Showing posts with label Info. Show all posts
Showing posts with label Info. Show all posts

Feb 23, 2015

Mengapa Bayi Pengemis Selalu Tertidur?

Dekat stasiun di sebuah kota besar duduk seorang wanita dengan usia yang tak diketahui. Rambutnya kotor, kepalanya tertunduk dalam kesedihan. Wanita itu duduk di lantai kotor dan di sampingnya terletak sebuah tas. Dalam tas itu orang melempar uang. Di tangan wanita, tidur seorang bayi berusia dua tahun. Bayi itu berpakaian kotor. Banyak orang yang lewat akan memberikan uang. Kami selalu merasa kasihan pada orang kurang beruntung. Kami siap untuk memberikan orang-orang malang itu kemeja terakhir kami, uang terakhir kami di dalam kantong tanpa ragu ragu.

Aku berjalan melewati seorang pengemis selama satu bulan . Tidak memberikan uang, karena saya tahu bahwa ini adalah geng yang dioperasikan dan uang yang dikumpulkan oleh pengemis akan diberikan kepada siapapun yang mengontrol pengemis di daerah tersebut, orang-orang yang memiliki banyak properti mewah dan mobil.

Sebulan kemudian, saya berjalan melewati pengemis, seketika saya merasa terkejut. Saya di persimpangan yang sibuk, menatap bayi, berpakaian seperti biasa yang sangat kotor. Saya menyadari bahwa itu tampak aneh, menemukan seorang anak kecil di sebuah stasiun  kotor dari pagi hingga sore. Bayinya tidur. Tidak pernah menangis atau menjerit , selalu tertidur, mengubur wajahnya di lutut seorang wanita yang disebut ibunya.

Apakah salah satu dari Anda memiliki anak-anak antara usia 1 sampai 3? Apakah Anda ingat bagaimana mereka tidak dapat tidur lebih dari 2 jam pada suatu waktu? Namun, anak-anak ini selalu tertidur. Selalu! Oleh karena itu kecurigaan saya tumbuh.

"Kenapa dia tidur sepanjang waktu?" Aku bertanya (kepada pengemis), menatap bayi.

Pengemis pura-pura tidak mendengar saya. Dia menunduk dan menyembunyikan wajahnya di kerah jaket lusuhnya. Saya mengulangi pertanyaan itu. Wanita itu mendongak , melhat saya, seakan kesal dengan pertanyaan saya. "B*ngs*t" , bibirnya bergumam.

Di belakangku seseorang menaruh tangannya di bahuku. Aku menoleh ke belakang . Seorang pria tua itu menatapku tidak setuju: "Apa yang Anda inginkan darinya? kamu tidak melihat seberapa keras kehidupannya?." Dia mengambil beberapa koin dari sakunya dan melemparkannya ke kantong pengemis tersebut. Pengemis itu menunjukkan raut wajah-wajah berterima kasih dan kesedihan pada umumnya. Orang itu melepaskan tangannya dari bahuku dan berjalan keluar dari stasiun.

Hari berikutnya aku menelepon teman. Dari teman saya, saya berhasil menemukan bahwa pengemis itu adalah bisnis, meskipun terlihat spontanitas, jelas terorganisir dan diawasi oleh lingkaran organisasi kejahatan. Anak-anak yang digunakan adalah anak hasil "menyewa" dari keluarga pecandu alkohol, atau hasil penculikan. 

Saya membutuhkan jawaban atas pertanyaan -mengapa bayi tidur?- Dan saya mendapatkannya. Teman saya mengatakan kepada saya dengan suara tenang, "Mereka diberikan heroin, atau vodka"
Aku tercengang . "Siapa yang diberikan heroin atau vodka?!"
Dia menjawab, "Anak itu, sehingga ia tidak berteriak. Wanita itu akan duduk sepanjang hari dengan dia, bayangkan bagaimana anak itu mungkin bosan?"

Dalam rangka untuk membuat bayi tidur sepanjang hari, ia dicekokin dengan vodka atau obat-obatan. Tentu saja, tubuh anak-anak tidak mampu mengatasi bahan-bahan keras tersebut. Dan anak-anak seringkali tewas. Hal yang paling mengerikan kadang-kadang anak-anak meninggal selama "hari kerja" . Seorang "ibu" harus memegang mayat anak kecil di tangannya sampai malam. Ini adalah aturan. Dan oleh orang yang lewat akan diberikan beberapa uang ke kantong pengemis, dan percaya bahwa mereka melakukan perbuatan baik. Membantu ibu tunggal.

Hari berikutnya saya sedang berjalan di dekat stasiun yang sama. Aku membawa identitas jurnalistik, dan sudah siap untuk pembicaraan serius. Sayangnya pembicaraan tidak berhasil. Namun, terjadi hal ini:
Seorang wanita sedang duduk di lantai dan di tangannya seorang anak kecil. Aku bertanya pertanyaan tentang akte kelairan anak, dan yang paling penting, di mana anak kecil kemarin yang ia diabaikan. Kelakuan saya diprotes oleh orang yang lewat. Saya diberitahu bahwa saya sudah gila karena berteriak pada pengemis miskin dengan seorang anak. Pada akhirnya, saya dikawal keluar dari stasiun dalam kehinaan. Satu hal yang tersisa adalah untuk memanggil polisi. Ketika polisi tiba, pengemis dengan bayi menghilang. 

Bila Anda melihat seorang wanita dengan seorang anak, mengemis, berpikir sebelum Anda menyumbangkan. Pikirkan tentang hal itu, jika bukan karena ratusan ribu pemberi sedekah, bisnis seperti ini sudah mati. Bisnis akan mati dan bukan anak-anak. Jangan melihat anak yang sedang tidur dengan kasih sayang. Lihat horor. Karena Anda membaca artikel ini , Anda tahu sekarang mengapa anak tersebut tidur di tangan pengemis.

Silakan berbagi. Dan ketika Anda memutuskan lagi untuk menyumbang ke pengemis, ingat bahwa amal yang anda lakukan bisa jadi kematian bagi si anak.




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Oct 2, 2014

Bawang Merah

Saat epidemi influenza merebak di banyak tempat di dunia, seorang dokter memperhatikan ada keluarga yang sama sekali tak tersentuh demam influenza itu. Ia mendapati bahwa keluarga ini tiap hari menaruh bawang merah yang dikupas di piring dan meletakkannya di setiap kamar di rumah itu. Ketika ia mengambil salah satu piring dengan metoda bakteriologis yang semestinya, ia mendapati seluruh permukaan bawang itu penuh virus influenza yang sudah inaktif. Bawang merah itu memfokuskan virus ke dalam dirinya, lalu membunuhnya. 

Bukan hanya virus, tapi juga bakteri, semuanya terkumpul di situ dalam keadaan sudah inaktif/ mati. Beberapa toko yang memasang bawang merah di sekitar tokonya juga terbebas dari serangan epidemi dan mendapati karyawannya lebih sehat. Jadi, tempatkanlah beberapa butir bawang merah yang telah dikupas dalam sebuah mangkuk, tempatkan di kamar tidur dan ruang keluarga, ganti setiap hari, tentu saja, maka anda akan terbebas dari virus dan bakteri. 

Seorang penderita radang paru berat menjalani perawatan bawang merah sebagai berikut: Sebutir bawang merah diiris kedua ujungnya. Salah satu ujungnya ditusuk dengan garpu, lalu tangkai garpu dimasukkan sebuah botol agar dapat berdiri. Taruh di samping ranjang penderita semalaman suntuk, paginya bawang merah berubah jadi kehitaman karena penuh kuman. Buang dan ganti dengan yang baru. Penderita akan lebih cepat sembuh. 

Bawang merah mentah yang telah dikupas adalah magnet kuat bagi kuman, jadi jangan menyimpan bawang merah mentah yang sudah dikupas, walaupun dalam lemari es, kecuali untuk membersihkan bakteri/virus dalam lemari es anda. Begitu pula kentang mentah, setelah diiris atau dikupas mudah sekali dimasuki kuman. Karenanya sebaiknya mengupas bawang merah mentah hanya jika untuk langsung dimasak, bukan untuk persediaan. 
Semoga bermanfaat
-Dr. Yahya Wardoyo-




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Sep 10, 2014

Balita Diajarkan Calistung Resiko Mengalami Mental Hetic Saat SD

Anak usia di bawah lima tahun (balita) sebaiknya tak buru-buru diajarkan baca tulis dan hitung (calistung). Jika dipaksa calistung si anak akan terkena 'Mental Hectic'.

''Penyakit itu akan merasuki anak tersebut di saat kelas 2 atau 3 Sekolah Dasar (SD). Oleh karena itu jangan bangga bagi Anda atau siapa saja yang memiliki anak usia dua atau tiga tahun sudah bisa membaca dan menulis,'' ujar Sudjarwo, Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ditjen PNFI Kemendiknas, Sabtu (17/7).

Oleh karena itu, kata Sudjarwo, pengajaran PAUD akan dikembalikan pada 'qitah'-nya. Kemendiknas mendorong orang tua untuk menjadi konsumen cerdas, terutama dengan memilih sekolah PAUD yang tidak mengajarkan calistung. Saat ini banyak orang tua yang terjebak saat memilih sekolah PAUD. Orangtua menganggap sekolah PAUD yang biayanya mahal, fasilitas mewah, dan mengajarkan calistung merupakan sekolah yang baik. ''Padahal tidak begitu, apalagi orang tua memilih sekolah PAUD yang bisa mengajarkan calistung, itu keliru,''  jelas Sudjarwo.

Sekolah PAUD yang bagus justru sekolah yang memberikan kesempatan pada anak untuk bermain, tanpa membebaninya dengan beban akademik, termasuk calistung.  Dampak memberikan pelajaran calistung pada anak PAUD, menurut Sudjarwo, akan berbahaya bagi anak itu sendiri. ''Bahaya untuk konsumen pendidikan, yaitu anak, terutama dari sisi mental,'' cetusnya. Memberikan pelajaran calistung pada anak, menurut Sudjarwo, dapat menghambat pertumbuhan kecerdasan mental. ''Jadi tidak main-main itu, ada namanya 'mental hectic', anak bisa menjadi pemberontak,'' tegas dia.

Kesalahan ini sering dilakukan oleh orang tua, yang seringkali bangga jika lulus TK anaknya sudah dapat calistung. Untuk itu, Sudjarwo mengatakan, Kemendiknas sedang gencar mensosialisasikan agar PAUD kembali pada fitrahnya. Sedangkan produk payung hukumnya sudah ada, yakni SK Mendiknas No 58/2009. ''SKnya sudah keluar, jadi jangan sembarangan memberikan pelajaran calistung,'' jelasnya. 

Sosialisasi tersebut, kata Sudjarwo, telah dilakukan melalui berbagai pertemuan di tingkat kabupaten dan provinsi.  Maka Sudjarwo sangat berharap pemerintah daerah dapat menindaklanjuti komitmen pusat untuk mengembalikan PAUD pada jalurnya. ''Paling penting pemda dapat melakukan tindak lanjutnya,'' jawab dia. 

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Srie Agustina, Koordinator Komisi Edukasi dan Komunikasi Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), menyatakan, memilih mensosialisasikan produk pendidikan merupakan bagian dari fungsi dan tugas BPKN untuk melakukan perlindungan terhadap konsumen.  

Dalam hal ini, kata Srie, BPKN memprioritaskan sosialisasi pada anak usia dini. Sebab berdasarkan Konvensi Hak Anak, setiap anak memiliki empat hak dasar.  Salah satunya adalah hak untuk mendapatkan perlindungan dalam kerugian dari barang dan produk, termasuk produk pendidikan. ''Untuk itu sejak dini anak dilibatkan, karena di usia itulah pembentukan karakter terjadi,'' papar Srie. 

Namun menurut Srie, mengedukasi tentang sebuah produk harus menggunakan metode khusus. Tidak dapat berwujud arahan dan larangan, namun dengan cara yang menyenangkan, salah satunya dengan festival mewarnai sebagai salah satu teknik untuk memberikan edukasi. ''Dengan mewarnai, mereka bisa terlibat dan merasa lebur di dalamnya, selain itu dalam gambar yang diwarnai tersebut disisipkan pesan-pesan yang ingin disampaikan,'' pungkasnya.




shared at WhatsApp family 2b WOW chapter 22
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee