Showing posts with label Rubrik Tafsir. Show all posts
Showing posts with label Rubrik Tafsir. Show all posts

Jan 1, 2016

Kemusyrikan [Tafsir QS. Al-Kafirun]

📚 Tafsir Qur'an Surat Al-Kafirun 📚

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3) وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5) لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (6)

1. Katakanlah, "Hai orang-orang yang kafir,
2. Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah.
3. Dan kalian bukan penyembah Sesembahan yang aku sembah.
4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kalian sembah,
5. Dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Sesembahan yang aku sembah.
6. Untuk kalianlah agama kalian, dan untukkulah agamaku.”

📌 Surat ini merupakan surat yang menyatakan pembebasan diri dari perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang musyrik, dan perintah untuk untuk ikhlas (mensucikan diri) dari segala kemusyrikan.

📗 Allah berfirman,

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ
“Katakanlah, "Hai orang-orang yang kafir””
➡ Mencakup seluruh orang kafir di muka bumi, walau dalam surat tertuju pada kaum kafir Quraisy.
📘 Ada yang berpendapat, diantara kebodohan mereka adalah mengajak Rasulullah untuk beribadah kepada berhala selama satu tahun, dan mereka pun akan menyembah Allah selama satu tahun. Maka Allah menurunkan surat ini dan memerintahkan Rasul-Nya agar sepenuhnya berlepas diri dari agama mereka.
🔸🔹🔸🔹

لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُون
“Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah.”
➡ Yakni, sesembahan mereka berupa berhala dan sekutu-sekutu selain Allah SWT.
🔸🔹🔸🔹

وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُد
“Dan kalian bukan penyembah Sesembahan yang aku sembah.”
➡ Yakni, Allah SWT yang mana tidak ada sekutu bagi-Nya.
🔸🔹🔸🔹

وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5)
“Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kalian sembah, Dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Sesembahan yang aku sembah.”
➡ Maksudnya, aku tidak menyembah layaknya ibadah kalian. Dengan kata lain bisa diartikan, aku tidak akan menempuh cara ibadah dan tidak percaya dengan cara ibadah kalian. Namun Aku hanya menyembah Allah dengan bentuk yang Dia cintai dan ridhai.

📗 Oleh karenanya Allah berfirman, “Dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Sesembahan yang aku sembah."
➡ Yakni maksudnya, mereka tidak akan tunduk dengan perintah dan syariat Allah dalam beribadah. Bahkan mereka menciptakan sesuatu hal yang baru sekehendak mereka sendiri.

📗 Sebagaimana firman Allah menjelaskan, “Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Rabb mereka. (Qs. An-Najm: 23)
🔸🔹🔸🔹

📎 Sungguh seorang hamba mesti memiliki Sesembahan yang dia sembah dan ibadah merupakan jalan menuju kepada-Nya. Rasulullah SAW dan pengikutnya hanya menyembah Allah SWT sebagaimana yang diperintahkan-Nya.
➡ Karenanya kalimat Islam “laa ilaaha illa Allah” memiliki makna, tiada sesembahan kecuali Allah dan tiada ada jalan menuju-Nya kecuali dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Sedangkan orang-orang musyrik menyembah selain Allah dengan ibadah yang Allah tidak mengizinkannya.

📗 Allah berfirman, “Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah, ‘Bagiku pekerjaanku dan bagi kalian pekerjaan kalian. Kalian berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kalian kerjakan.'” (Qs. Yunus: 41)

📗 Allah juga berfirman, “Bagi kami amalan kami dan bagi kalian amalan kalian." (Qs. Al-Qashash: 55)

📙 Imam Bukhari meriwayatkan, bahwa ada pendapat yang mengatakan,

لَكُمْ دِينُكُم
“Untuk kalianlah agama kalian” maknanya adalah kekafiran dan,

وَلِيَ دِينِ
“dan untukkulah agamaku” maknanya adalah Islam.

📘 Ibnu Jarir menukilkan dari ahli bahasa, bahwa ungkapan seperti dalam surat ini merupakan bagian dari bab taukid (penekanan/pengukuhan makna), sebagaimana juga terdapat dalam firman Allah, ”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Qs. Al-Insyirah : 5-6)

✒ Terdapat beberapa pendapat,
1⃣📖 Yang pertama sebagaimana yang telah kita sebutkan sebelumnya.

2⃣📖 Yang kedua pendapat Imam Bukhari dan yang lainnya dari para mufassirin bahwa maksud firman Allah,

لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3)
➡ berkaitan dengan masa yang lampau dan firman Allah berikutnya,

وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5)
➡ terkait dengan masa yang akan datang.

3⃣📖 Pendapat yang ketiga mengatakan ini merupakan taukid secara mutlak.

4⃣📖 Kemudian pendapat yang keempat, yang mana pendapat ini didukung oleh Abu Abbas Ibnu Taimiyah dalam sebagian kitab-kitabnya, bahwa maksud firman Allah,

لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2)
➡ adalah menafikan perbuatan demikian karena ayat ini berbentuk kalimat fi’liyah.

Sedangkan firman Allah,

وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4)
➡ maksudnya adalah menafikan penerimaan perbuatan demikan secara mutlak.

🔚🔚🔚🔚🔚

📚 Maraji': Tafsir Ibnu Katsir

shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Mar 27, 2015

Kehidupan dan Kematian yang Diberikan Allah kepada Manusia [Tafsir QS Al-Baqarah : 28 - 29]

 قوله تعالى: كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ
"Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu Kembali. 
(QS Al-Baqarah : 28)
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ  وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيم
Dia lah (Allah) yang menciptakan segala apa  yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia mengetahui segala sesuatu 
(QS Al-Baqarah : 29)

✒Dalam ayat sebelumnya, Allah menerangkan sifat-sifat golongan yang kafir.
Kekufuran kepada Allah diperlihatkan dengan bukti bukti dan nikmat-nikmat, ini merupakan kekufuran yang amat buruk. Allah memperlihatkan  satu kejadian yang pasti manusia lihat. Mereka dahulu mati lalu dihidupkan oleh Allah. Mereka dahulu dalam keadaan mati lalu dihidupkan kembali oleh Allah,  dan tidak ada tempat untuk berlari dari kenyataan yang tidak dapat ditafsirkan kecuali dengan kuasa-Nya.
  • Jalan  kehidupan pasti berbeda dengan Jalan kematian.

Pasti ada diantara kita yang bertanya, "dari mana datangnya kehidupan?" Kehidupan itu datangnya dari Allah. Inilah jawabannya. Sebab jika tidak begitu, hendaklah orang yang tidak mau menerima mengatakan, "bagaimana jawabnya? "

Inilah hakikat ayat ini.
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ
Bagaimana kamu menjadi kufur (mengingkari) Allah padahal kamu dahulunya mati (belum lahir), kemudian Dia menghidupkan kamu
✒Dulu kamu itu mati, di antara benda-benda mati di sekelilingmu di bumi. Lalu Allah menciptakan kehidupan untukmu. ( فَأَحْيَاكُمْ )

Lantas bagaimana orang yang telah menerima kehidupan dari Allah ini bersikap kafir kepadaNya?
ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ
setelah itu Dia mematikan kamu
✒Hal ini tidak perlu dibantah lagi. Inilah hakikat yang dihadapi oleh setiap makhluk hidup.

  ثُمَّ يُحْيِيكُمْ
kemudian Dia menghidupkan kamu kembali (di akhirat)
✒Dan, inilah yang selalu mereka bantah.

ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Kemudian kepada-Nya lah kamu kembali...
✒Kamu akan kembali seperti semula.

  • Dalam tafsir Ibnu Katsir :

Ayat tersebut sama dengan firman-Nya: 
“Ya Rabb kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula).” 
(QS. Al-Mu’min: 11).
Mengenai firman Allah dengan bersumber dari Ibnu Abbas, ad-Dhahhak mengatakan, 
“Dulu, sebelum Dia menciptakan kamu, kamu adalah tanah, dan inilah kematian. Kemudian Dia menghidupkan kamu sehingga terciptalah kamu, dan inilah kehidupan. Setelah itu Dia mematikan kamu kembali, sehingga kamu kembali ke alam kubur, dan itulah kematian yang kedua. Selanjutnya Dia akan membangkitkan kamu pada hari kiamat kelak, dan inilah kehidupan yang kedua.”
✏Kemudian disusullah ayat ini dengan pantulan sinar yang lain untuk melengkapi pancaran cahaya yang pertama.
قوله تعالى:
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
"Dia lah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu, kemudian Dia menuju kelangit, lalu Dia menyempurnakan menjadi tujuh langit. Dan Dia maha mengetahui segala sesuatu."
✏Perkataan "untuk kamu" memiliki makna yang mendalam serta kesan yang dalam pula. Ini sangat menunjukkan kata yang pasti bahwa penciptaan manusia adalah untuk urusan yang besar.

Manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi, menguasainya dan mengelolanya. Walaahu'alaam bishshowwab.
-Tafsir Fi Zhilal Al Qur'an-





shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Mar 6, 2015

Penyerupaan [Tafsir QS. Al-Baqarah : 25]

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوا هَٰذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِن قَبْلُ ۖ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا ۖ وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
"Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya".
Setelah menuturkan apa yang disediakan bagi musuh-musuh-Nya dari kalangan orang-orang yang celaka, yakni orang-orang yang kafir kepada-Nya dan kepada rasul-rasul-Nya, berupa siksaan dan pembalasan, maka Allah mengiringinya dengan kisah keadaan kekasih-kekasihNya dari kalangan orang-orang yang berbahagia, yaitu orang-orang yang beriman kepada-Nya dan kepada rasul-rasul-Nya. Mereka adalah orang-orang yang keimanan mereka dibuktikan dengan amal-amal saleh.

Berdasarkan pengertian inilah maka Al-Qur'an dinamakan masani menurut pendapat yang paling sahih dikalangan para ulama, yang keterangannya akan dibahas dengan panjang lebar pada tempatnya. Yang dimaksud dengan masani ialah iman, kemudian diikuti dengan sebutan kekufuran atau sebaliknya, atau perihal orang-orang yang berbahagia, lalu diiringi dengan perihal orang-orang yang celaka atau sebaliknya. Kesimpulannya ialah menyebutkan sesuatu hal, kemudian diiringi dengan lawan katanya. Adapun penyebutan sesuatu yang dikemukakan sesudah penyebutan hal yang semisal dengannya, hal ini dinamakan penyerupaan (tasyabuh).

Surga-surga tersebut digambarkan oleh ayat ini, mengalir dibawahnya sungai-sungai, yakni di bawah pohon-pohon dan gedung-gedungnya. Di dalam sebuah hadist disebutkan bahwa sungai-sungai surga mengalir bukan pada parit-parit. Sehubungan dengan Sungai Al-Kautsar, telah disebutkan bahwa kedua tepinya terdapat kubah-kubah yang terbuat dari batu permata yang berlubang. Kedua pengertian ini tidak bertentangan. Tanah liat surga terdiri atas batu-batu mutiara dan batu-batu permata. Kami memohon kepada Allah karunia-Nya, sesungguhnya Dia Maha Baik lagi Maha Penyayang.

As-Saddi di dalam kitab tafsirnya mengatakan dari Abu Malik, dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas, dari Murrah, dari Ibnu Mas'ud, dari sejumlah sahabat sehubungan dengan makna firman-Nya, "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Disebutkan bahwa mereka di dalam surga diberi buah-buahan. Ketika melihat buah-buahan itu mereka mengatakan, "inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu di dunia". hal yang sama dikatakan pula oleh Qatadah, Abdurrahman Ibnu Zaid Ibnu Aslam dan didukung oleh Ibnu Jarir.

Ibnu Jarir meriwayatkan dari As-Saddi dalam kitab tafsirnya dari Abu Malik, dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas, dari Murrah, dari Ibnu Mas'ud serta dari sejumlah sahabat Nabi SAW sehubungan dengan makna firman-Nya "Mereka diberi buah-buahan yang serupa". Makna yang dimaksud ialah serupa dalam hal warna dan bentuk, tetapi tidak sama dalam hal rasa. Pendapat inilah yang dipilih Ibnu Jarir.

Sedangkan Ikrimah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya "mereka diberi buah-buahan yang serupa", bahwa buah-buahan surga mirip dengan buah-buahan didunia, hanya buah-buahan surga lebih wangi dan lebih enak. Sufyan As-Sauri meriwayatkan dari Al-A'masy, dari Abu Zabyan, dari Ibnu Abbas, bahwa tidak ada sesuatupun di dalam surga yang menyerupai sesuatu yang ada di dunia, hanya namanya saja yang serupa.


Firman Allah "walahum fiha azwajum mutohharah"

Mujahid mengatakan yang dimaksud ialah suci dari haid, buang air besar, buang air kecil, dahak, ingus, ludah, air mani dan beranak.

Qatadah mengatakan bahwa mutahharah artinya suci dari kotoran dan dosa (najis). 

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadanya Yunus Ibnu Abdul A'la, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, dari Abdur Rahman Ibnu Zaid Ibnu Aslam yang mengatakan bahwa al-mutahharah artinya wanita yang tidak pernah haid. Akan tetapi riwayat ini dinilai garib.

Menurut Ibnu Katsir, yang jelas pendapat ini merupakan pendapat Qatadah, seperti yang telah dituliskan di atas.

Firman Allah "wahum fiha kholidun", hal ini merupakan kebahagiaan yang sempurna, karena sesungguhnya di samping mereka mendapat nikmat tersebut, mereka terbebas dan aman dari kematian dan terputusnya nikmat. Dengan kata lain, nikmat yang mereka peroleh tiada akhir dan tiada habisnya, bahkan mereka berada dalam kenikmatan yang abadi selama-lamanya. Hanya kepada Allah-lah kami memohon agar diri kami dihimpun bersama golongan ahli surga ini. Sesungguhnya Allah Maha Dermawan, Maha Mulia, Maha baik, lagi Maha Penyayang.

Wallahu 'alam bishshowab.
-Tafsir Ibnu Katsir_Al Qur'an Al Azhim-




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Jan 2, 2015

Sifat Orang Munafik [Tafsir QS Al-Baqarah : 11 - 14]

Abdullah bin Ubay bin Salul. Sosok pemimpin yang dipandang mulia di mata kaumnya, tetapi tidak demikian di mata Muslimin. Kenapa? Siapa yang tidak kenal dengan sikapnya yang munafik.

Bangga terhadap diri sendiri dan merasa aman untuk melakukan apa yang mereka inginkan
Firman Allah pada surat Al Baqarah ayat 11 :
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُون 
"Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan"."
Tidak hanya berbuat dusta, akan tetapi membanggakan diri dengan tindakan fasik mereka
"...Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan""
Menurut Ibnu Mas'ud :
Al fasad -kerusakan- di atas muka bumi ialah kekufuran dan melakukan maksiat. Maka barangsiapa bermaksiat kepada Allah maka dia telah melakukan kerusakan di muka bumi. 

قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُون
Menurut Baidhawi :
Kerusakan yang mereka lakukan digambarkan sebagai satu kebaikan. Ini disebabkan karena hati mereka sedang sakit. Sakit dari melihat kebenaran sehingga mereka tidak menyadarinya. Orang-orang yang hatinya tidak ikhlas karena Allah, tidak dapat merasakan adanya kerusakan pada amal perbuatan mereka. Maka firman Allah dalam ayat 12 :
أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَٰكِنْ لَا يَشْعُرُونَ
"Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar."
Di antara sifat mereka lagi adalah : Sombong dan merasa lebih tinggi kedudukannya daripada manusia lain. Ini jelas dinyatakan dalam ayat 13:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ ۗ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَٰكِنْ لَا يَعْلَمُونَ
"Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman". Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu."
"Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?"
Kenapa mereka mengucapkan perkataan sedemikian? Jelas disini menunjukkan sikap mereka yang sombong. Mereka beranggapan, bahwa Rasulullah khusus untuk orang-orang miskin saja dan tidak layak untuk orang yang terhormat seperti mereka. Allah membalas : "Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu."  Memang, kapankah orang bodoh itu mengerti bahwa dirinya bodoh?

Kemudian, sifat terakhir orang munafik adalah : Melakukan perbuatan tercela, dan persengkokolan. Hal ini dinyatakan pada ayat ke-14:
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُون 
"Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok"."
Orang munafik ini suka bertindak secara sembunyi-sembunyi dan tidak berani berhadapan secara terang-terangan. Mereka berpura-pura beriman dengan orang Mukmin, karena rasa takut mereka, dan apabila mereka bertemu dengan 'setan-setan' mereka, mereka mengatakan hal yang sebaliknya.
"Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok."

Semoga Allah melindungi kita semua agar tidak termasuk ke dalam golongan mereka yang munafik. Wallahu'alam bishshowwab.
Sumber: 
1. Tafsir fi zilal Quran : Said Quthb
2. Sofwatut tafasir : Muhammad Ali As-Sobuni
Penerjemah : Ezzah Syahira




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee