pagi dan makan siang untuk berpuasa. Padahal musim panas begitu dahsyat dengan siang panjang bermandikan matahari.

Duhai kekuatan apakah itu, yang ada pada guru lumpuh itu? Itulah kekuatan jiwa. Begitu kokohnya ia hingga jasad yang rapuh itu bagaikan matahari, bersinar meledakkan. Bertahun-tahun dia dipenjara Israel, sampai manusia pun bertanya apa bahayanya orang tua yang lumpuh penyakitan ini? Dokter-dokter di penjara Israel hampir-hampir menganggapnya laboratorium hidup, karena hari tak berganti tanpa bertambahnya jenis penyakit di tubuh sang singa yang berkursi roda.

Inilah lelaki yang ditakuti Israel. Bukan yang seperti Rambo. Bukan hanya badannya sekekar Ade Rai. Hanya seorang lelaki lumpuh berkursi roda yang bicara pun terbata-bata. Suaranya juga kecil hampir kehabisan bunyi. Tapi kekuatan jiwa itulah, jiwa yang dipenuhi mimpi, keyakinan pada janji ilahi, membuatnya begitu perkasa, begitu berwibawa di hadapan jutaan pasukan bersenjata lengkap berkendara lapis baja. Perkenalkan, namanya Ahmad Yasin rahimahullah.

Apa rahasianya?
Wallahu a’lam. Jawaban ringan yang bisa kita berikan adalah karena syaikh amat dekat dengan Allah Ta’ala, sehingga kata-katanya bak suara panglima pasukan di hadapan jutaan segenap pasukannya; didengarkan, berwibawa dan penuh kharisma. Lantas apa sarana agar kita dekat dengan Allah? Jawabannya adalah membaca, merenungi, mengkaji surat cinta-Nya, yaitu Al-Qur’an.  “Kalian” kata Khabbab bin Art radhiyallahu anhu, seorang shahabat, “tak kan pernah mendekat kepada Allah dengan sesuatu yang lebih Dia cintai daripada kalam-Nya.” Inilah rahasia itu.

Ada satu kisah menarik yang diceritakan oleh seorang rekan perihal Ahmad Yasin ini –rahimahullah-. Rekan kita ini menceritakan bahwa Ustadz Fahim beserta rombongan (sekitar 4 orang) pernah berkunjung ke Palestina, dan kebetulan bertemu dengan menantu syaikh Ahmad Yasin. Maka ustadz Fahim beserta rombongannya ini diminta untuk berkenan berkunjung ke rumah mertuanya. Setibanya di rumah, dan berbincang-bincang sejenak, si ustadz dan rombongan diajak melihat sebuah kamar yang sederhana. 

Menantu Syaikh Ahmad Yasin kemudian bertanya, ‘Tahukah kalian kamar siapakah ini?’
Rombongan itu serempak menjawab, ‘Tidak.’
‘Ini adalah kamar mertua saya, Ahmad Yasin,’ katanya.
Kemudian ia melanjutkan, ‘Lihatlah Al-Qur’an yang ada di meja itu. Ahmad Yasin membaca Al-Qur’an sebanyak 3 JUZ setiap harinya.’

Tidak ada seorang pun yang mendengar kesaksian itu kecuali tertakjub kepada syaikh Ahmad Yasin. Karena untuk berpindah dari satu lembarnya, syaikh Ahmad Yasin harus menggunakan mulutnya untuk membaliknya; sungguh, sebuah tamparan keras bagi kita semua. Ini mungkin rahasia kenapa seorang Ahmad Yasin menjadi orang yang paling ditakuti musuh-musuh Islam. Kekuatan itu adalah kekuatan jiwa yang ada di dalam hatinya, dan itulah kekuatan yang sebenarnya dalam diri orang mukmin.

Ibnul Jauzi dalam bukunya, Shifatus Shafwah, dengan sangat baik hati menyebutkan kekata Syumaith bin Ajlan yang menjadi bukti bahwa sejatinya kekuatan orang mukmin ada di hatinya, bukan pada anggota badannya.
يَقُوْلُ: إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ جَعَلَ قُوَّةَ الْمُؤْمِنِ فِيْ قَلْبِهِ وَلَمْ يَجْعَلْهَا فِيْ أَعْضَائِهِ، أَلَا تَرَوْنَ أَنَّ الشَّيْخَ يَكُوْنُ ضَعِيْفًا يَصُوْمُ الْهَوَاجِرَ وَيَقُوْمُ اللَّيْلَ وَالشَّابُّ يَعْجِزُ عَنْ ذَلِكَ.
Syumaith berkata, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menjadikan kekuatan orang mukmin ada pada hatinya, tidak pada anggota badannya. Tidakkah kalian melihat orang tua yang lemah, dia mampu berpuasa di siang hari dan shalat di malam hari sedangkan pemuda tidak bisa melakukannya.” 
(Shifatus Shafwah : III/341).
Ibnu Taimiyyah rahimahullah juga pernah berkata,
ما رأيت شيئا يغذي العقل والروح ويحفظ الجسم ويضمن السعادة أكثر من إدامة النظر في كتاب الله تعالى —–ابن تيمية
“Aku tidak melihat sesuatu yang bisa memberikan nutrisi kepada akal dan ruh, menjaga jasad dan menjamin kebahagiaan melebihi memperbanyak mengkaji Al-Qur’an.” 
Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.
Salam ukhuwah dari Akhukum fillah,
~Ibnu Abdil Bari El-Afifi~




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Feb 18, 2015

Tidak Lari Mengapa Dikejar & Tidak Hilang Mengapa Khawatir

Biasanya anda berlari karena mengejar sesuatu agar tidak menjauh. Sebagaimana biasanya sesuatu bila ditinggal atau diabaikan akan hilang, sehingga anda khawatir setiap kali ketinggalan sesuatu. Namun anehnya selama ini anda berlari mengejar rezeki, padahal untuk urusan rezeki, ia tidak pernah lari. Sebaliknya, anda menjadi gundah, lagi panik bila menyadari ada dari sebagian harta anda yang ketinggalan di suatu tempat karena anda khawatir kehilangan.

Sobat! Ketahuilah sikap semacam ini sejatinya adalah kesalahan besar yang selama ini melilit diri anda. Percayalah bahwa rezeki anda tidak akan pergi menjauh sehingga tidak ada perlu anda berlari tunggang-langgang mengejarnya. Sebaliknya rezeki anda juga tidak akan hilang dipungut orang walaupun telah ketinggalan di suatu tempat. Cukuplah anda berusaha sewajarnya yaitu dengan tetap mengindahkan batasan dan hukum syari'at, niscaya seluruh rezeki anda pasti berhasil anda dapatkan dan nikmati.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إن الروح الأمين نفث فى روعى أنها لا تموت نفس حتى تستوفى رزقها فأجملوا فى الطلب 
"Sejatinya Malaikat Jibril (Ruhul Qudus) membisikkan ke dalam jiwaku bahwa tiada seorang jiwapun yang meninggal dunia hingga ia benar-benar telah mengenyam jatah rezekinya, karena itu tempuh jalan-jalan yang baik dalam mencari rezeki."
(HR. Ibnu Abi Syaibah, Al-Baihaqi, dan lainnya)
Percayalah sobat, niscaya anda bahagia.
~Ust. Dr. M. Arifin Badri, M.A.~




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee