Showing posts with label Ibnu Abbas. Show all posts
Showing posts with label Ibnu Abbas. Show all posts

Mar 27, 2015

Kehidupan dan Kematian yang Diberikan Allah kepada Manusia [Tafsir QS Al-Baqarah : 28 - 29]

 قوله تعالى: كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ
"Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu Kembali. 
(QS Al-Baqarah : 28)
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ  وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيم
Dia lah (Allah) yang menciptakan segala apa  yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia mengetahui segala sesuatu 
(QS Al-Baqarah : 29)

✒Dalam ayat sebelumnya, Allah menerangkan sifat-sifat golongan yang kafir.
Kekufuran kepada Allah diperlihatkan dengan bukti bukti dan nikmat-nikmat, ini merupakan kekufuran yang amat buruk. Allah memperlihatkan  satu kejadian yang pasti manusia lihat. Mereka dahulu mati lalu dihidupkan oleh Allah. Mereka dahulu dalam keadaan mati lalu dihidupkan kembali oleh Allah,  dan tidak ada tempat untuk berlari dari kenyataan yang tidak dapat ditafsirkan kecuali dengan kuasa-Nya.
  • Jalan  kehidupan pasti berbeda dengan Jalan kematian.

Pasti ada diantara kita yang bertanya, "dari mana datangnya kehidupan?" Kehidupan itu datangnya dari Allah. Inilah jawabannya. Sebab jika tidak begitu, hendaklah orang yang tidak mau menerima mengatakan, "bagaimana jawabnya? "

Inilah hakikat ayat ini.
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ
Bagaimana kamu menjadi kufur (mengingkari) Allah padahal kamu dahulunya mati (belum lahir), kemudian Dia menghidupkan kamu
✒Dulu kamu itu mati, di antara benda-benda mati di sekelilingmu di bumi. Lalu Allah menciptakan kehidupan untukmu. ( فَأَحْيَاكُمْ )

Lantas bagaimana orang yang telah menerima kehidupan dari Allah ini bersikap kafir kepadaNya?
ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ
setelah itu Dia mematikan kamu
✒Hal ini tidak perlu dibantah lagi. Inilah hakikat yang dihadapi oleh setiap makhluk hidup.

  ثُمَّ يُحْيِيكُمْ
kemudian Dia menghidupkan kamu kembali (di akhirat)
✒Dan, inilah yang selalu mereka bantah.

ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Kemudian kepada-Nya lah kamu kembali...
✒Kamu akan kembali seperti semula.

  • Dalam tafsir Ibnu Katsir :

Ayat tersebut sama dengan firman-Nya: 
“Ya Rabb kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula).” 
(QS. Al-Mu’min: 11).
Mengenai firman Allah dengan bersumber dari Ibnu Abbas, ad-Dhahhak mengatakan, 
“Dulu, sebelum Dia menciptakan kamu, kamu adalah tanah, dan inilah kematian. Kemudian Dia menghidupkan kamu sehingga terciptalah kamu, dan inilah kehidupan. Setelah itu Dia mematikan kamu kembali, sehingga kamu kembali ke alam kubur, dan itulah kematian yang kedua. Selanjutnya Dia akan membangkitkan kamu pada hari kiamat kelak, dan inilah kehidupan yang kedua.”
✏Kemudian disusullah ayat ini dengan pantulan sinar yang lain untuk melengkapi pancaran cahaya yang pertama.
قوله تعالى:
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
"Dia lah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu, kemudian Dia menuju kelangit, lalu Dia menyempurnakan menjadi tujuh langit. Dan Dia maha mengetahui segala sesuatu."
✏Perkataan "untuk kamu" memiliki makna yang mendalam serta kesan yang dalam pula. Ini sangat menunjukkan kata yang pasti bahwa penciptaan manusia adalah untuk urusan yang besar.

Manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi, menguasainya dan mengelolanya. Walaahu'alaam bishshowwab.
-Tafsir Fi Zhilal Al Qur'an-





shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Mar 16, 2015

Perumpamaan [Tafsir QS Al-Baqarah : 26]

إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا ۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ
"Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?". Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik."
Tafsiran ayat 26
Berkata Saddi dalam tafsirnya, dari Ibnu Mas'ud, dari sejumlah sahabat : ketika Allah menjadikan dua perumpamaan ini bagi orang munafik (lihat QS.Al-Baqarah : 17-19), berkatalah orang munafik, "Allah-lah yang maha tinggi dan maha besar dengan perumpamaan ini." Maka Allah menurunkan ayat ini hingga akhir ayat (هُمُ الْخَاسِرُون) ~maksudnya QS Al-Baqarah : 26 - 27~

Dari Ma'mar, dari Qotadah : ketika Allah menyebutkan laba-laba dan lalat sebagai perumpamaan, berkatalah orang-orang musyrik, "Apa hubungannya antara laba-laba dan lalat?" Maka Allah menurunkan ayat (إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا)

Dari Said, dari Qotadah : sesungguhnya Allah tidak segan menyebutkan sesuatu demi kebenaran, baik itu kecil maupun besar. Dan ketika Allah menyebutkan lalat dan laba-laba dalam kitab-Nya, berkatalah orang sesat, "Apa maksud Allah menyebutkan hal ini?!" Maka Allah menurunkan ayat (إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا)

Dari Rabi' bin Anas : ini perumpamaan yang Allah jadikan untuk menggambarkan dunia. Karena nyamuk akan tetap hidup ketika lapar dan apa bila telah kenyang maka dia akan mati. 
Begitu juga halnya bagi orang-orang yang Allah tujukan perumpamaan ini untuk mereka, apabila jiwa mereka telah dipenuhi kesenangan dunia, maka disitu Allah akan mencabut segalanya dan mengazab mereka. Allah berfirman, 
"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa"
(QS. Al-An'am : 44)
Ada perbedaan mengenai asbabunnuzul, dan Ibnu Jarir lebih memilih apa yang telah diriwayatkan Saddi karena lebih menyentuh dengan isi surat. 


Makna ayat
Maksud dari (إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي) >>> (Sesungguhnya Allah tiada segan) 
adalah tidak enggan dan takut membuat perumpamaan apapun itu, baik kecil maupun besar.

Sedangkan makna (فَمَا فَوْقَهَا) >>> (atau yang lebih rendah dari itu)
ada dua pendapat disini, 
  1. Sesuatu yang lebih rendah dan lebih tercela (dari nyamuk). Ini pendapat Al-Kisai dan Abu Ubaid.
  2. Menunjukkan sesuatu yang lebih besar (dari nyamuk). Qotadah dan Ibnu Jarir lebih memilih pendapat ini, atas dasar tidak ada yang lebih hina dan rendah dari nyamuk.

(إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا) >>> (Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu)
Mujahid berkata terkait firman Allah diatas, baik perumpamaan itu kecil maupun besar, orang mukmin akan mengimaninya dan menyakini bahwasanya itu adalah kebenaran dari Allah dan Allah akan memberi hidayah dengannya.

(فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ) >>> (Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka)
Menurut Qotadah, mereka adalah orang-orang yang mengetahui bahwasanya perumpamaan itu merupakan Kalamullah.

(وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا) >>> (tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?)
Abu Aliyah berkata : Allah berfirman dalam QS Muddasir : 31.
"....supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya...."
Dari Ibnu Mas'ud dari banyak sahabat: maksud (يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا) >>> (dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah)
yakni orang munafik, maka Allah menambah kesesatan mereka disamping kesesatan mereka yang telah ada. Sebab kedustaan mereka dengan apa yang mereka ketahui dari perkara yang haq dari Allah.

Sedangkan maksud (وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا) >>> (Dan dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang diberi-Nya petunjuk)
yakni orang mukmin yang dengan perumpamaan itu dapat menambah hidayah dan keimanan mereka disamping keimanan yang telah ada di hati mereka.

Abu Aliyah berkata maksud ayat (وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ) >>> (Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik) adalah ahli nifaq. 
Sedangkan menurut Mujahid dari Ibnu Abbas adalah orang kafir yang mengetahui adanya Allah tetapi mereka kufur.
Menurut Qotadah mereka adalah orang fasik, maka Allah menyesetkan mereka karena kefasikan mereka.
Menurut Mus'ab bin Sad dari sad, yang dimaksud ayat adalah khawarij.

Allah tidak pernah mengganggap remeh susuatu hal untuk dijadikan perumpamaan, walaupun dari sesuatu yang hina dan rendah seperti nyamuk. Sebagaimana Allah tidak enggan menciptakannya maka Allah tidakkan enggan menjadikannya sebuah perumpamaan.

Dalam Al-qur'an terdapat banyak sekali ayat yang berisikan perumpamaan, diantaranya, [QS Al-hajj : 73] [QS Al-Ankabut : 41] [QS Ibrahim : 24-27] [QS An-Nahl : 75-76] [Qs Ar-Rum : 29] [QS Az-Zumar : 29] dan banyak lagi.

Kaum salaf berkata: "jika kami mendengar perumpamaan dalam Al-Qur'an dan kami tidak dapat memahaminya maka kami akan menangis, Karena Allah telah berfirman 
"Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu."
(QS. Al-ankabut : 43)
-Tafsir al-qur'an al-azhim-




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Nov 16, 2014

Kenapa Bergabung Dengan Komunitas ODOJ?

Jalan mengenal Allah adalah dengan mempelajari Al-Qur'an. Dengan mempelajari Al-Qur'an maka kita akan tahu tujuan hidup kita, yaitu berjumpa dengan Allah dan berjumpa dengan sahabat-sahabatnya yang soleh/solehah, Orang-orang yang begitu rindu berjumpa Allah dihari akhir karena mereka beramal soleh.

Seseorang yang semakin belajar akan mengantarkan pada keimanan. Allah memberi kita modal untuk belajar dan menjemput keimanan berupa, Pendengaran => Penglihatan => Akal & Hati 

Sahabat... 
Mencari ilmu adalah jihad dan tidak akan berkah jika didampingi maksiat. Bagi siapa bersusah payah menuntut ilmu, maka akan dimudahkan jalan menuju syurga. Karena itulah wahyu yang pertama kali turun adalah "IQRO" (Bacalah) karena musuh kita adalah kebodohan.

Semakin besar kita memahami Al-Qur'an, sebesar itu kita dapat menikmati hidayah. Mintalah setiap hari petunjuk, karena tiap detik setanpun tak berhenti menghasut kita.

Dari Ibnu Abbas r.a., beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah SaW, 
“Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” 
(HR. Tirmidzi)
Generasi sahabat dapat menjadi generasi terbaik (baca; khairul qurun) adalah karena mereka memiliki ihtimam yang sangat besar terhadap Al-Qur’an, para sahabat rasul khatam qur'an setiap bulan. 

Sayid Qutb dalam bukunya Ma’alim Fii Ath-Thariq menyebutkan tiga faktor yang menjadi rahasia mereka mencapai generasi terbaik seperti itu.
  1. Karena mereka menjadikan Al-Qur’an sebagai satu-satunya sumber pegangan hidup, sekaligus membuang jauh-jauh berbagai sumber-sumber kehidupan lainnya
  2. Ketika membacanya mereka tidak memiliki tujuan-tujuan untuk tsaqafah, pengetahuan, menikmati keindahan ataupun tujuan-tujuan lainnya. Namun tujuan mereka hanya semata-mata untuk mengimplementasikan apa yang diinginkan Allah dalam kehidupan mereka
  3. Mereka membuang jauh-jauh segala hal yang berhubungan dengan masa lalu ketika jahiliyah. Mereka memandang bahwa Islam merupakan titik tolak perubahan, yang sama sekali terpisah dengan masa lalu, baik yang bersifat pemikiran ataupun kebudayaan

Salam FULL Semangat!
-Shiwy Maulina-




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Aug 18, 2014

Tujuh Indikator Kebahagiaan Dunia


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 


Ibnu Abbas RA menjelaskan ada 7 indikator kebahagiaan dunia, yaitu :

  1. Qolbun Syakirun, atau hati yang selalu bersyukur, artinya selalu menerima apa adanya (qona'ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur.
  2. Al-Azwaju Shalihah, yaitu pasangan hidup yang shaleh/shalihah, pasangan hidup yang shaleh/shalihah akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sakinah.
  3. Al-Auladul Abrar, yaitu anak yang shaleh/shalihah. Do'a anak yg shaleh/shalihah kepada orang tuanya dijamin dikabulkan ALLAH, berbahagialah orang tua yang memiliki anak sholeh/solehah.
  4. Al-Biatu Sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita. Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang shaleh yang selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan bila kita salah.
  5. Al-Malul Halal, atau harta yang halal, bukan banyaknya harta tapi halalnya harta yang dimiliki. Harta yang halal akan menjauhkan setan dari hati. Hati menjadi bersih, suci dan kokoh sehingga memberi ketenangan dalam hidup.
  6. Tafakuh Fid-Dien, atau semangat untuk memahami agama,  dengan belajar ilmu agama, akan semakin cinta kepada agama dan semakin tinggi cintanya kepada ALLAH dan Rasul-NYA. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.
  7. Umur yang barokah,  artinya umur yang semakin tua semakin shaleh, setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Semakin tua semakin rindu untuk bertemu dengan Sang Pencipta. Inilah semangat hidup orang-orang yang barokah umurnya.
Semoga ALLAH SWT memberikan kemudahan kepada kita agar dapat  mencapai atau memiliki indikator-indikator tersebut.




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee