Lelaki renta itu pernah minta keringanan untuk tidak ikut sholat berjamaah di masjid karena dia buta, karena dia sebatang kara, karena masjid jauh sekali dari rumahnya. Tapi tanya Rasul,
“Apakah engkau masih mendengar adzan?”saat dijawabnya masih, maka kata Rasul,
“Kalau begitu, berangkatlah.”Lalu, tunduk patuh ia pada perintah sekali pun tak pernah ia sanggah tiap sholat lima waktu sholat berjamaah.
Meski fajar masih pekat dan jarak masjid tak dekat, ia meraba-raba dalam gelap hingga suatu saat kakinya tersandung bongkahan batu, badannya terjerembab jatuh, mukanya tersungkur di runcingnya batu, berdarah-darah. Setelahnya, selalu datang seorang lelaki menuntunnya dengan ramah pergi dan pulang sholat berjamaah setiap hari, setiap lima waktu. Hingga suatu saat lelaki tua ingin sekali tahu siapa gerangan lelaki penolongnya itu karena ingin ia doakan atas kebajikannya selama ini. Tapi kata lelaki muda
“Jangan sekali-kali kau doakan aku dan jangan sekali-kali kau ingin tahu namaku karena aku adalah iblis”