Showing posts with label perayaan. Show all posts
Showing posts with label perayaan. Show all posts

Dec 30, 2014

Seluk Beluk Perayaan Tahun Baru Masehi

Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini, kita masih diberi kesempatan oleh Allah Ta'ala, untuk meneruskan kaji kita. Sama seperti pembahasan sebelumnya yakni tentang Natal, pada pembahasan kali ini, saya mengajak ananda seluruhnya untuk memantapkan kembali aqidah yang menjadi jalan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak. Salah satunya adalah untuk tidak ber-tasyabbuh atau mengikuti tradisi orang-orang di luar Islam.
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. 
(Al Isra:36)”
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” 
(HR. Muslim no. 2669).
Ibnu Taimiyah menjelaskan, tidak diragukan lagi bahwa umat Islam ada yang kelak akan mengikuti jejak Yahudi dan Nashrani dalam sebagian perkara. Lihat Majmu’ Al Fatawa, 27: 286.

  • Meniup Terompet Tahun Baru: Mengikuti Tradisi Kaum Yahudi

Siapa yang tak kepincut dengan bersahut-sahutan meniup terompet tepat pada pergantian tahun? Seru, memang, Apalagi buat anak-anak muda jaman sekarang. Tapi ingat, meniup terompet pada malam peringatan Tahun Baru rupanya merupakan salah satu bentuk tasyabbuh yang tidak disadari. Meniup terompet pada tahun baru merupakan budaya masyarakat Yahudi untuk menyambut datangnya Rosh Hasanah atau tahun baru Taurat, yang jatuh pada bulan ketujuh atau tanggal 1 bulan Tishri dalam kalender Ibrani purba.
“Katakanlah kepada orang-orang Isra’el, begini: Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus mengadakan hari perhentian penuh yang diperingati dengan meniup serunai (terompet), yakni hari pertemuan kudus”
(Imamat 23:24)
Dan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam sama sekali tidak menyukainya. Mengapa? Sebab, membunyikan terompet adalah perilaku orang-orang Yahudi. Dari Abu ‘Umair bin Anas dari bibinya yang termasuk shahabiyah anshar, 
“Nabi memikirkan bagaimana cara mengumpulkan orang untuk shalat berjamaah. Ada beberapa orang yang memberikan usulan. Yang pertama mengatakan, ‘Kibarkanlah bendera ketika waktu shalat tiba. Jika orang-orang melihat ada bendera yang berkibar maka mereka akan saling memberi tahukan tibanya waktu shalat’. Namun Nabi tidak menyetujuinya. Orang kedua mengusulkan agar memakai terompet. Nabi pun tidak setuju, beliau bersabda, ‘Membunyikan terompet adalah perilaku orang-orang Yahudi.’ Orang ketiga mengusulkan agar memakai lonceng. Nabi berkomentar, ‘Itu adalah perilaku Nasrani.’ Setelah kejadian tersebut, Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbihi pun pulang.”
(HR. Abu Daud, no.498 dan Al-Baihaqi, no.1704).

  • Topi Kerucut Tahun Baru: Tanda Anda Telah Murtad!

Dahulu, pada masa Raja Ferdinand dan Ratu Isabela (keduanya penganut Kristiani) berkuasa di Andalusia - ketika kaum muslimin dibantai – keduanya memberi jaminan hidup kepada orang Islam dengan satu syarat, yakni keluar dari Islam. Maka untuk membedakan mana yang sudah murtad dan mana yang belum adalah ketika seorang muslim menggunakan baju seragam dan topi berbentuk kerucut dengan nama Sanbenito. Jadi, Sanbenito adalah sebuah tanda berupa pakaian khusus untuk membedakan mana yang sudah di-converso (murtad).

Saat itu umat Islam di Andalusia dibantai, kecuali yang memakai Sanbenito. Itu sama artinya dengan bersedia mengikuti agama Ratu Isabela.  Topi ala Sanbenito itulah sebagai simbol orang Islam yang sudah murtad. Topi itu digunakan saat keluar rumah, termasuk ketika ke pasar. Dengan menggunakan sanbenito, mereka aman dan tidak dibunuh.

Setelah pembantaian selesai, agenda Ratu Isabela selanjutnya adalah mengejar muslim yang lari dan bersembunyi ke Amerika Selatan. Orang Islam yang tertangkap lalu diseret ke lembaga inkuisi (penyiksaan) yang dilaksanakan oleh orang gereja. Adapun pastur pertama  yang ditunjuk Ferdinand dan Isabela untuk melaksanakan inkuisi adalah pastur bernama  Torquemada. Ia adalah Jenderal Yahudi yang dikenal sebagai pembantai umat Islam Andalusia.

Bukan hanya orang Islam saja yang diseret ke lembaga inkuisisi, tapi juga orang yahudi yang menolak masuk Kristen. Di tanah lapang,  mereka kemudian ada yang dibakar hidup-hidup, ada pula yang disiksa dengan kayu yang diruncingkan dan ditusuk dari bagian (maaf) duburnya. Penyiksaan lainnya ada yang dipatahkan kakinya. Kekejaman inkuisisi itu memang hendak membuat mati seseorang dengan secara perlahan, bahkan sambil tersenyum. Sadis!

Tanpa disadari, topi kerucut yang bernama Sanbenito ini sudah menjamur ke berbagai perayaan, termasuk ulang tahun. Maka, orang tua yang merayakan anaknya ulang tahun dan disertai topi kerucut seraya mendoakan anaknya menjadi anak yang sholeh-sholehah, justru mereka membuat pengumuman resmi bahwa anaknya telah murtad.

  • Kembali Pada Sejarah

Oleh sebab itulah, mengapa Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan kita untuk mempelajari sejarah. Ini dilakukan agar kita tak salah langkah, apalagi sampai ber-tasyabbuh. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. 

Demikian kaji singkat yang saya bagikan menjelang Tahun Baru ini, semoga Allah senantiasa menjaga langkah kita. Rapatkan Barisan - Bentengi Aqidah - Lahirkan Generasi Qur'ani
-Irena Handono-




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Dec 24, 2014

Hukum Memberi Ucapan "Selamat" Kepada Orang Kafir Pada Hari Raya Mereka

Memberi ucapan "Selamat" pada hari raya Natal atau lainnya dari hari raya keagamaan mereka, ulama sepakat mengharamkan hal tersebut. Hal itu dinukil oleh Ibnu Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkam Ahlu Dzimmah, beliau mengatakan: " Adapun memberi ucapan selamat dengan syiar khusus untuk orang kafir, hal itu disepakati keharamannya. Seperti memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka dengan mengucapkan "Hari raya yang diberkahi untuk anda".  Atau memberikan ucapan selamat dengan hari raya ini atau semisal itu. 

Hal ini, walaupun pelakunya selamat dari kekufuran, maka ia termasuk sesuatu yang diharamkan. 
Hal itu seperti kedudukannya dengan memberikan ucapan selamat dengan sujudnya kepada salib. 
Bahkan hal itu lebih besar dosanya disisi Allah dan lebih dimurkai dibandingkan memberi ucapan selamat untuk orang yang meminum khamr dan membunuh jiwa. Serta terjerumus dalam perbuatan asusila yang diharamkan dan semisalnya. Banyak di antara orang yang kurang penghargaan terhadap agama, terjerumus terhadap hal itu. tidak tahu kejelekan apa yang dilakukannya. Barangsiapa yang memberi ucapan "Selamat" kepada seorang hamba yang melakukan kemaksiatan, bid’ah dan kekufuran, maka dia terancam mendapatkan kemurkaan Allah Swt.

Sesungguhnya memberi ucapan "Selamat" kepada orang kafir terhadap hari raya agama mereka itu diharamkan. Sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu Qayim. Karena itu berarti mengakui dan ridha dengan syiar kekufuran mereka, meskipun dia sendiri tidak rela dengan kekafiran itu. Seorang muslim diharamkan ridha dengan syiar kekufuran atau memberi ucapan selamat dengannya atau lainnya. Karena Allah Ta’ala tidak ridha akan hal itu sebagaimana dalam firman-Nya:
إن تكفروا فإن الله غني عنكم ولا يرضى لعباده الكفر وإن تشكروا يرضه لكم
"Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu." 
(QS. Az-Zumar: 7)
Dan Firman-Nya,
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu."
(QS. Al-Maidah: 3)
Maka, memberikan ucapan "Selamat" itu HARAM, baik mereka ikut serta dalam perayaan maupun tidak.

Kalau mereka memberikan ucapan "Selamat" kepada kita dengan hari raya mereka, maka kita tidak memberikan jawaban akan hal itu, karena itu bukan hari raya kita. Dan karena itu hari raya yang Allah tidak rela dengannya. Juga karena hal itu adalah perkara yang diada-adakan dalam agama mereka, atau disyariatkan akan tetapi dihapus dengan agama Islam yang Allah utus Muhammad sallallahu alaihi wa sallam kepada seluruh makhluk.

Allah berfirman,
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi."  
(QS. Ali Imran: 85)
Maka JAWABAN seorang muslim pada kesempatan semacam ini adalah haram. Hal ini bahkan lebih besar (dosanya) dibandingkan dengan mengucapkan selamat terhadap mereka di hari raya, karena hal itu termasuk ikut serta dengan mereka.

Begitu juga seorang muslim diharamkan menyerupai orang kafir dengan mengadakan perayaan seperti ini, atau saling memberi hadiah, membagikan kue, memasak makanan, libur kerja atau semisal itu. Berdasarkan sabda Nabi sallallahu’alaihi wa sallam : 
"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka."
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam kitab Iqtidha As-Syiratal Mustaqim Mukholafatul Ahlil Jahim’ mengatakan,
"Menyerupai mereka pada sebagian hari rayanya, melahirkan kegembiraan dalam hati terhadap kebatilan pada mereka. Kadang mereka memberi makanan untuk memanfaatkan  kesempatan dan merendahkan orang-orang lemah."
Barangsiapa yang melakukan sesuatu dari hal itu, maka dia berdosa. Baik dia lakukan sekedar basa-basi, pertemanan, maupun malu sebab-sebab lain. Karena hal itu termasuk mudahanah (bermuka dua) dalam agama Allah, dan dapat menguatkan jiwa orang kafir serta rasa bangga kepada agama mereka. Hanya Allah yang berkuasa memuliakan umat Islam terhadap agamanya, memberi kekuatan  untuk dapat konsisten, serta menolong kaum muslimin menghadapi musuh-musuhnya. Sesungguhnya Dia Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
-Sumber: Majmu Fatawa Wa Rasail Syekh Ibnu Utsaimin, 3/369-




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Dec 16, 2014

Sanbenito

Topi Tahun Baru yang berbentuk kerucut ternyata adalah topi dengan bentuk yang di sebut SANBENITO, yakni topi yang digunakan Muslim Andalusia untuk menandai bahwa mereka sudah murtad dibawah penindasan Gereja Katholik Roma yang menerapkan INKUISISI SPANYOL.

SANBENITO, TANDA MUSLIM TELAH MURTAD
Ketika kaum Frank yang beragama Kristen Trinitarian menyerang Negeri Muslim Andalusia. Mereka menangkapi, menyiksa, membunuh dengan sadis kaum Muslim yang tidak mau tunduk kepada mereka. Mereka kaum Kristen Trinitarian membentuk lembaga yang bernama Inkuisisi. Sebuah lembaga dalam Gereja Katholik Roma yang bertugas melawan ajaran sesat, atau pengadilan atas seseorang yang didakwa bidat. Dan dalam hal ini yang dimaksud sesat/bidat adalah MUSLIM! 
Adalah sebuah pakaian yang diberi nama SANBENITO, pakaian dan topi khas yang dipakaikan kepada tawanan muslim yang telah menyerah dan mau conferso (confert/murtad). Pakaian ini untuk membedakan mereka (para converso) dengan orang-orang lain ketika berjalan di tempat-tempat umum di Andalusia yang saat itu telah takluk di tangan Ratu Isabella dan Raja Ferdinand.
SANBENITO adalah sebuah pakaian yang menandakan bahwa seorang muslim di Andalusia saat itu telah MURTAD. Bagaimana bentuk pakaian itu? Jubah dan topinya?? 
SANGAT IRONIS! Kini, 6 abad setelah peristiwa yang sangat sadis tersebut berlalu, para remaja muslim, anak-anak muslim justru memakai pakaian SANBENITO untuk merayakan TAHUN BARU MASEHI dan merayakan ULANG TAHUN. Meniup trompet-terompet ala topi SANBENITO di saat pergantian tahun. Perayaan-perayaan yang sama sekali tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah yang justru nyata-nyata berasal dari kaum Kafir. Kaum yang telah merampas kejayaan Muslim Andalusia, dan menghancurkan sebuah peradaban maju Islam, Andalusia. Astaghfirullah...astaghfirullah...
Setelah kita tahu sejarah ini, apakah kita masih tega memakai SANBENITO? atau membiarkan anak-anak, adik-adik, sahabat-sahabat kita memakainya? padahal 6 abad yang lalu, SANBENITO adalah pakaian tanda seorang MUSLIM TELAH MURTAD.

-Buku MENYINGKAP FITNAH & TEROR - Hj.Irena Handono-



.
shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee