Showing posts with label Family. Show all posts
Showing posts with label Family. Show all posts

Mar 5, 2015

Ibu Adalah Sekolah Utama : Tergantung Bagaimana Kepala Sekolahnya?

Dalam konteks pengasuhan, sekolah pertama bagi anak adalah Ibu. Ibu adalah sekolah pertama dan terbaik bagi anak, karena secara psikologis: Ibu memberikan rasa nyaman bagi anak agar betah berlama-lama di dekatnya, menjadi tempat untuk curhat dan diskusi tentang banyak hal terutama menanamkan nilai-nilai agar anak menjadi tangguh menghadapi tantangan kehidupan.

Sulit bagi Ibu untuk fokus mendidik anak dan membuat mereka nyaman secara psikologis jika ia tidak mendapat dukungan, apalagi jika hanyut dalam perasaannya sendiri dan mudah stress. Ibu yang stress akan mudah emosi dan kurang sabar menghadapi anak-anak. Inilah gejala awal munculnya 'mother distrust' di mana anak jadi tidak betah di rumah dan merasa bahwa Ibu adalah sosok yang tidak mengenakkan. Semua fungsi dan tugas Ibu sebagai guru pertama dan utama akan dapat dipenuhi jika peran sebagai Kepala Sekolah yang dipikul Ayah berjalan maksimal.

Mother distrust muncul lagi-lagi karena peran ayah sebagai Kepala Sekolah hilang atau sangat kurang. Ayah lah yang seharusnya berpikir untuk membuat anak menjadi betah bersama ibunya, dalam hal ini: apakah kebutuhan psikologis Ibu. Ibu akan bisa memberikan rasa nyaman kepada keluarga jika ruang bathinnya nyaman. Dan Ayah lah yang berkewajiban menyamankan ruang bathin Ibu. Ada ruang dan waktu bagi Ibu untuk mencurahkan isi hatinya, misalnya: tidak hanya dibebani oleh pusingnya kenaikan harga-harga di luar. 

Menurut penelitian, perempuan (makhluk berkromosom XX) yang jiwanya sehat butuh mengeluarkan 20 ribu kata per hari. Ibu yang jarang diajak ngobrol santai oleh suaminya, maka bahasa tubuh dan nada bicaranya tidak mengenakkan. Menyusul anak akan resah, tak sabar dengan kelakuan anak, bahkan cenderung menjadikan anak sebagai sasaran pelimpahan emosi yang tidak semestinya. Jadi, endapan permasalahan dengan sang ayah dimanifestasikan dalam bentuk amarah yang tidak jelas kepada anak-anak. Terkadang, ada Ibu yang tetap sabar kepada anak-anaknya meskipun Ayah tak memberi ruang bagi jiwanya, tapi manifestasi ekstrimnya dalam bentuk penyakit fisik yang sulit sembuh.

Maka tugas wajib ayah adalah memberikan ruang, waktu dan suasana setiap hari bagi Ibu untuk bicara sebagai upaya untuk selalu menyehatkan jiwanya, mendengar keluh kesahnya. Rangkul Ibu untuk marah dan menangis kepada Ayah saja agar sehat jiwanya, agar Ibu bisa selalu memberikan bunga cinta untuk anak-anaknya.

Ibu yang sehat jiwanya dapat menjalankan tugasnya sebagai sekolah terbaik bagi putra-putrinya. Ia bisa tahan berjam-jam mendengar keluhan anak-anaknya. Ia mudah memaafkan anaknya. Ia menjadi madrasah yang baik untuk menanamkan nilai-nilai Robbany, dan hal ini harus didukung oleh Ayah yang memperhatikan bathinnya, disamping kesehatan fisiknya. Ibu harus sehat luar dalam. Ayah yang hebat, berawal dari suami yang hebat, yang mengerti jiwa dan kebutuhan pasangan. Singkatnya, bahagiakan pasangan kita, karean ia adalah madrasah utama bagi anak-anak kita.
~Bendri Jaisyurrahman~




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Jan 9, 2015

Menjadi Ibu Bahagia dan Bijak Di Era Platinum

Seminar dengan Ibu Elly Risman

Sebelum bicara tentang persoalan pengasuhan dan anak di era digital. Seorang ibu dan bapak seharusnya melihat kembali (look into yourself) atitude-atitude atau sikap-sikap yang perlu dibenahi bahkan direvolusi, yaitu dengan menengok diri sendiri :

  • Mengenali diri sendiri sebagai wanita paruh baya/midlife (usia 30 keatas) >>> dibahas panjang sekali tentang midlife.
  • Mengetahui sisa umur akan digunkan untuk apa
  • Midlife >>> midlescence (krisis paruh baya) pria dan wanita akan mengalami perubahan fisik dan emosi. Mengalami menopuse. Bukan hanya prempuan, laki-laki juga akan mengalami menapouse.
Mencegah krisis paruh baya :

  • Menerima! (QS. Ar-Rum : 54).
  • Selesai urusan dengan diri sendiri. Dengan menemukan benih masalah apakah : trauma masa kecil, kelelahan jiwa, mimpi-mimpi yang tidak terpenuhi, dsb.
  • Membuang trauma (konflik, bencana, dsb) >>> bisa dengan "Hand kataleptik"/mestimulasi diri sendiri.
  • Lakukan pekerjaan mulia, dengan : memaafkan dan berlapang dada (wa'fuanhum), meminta ampun (wastaghfirlahum), bermusyawarah, berdamai dengan persoalan dan menyelesaikan (Faidzaa azzamta fatawakkal alallah).
Tentang Otak :

  1. Batang otak >>> melawan, mempertahankan diri. Ada juga pada reptil.
  2. Otak tengah >>> perasaan
  3. Depan (topi) >>> fikiran
Manusia memiliki ketiganya. Yang jika diasah bagian otak tengah dan depan akan muncul berbagai macam kecerdasan. Tapi jika setiap waktu hanya berkutat pada masalah yang akan berfungsi hanya batang otak/korteks sehingga menjadi kasar, menyimpang, dsb.


  • Terima kenyataan. Setiap yang hidup pasti memiliki masalah, hanya bagaimana mengolah masalah agar semakin pintar dalam mengelola hidup.
  • Komunikasikan kebutuhan : mengertilah pasangan, perlu ruang, percaya diri, saling membantu untuk mekar di usia tahap kedua, bersama menghadapi masalah. Jangan sepotong-potong. Masalah anak bukan masalah ibu tapi juga ayah. Seorang ayah bukan peng-acc saja, seorang ayah adalah juga pengelola masalah. Jangan terima beres saja!
  • Bersyukur (QS. Al-Ahqaf : 15).
Tentang pengasuhan anak/generasi based on latar belakang masalah :

  1. Pemurtadan
  2. Miras
  3. Narkoba
  4. Games
  5. Pornografi
  6. Hamil diluar nikah
Bencana terbesar bukan tsunami, bukan banjir, bukan longsor, bencana tersebut adalah asbab dari bencana yang lebih besar : kerusakan otak pada generasi. Dibahas juga tentang pornografi. Betapa semua fihak saat ini sedang secara besar-besaran menggempur jiwa dan mental anak-anak kita dengan pornografi lewat hp, games, situs-situs porno, gay, lesbi, homo, incest dsb, dan semua itu sudah akan terlegitimasi secara legal. Kaum LGBT sudah meminta restu PBB untuk mengesahkan pernikahn sejenis di indonesia.

Pada slide juga ditampilkan hasil-hasil riset dan survey tentang kegiatan pornografi anak, dikenal oleh anak paling tinggi dari rumah mereka masing-masing. Akses terhadap gadget sangat sering. Sasaran pornografi yang utama adalah anak laki laki karena :

  1. Anak laki-laki memakai otak kiri lebih kuat
  2. Anak laki-laki mudah fokus
  3. Testosteron lebih banyak
  4. Alat vital anak laki-laki diluar
  5. Anak laki-laki yang 3S : smart, sensitive, spiritual. Sekolah di SDIT, dsb tidak menjamin anak-anak selamat dari ancaman tersebut.
  6. Anak laki-laki yang ber-ayah tapi tidak ber-ayah (tidak dekat, ayah tidak mau ikut campur, yang diurusin kerjaan melulu)
  7. Anak-anak yang ber-ibu tapi tidak ber-ibu (yang ibunya sehari bekerja di luar rumah anak-anaknya lebih berpotensi menjadi sasaran
  8. Anak-anak yang BLAST (Boring, Lonely, Angry, Afraid, Stress, Tired) salah satunya 6 tahun sudah SD. 
Anak perempuan lebih tidak terangsang dengan foto-foto/gambar, tapi lebih dengan kata-kata, chating room, sosok yang dicintai dsb yang tidak luput dari ancaman tindakan asusila di internet. 

Solusi :

  1. Revolusi Pengasuhan >>> salah satu orang tua harus berhenti bekerja! 
  2. Hanya kita yang harus menjadi baby sitter. Allah menitipkan anak-anak kepada kita bukan ART, bukan day care, bukan nenek, bukan tetangga!
  3. Dual parenting (pengasuhan anak yang dilakukan pasangan suami istri)
  4. Membuat perencanaan keluarga >>> laksanakan >>> evaluasi, begitu seterusnya
  5. Kuncinya : peran Ayah!
  6. Look into yourself!
Jika anak-anak sudah kecanduan gadget dan pornografi;

  1. Lakukan komunikasi berdampingan, jangan berhadapan
  2. Meminta maaf kepada anak atas tidak terpenuhinya hak-hak mereka. Ini penyebab utama anak mencari kesenangan-kesenangan di luar.
  3. Komunikasikan harapan-harapan kita kepada anak.
Sekian

Note :
Amanah ibu Elly: peserta diminta membagi ilmu ini kepada 3 orang, karena anak-anak kita bermain dan berinteraksi dengan mereka :

  1. Saudara kandung/ipar >>> anak mereka sepupu anak kita
  2. Tetangga 
  3. Orang tua kawan anak di sekolah!
Semoga bermanfaat. You can share if you care!




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Sep 11, 2014

Qurban

Seorang pedagang hewan qurban berkisah tentang pengalamannya : Seorang ibu datang memperhatikan dagangan saya. Dilihat dari penampilannya sepertinya tidak akan mampu membeli. Namun tetap saya coba hampiri dan menawarkan kepadanya,
“Silahkan bu...”
Lantas ibu itu menunjuk salah satu kambing termurah sambil bertanya,
”kalau yang itu berapa, Pak?”
“Yang itu 700 ribu bu,” jawab saya. 
“Harga pasnya berapa?” Tanya kembali si Ibu.
“600 deh, harga segitu untung saya kecil, tapi biarlah."
“Tapi, uang saya hanya 500 ribu, boleh pak?”, pintanya. 
Waduh, saya bingung, karena itu harga modalnya, akhirnya saya berembug dengan teman sampai akhirnya diputuskan diberikan saja dengan harga itu kepada ibu tersebut. Sayapun mengantar hewan qurban tersebut sampai ke rumahnya, begitu tiba di rumahnya, Astaghfirullah, Allahu Akbar, terasa menggigil seluruh badan karena melihat keadaan rumah ibu itu. Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya dan puteranya di rumah gubuk berlantai tanah tersebut. Saya tidak melihat tempat tidur kasur, kursi ruang tamu, apalagi perabot mewah atau barang-barang elektronik,. Yang terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar dan bantal lusuh.
Di atas dipan, tertidur seorang nenek tua kurus. 
“Mak, bangun Mak, nih lihat saya bawa apa?”, kata ibu itu pada nenek yang sedang rebahan sampai akhirnya terbangun. “Mak, saya sudah belikan emak kambing buat qurban, nanti kita antar ke Masjid ya, Mak....”, kata ibu itu dengan penuh kegembiraan.
Si nenek sangat terkaget meski nampak bahagia, sambil mengelus-elus kambing, nenek itu berucap,
“Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga kalau emak mau berqurban.”
“Nih Pak, uangnya, maaf ya kalau saya nawarnya kemurahan, karena saya hanya tukang cuci di kampung sini, saya sengaja mengumpulkan uang untuk beli kambing yang akan diniatkan buat qurban atas nama ibu saya.” Kata ibu itu.
Kaki ini bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan tetes air mata, saya berdoa,
“Ya Allah, ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan dengan hamba-Mu yang pasti lebih mulia ini, seorang yang miskin harta namun kekayaan Imannya begitu luar biasa.”
“Pak, ini ongkos kendaraannya.” Panggil ibu itu.
”Sudah bu, biar ongkos kendaraannya saya yang bayar." Kata saya.
Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini sudah basah karena tak sanggup mendapat teguran dari Allah yang sudah mempertemukan dengan hamba-Nya yang dengan kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuanya.

Untuk mulia ternyata tidak perlu harta berlimpah, jabatan tinggi apalagi kekuasaan, kita bisa belajar keikhlasan dari ibu itu untuk menggapai kemuliaan hidup. Berapa banyak diantara kita yang diberi kecukupan penghasilan, namun masih saja ada keengganan untuk berkurban, padahal bisa jadi harga handphone, jam tangan, tas, ataupun aksesoris yang menempel di tubuh kita harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor hewan qurban. Namun selalu kita sembunyi dibalik kata tidak mampu atau tidak dianggarkan.




shared at WhatsApp family 2b WOW chapter 22
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Aug 18, 2014

Manajemen Konflik

🍒 Apa itu konflik? 
Beda antara harapan dan realita.
🍒 Sumber konflik : 
  1. Beda prioritas (visi/misi) --- masa depan.
  2. Beda karakter --- masa sekarang, karakter muncul dari pengalaman hidup. 
  3. Beda latar belakang 

🍒 Simulasi : 
Coba urutkan list prioritas dibawah ini :
  • ✅ Lembaga/komunitas 
  • ✅ Karir/jabatan 
  • ✅ Cita-cita 
  • ✅ Keluarga (orang tua/saudara ) 
  • ✅ Keuangan 
  • ✅ Anak 
  • ✅ Suami 
  • ✅ Agama 
  • ✅ Seks 
  • ✅ Persahabatan 

🍒 Beda prioritas dengan pasangan, apa yang dilakukan? 
  1. Bicarakan dengan pasangan (forward
  2. Konsultasi dengan pihak ketiga (mediasi)
  3. Lepaskan (away

Pada konseling pranikah terkadang disarankan untuk membuat perjanjian pranikah. Mana yang bisa disepakati dan mana yang bisa ditoleransi. Ini bisa membantu mendeteksi mana yang bisa memicu konflik. 

🍒 Beda karakter, kenali suamimu.
Simulasi big five personality  *silahkan tes masing-masing

Nilai rata-rata : 
Tinggi jika > 3 
Rendah jika < 3 

A (Agreeableness) : Keterbukaan pada kesepakatan. 
Jika tinggi : setia, karena mendahulukan orang lain terkadang dia sendiri tersakiti.

N (Neuroticism) : Keterbukaan pada stress 
Jika tinggi : susah beradaptasi saat stres.
Jika rendah : mudah menyimpan masalah. Tidak ekspresif. Rata-rata suami berharap dapat istri dengan N rendah.
N itu otak negatif. Jika N sedang aktif maka harus diredam terlebih dahulu. Modulasi N dengan sentuhan fisik, suguhan, dsb. Oleh karena itu jika suami kita setelah tes ternyata N tinggi maka bisa diterapkan pendekatan ini. 

O (Openess) : Keterbukaan pada pikiran
Jika tinggi : pandai merangkai kata, pintar merayu, mudah diberikan saran, lebih fleksibel masalah keuangan.

C (Conscientiousness) : Keterbukaan hati 
Jika tinggi : perfeksionis, detail.
Jika rendah : spontan, impulsif, cenderung mengorbankan dirinya, mengambil resiko.

E (Extraversion) : Keterbukaan pada orang lain 
Jika tinggi : lebih mudah bahagia, optimis.
Jika rendah : tertutup, introvert.
Jika N adalah otak negatif, maka E adalah otak positif. Modulasinya adalah dengan kata-kata atau rayuan.

🍒 Cara bicara dengan suami (saat ada konflik). Disingkat : LEMPOK-DIAS
  1. Bahasa dan sikap yang Lemah lembut 
  2. Penuh Empati dan kasih sayang 
  3. Banyak Memuji dan menyanjung 
  4. Ungkapkan tidak setuju lewat Perasaan 
  5. Orangnya dipuji, perbuatannya dikritik 
  6. Kalimat tanya untuk tawarkan solusi 
  7. Ambil jalan tengah, sampai cukup Dikerjakan bersama
  8. Tawarkan diri untuk saling mengIngatkan 
  9. Jika masih Alot, coba lagi di lain waktu 
  10. Tutup diskusi dengan berkasih Sayang 

🍒 Waspadai sektor yang memicu konflik
  1. Kualitas hubungan 
  2. Silaturrahim orang tua 
  3. Penghasilan 
  4. Figur lain 

🍒 Saat butuh bantuan pihak ketiga, syaratnya: 
  1. Orang yang ber-Islam : Akan ada aib yang diceritakan (tanpa sengaja), sehingga harus memenuhi : Amanah dan syarat berhijab.
  2. Orang yang ber-Ilmu : Seseorang yang ahli di bidangnya, meskipun yang bersangkutan belum menikah. Misal psikolog, psikiatri, ustadz.
  3. Orang yang ber-Amal : Seseorang yang berpengalaman 

Saat konsultasi dengan pihak ketiga, gunakan kata kiasan! Berhati-hatilah menjaga kehormatan suami dan keluargamu dengan tidak membuka aib.

🍒 Beda antara mengikhlaskan dan melepaskan :
Mengikhlaskan 
  1. Dimulai sejak awal beriktiar 
  2. Khusnudzon mencoba segala cara dan strategi 
  3. Hal-hal masih bisa dikompromikan 

Melepaskan (to let go)
  1. Ikhtiar yang paling akhir 
  2. Pasrah karena semua cara dan strategi telah dilakukan 
  3. Hal-hal prinsip dan tidak bisa dikompromikan

🍒 Kesempitan dalam pernikahan, periksa 2 hal berikut : 
  1. Sebab shalat 
  2. Sebab amal perbuatan 

Yang perlu dilakukan: 
  1. Ikhtiar langit
  2. Ikhtiar bumi : muhasabah dan tetap berbuat baik.
  3. Bermusyawarah 

🍒 Indahnya muhasabah, jika mengalami kesempitan 
  1. Seberapa dekat dengan Allah (shalat dan sedekah) 
  2. Seberapa baik dengan oranng tua? Menjaga silaturrahim.
  3. Seberapa baik dengan orang lain? Penyebab kebahagiaan. 
  4. Sudahkah menjauhi zina? Hindari kerusakan pintu rezeki.

🍒 Apa itu cinta? 
Triangular Theory by Stenberg 
🔺 Passion/Lust : gairah.
🔺 Intimacy : kedekatan yang dibangun dari komunikasi.
🔺 Commitment  : diuji saat titik kritis
Semoga bermanfaat.
Oleh: dr. Hafid Algristian
(Dokter curhat, Certified Instructor Indonesian Board of Hypnotherapy, 
Dept Psikiatri FK Unair-RSUD Dr.Soetomo)




shared at WhatsApp family 2b WOW chapter 22
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Aug 8, 2014

Menata Niat & Menjaga Proses

Hari ini Vee mau ngebagiin materi yang disampaikan oleh dr. Anna Purnamasari pada saat kopdar kedua Komunitas to be Wonderful wife yang lalu..
Let's read it slowly..
^^

Ada tiga hal yang membuat motivasi menikah semakin kuat. Apa sajakah itu?
  • Pertama, menikah adalah BAGIAN dari meraih CITA-CITA. Jadi, menikah itu BUKAN cita-cita.
  • Kedua, POTENSI. Baik potensi fisik, ruhiyah, maupun pemikiran.
  • Ketiga, adanya PELUANG.
Jika terdapat ketiga hal tersebut, tentunya motivasi menikah kita semakin tinggi.

Lalu, mengapa sih kita harus menikah?
Kita ingat, manusia diciptakan Allah di dunia memiliki 2 tugas utama :
  1. Untuk beribadah sebagaimana terdapat dalam QS. 51 : 56. Salah satu ibadah ialah dengan menikah.
  2. Manusia diciptakan menjadi khalifah di muka bumi. Kita diberi tugas untuk memanfaatkan dan merawat bumi ini.
Coba kita lihat fenomena saat ini. Banyak anak-anak yang terlahir autis, hiperaktif. 
Autis adalah anak yang sibuk dengan dunianya sendiri. Ia melakukan repetitive behaviour yang tidak bertujuan. Anak autis penyebabnya ialah terdapat banyak logam berat di dalam tubuh. Fenomena semacam ini merupakan akibat dari manusia kurang menjaga diri dan lingkungannya.

Dengan menikah, manusia bisa mengoptimalisasi tugasnya beribadah sekaligus menjadi khilafah. Menikah tidak hanya sekedar karena usia sudah cukup, ada kecenderungan hati dengan seseorang, dan memang karena harus menikah. Menikah tidak hanya sekedar I LOVE YOU dan YOU LOVE ME. Tidak sesederhana itu! Ada misi yang kita emban di sana.

Lalu, apa sebenarnya fungsi menikah? dr. Anna memaparkan 6 fungsi menikah, yaitu biologis, psikologis, reproduktif, sosial, mengokohkan dakwah dan peradaban, serta mendidik manusia agar lebih berkualitas. Mari kita bahas satu persatu.

Aug 7, 2014

Persiapan Menuju Pernikahan Part 2

Postingan kali ini lanjutan dari materi sebelumnya yang disampaikan oleh mbak Euis Kurniawati pada kopdar #1 tanggal 25 Mei 2014.
Yuks mari menyimak lanjutannya..
^^

Sebelumnya kita sudah bahas sekilas tentang persiapan pernikahan yang pertama yaitu persiapan ruhiyah/mental (ada 4 point : ujian dan tanggung jawab. Sabar dan syukur. Mengubah espektasi menjadi obsesi. Menata ketundukan pada semua ketentuan-Nya)

Persiapan pernikahan yang selanjutnya :
2. Ilmiyah Tsaqafiyah / Ilmu pengetahuan.
Ada banyak hal ternyata yang HARUS kita pelajari dan pahami sebelum masuk gerbang pernikahan, bahkan bagi mereka yang telah menikah pun pasti akan merasakan hal yang tidak jauh berbeda, butuh selalu belajar, butuh selalu menimba ilmu. Karena dinamika rumah tangga begitu luas, begitu kompleks, dinamis. Akan lebih membantu jika sebelum menemui masalah kita sudah punya wacana tentang itu dan tahu bagaimana bertindak dengan tepat. Akan berbeda kalau sekedar trial-error. Ibarat kita akan beli sebuah peralatan elektronik misalnya, pasti ada buku petunjuk tentang penggunaannya dan antisipasi apa yang harus dilakukan agar tidak rusak. Begitu pula dengan pernikahan.
Mungkin saat kita berupaya menambah wawasaan kita, misal dengan baca buku / buka link-link artikel, akan ada bersitan pikiran, “Aduh.. Rasanya kok hampa ya, males, kayaknya belum terlalu urgent belajar ini.” Hmm.. Paksakan saja terus baca, yakinkan diri saja, mungkin ndak terasa manfaatnya saat ini, tapi suatu saat nanti info ini PASTI
akan sangat berguna.
Beberapa ilmu yang perlu kita pelajari sebelum menikah, antara lain:

  • Fiqh

Pernah ada cerita seorang kawan yang kebetulan habis ngisi taklim ibu-ibu paruh baya di sebuah kota, banyak dari mereka yang belum ngerti kalau ternyata ada kewajiban mandi junub setelah berhubungan suami istri. Kewajiban itu saja mereka belum paham, apalagi caranya. Padahal rata-rata sudah menikah bukan dalam hitungan bulan. Tapi sudah bertahun-tahun bahkan banyak yang usia pernikahannya diatas 10 tahun. Lalu bagaimana dengan sholatnya selama ini? Wallahu a’lam ..
Jika istri telah bersih dari haidh, apakah boleh berhubungan dengan suami meski ia belum bersuci (mandi besar)? Ini juga masuk bahasan fiqh. Termasuk juga tentang apakah beda status najis pada pipis bayi laki-laki dan bayi perempuan? Fiqh pula yang akan menjawabnya. Dan masih banyak contoh yang lainnya.
In sya Allah pada pertemuan-pertemuan berikutnya akan diundang ustadz yang kompeten untuk membahas masalah ini.