Showing posts with label Education. Show all posts
Showing posts with label Education. Show all posts

Oct 2, 2014

Abi, Seks Itu Apa?

Sahabat Ummi, penting sekali menghadapi segala pertanyaan anak-anak kita dengan ketenangan, apalagi jika mereka sudah mengajukan pertanyaan-pertanyaan sensitif misalnya seputar seks, tidak perlu langsung menghakimi. Jangan sampai terjadi gagal paham sebagaimana cerita di bawah ini:

Sepulang sekolah, seorang anak sebut saja Salim yang masih duduk di bangku kelas 1 MI (Madrasah Ibtidaiyah) bertanya pada Abinya.
“Abi, seks itu apa?”
Abinya terperanjat kaget dan marah-marah. Karena takut, Salim pun menangis. Mendengar suara tangis Salim, Uminya yang sedang sibuk di dapur pun menghampiri.
"Loh, kenapa kamu menangis, Nak? Kenapa Salim nangis, Bi?" tanya Umi pada Salim dan Suaminya.
"Tanya sendiri situ pada Salim." Abi menjawab dengan ketus.
"Kenapa sayang?" tanya Umi dengan lembut.
"Salim gak ngapa-ngapain, Umi. Salim cuma mau tanya, seks itu apa?" jawab Salim sambil terbata.
Umi Salim bingung, ia menarik nafas panjang. Ia hampiri anaknya yang masih sesenggukan menahan tangis. Dipeluknya putra satu-satunya itu. Dahi Umi berkernyit, tampak ia sedang berfikir keras untuk mencoba menjawab pertanyaan putranya itu dengan bahasa yang bisa dimengerti oleh anaknya. 
Di jaman modern ini orang tua memang harus terbuka, dan informasi mengenai hal ini memang sudah diberikan kepada anaknya walaupun dia masih MI.
Sambil mengusap air mata Salim, Umi mencoba memberi penjelasan, "Salim, seks itu adalah pembuahan sel telur yang disebut ovum yang ada pada Umi oleh sel sperma yang ada pada Abi.” jawab sang Umi dengan harapan anaknya bisa faham.
“Panjang sekali Umi. Mana cukup tempat buat isinya? Ini Umi saja yang isi ya. Salim bingung.” jawab Salim sambil memberikan buku tugas bahasa inggris kepada Uminya.
Di sana tertera :
Name : _____________
School : ____________
Class : _____________
Sex
: _______________
Abi & Umi : "....??????!!!"




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Aug 7, 2014

Persiapan Menuju Pernikahan Part 2

Postingan kali ini lanjutan dari materi sebelumnya yang disampaikan oleh mbak Euis Kurniawati pada kopdar #1 tanggal 25 Mei 2014.
Yuks mari menyimak lanjutannya..
^^

Sebelumnya kita sudah bahas sekilas tentang persiapan pernikahan yang pertama yaitu persiapan ruhiyah/mental (ada 4 point : ujian dan tanggung jawab. Sabar dan syukur. Mengubah espektasi menjadi obsesi. Menata ketundukan pada semua ketentuan-Nya)

Persiapan pernikahan yang selanjutnya :
2. Ilmiyah Tsaqafiyah / Ilmu pengetahuan.
Ada banyak hal ternyata yang HARUS kita pelajari dan pahami sebelum masuk gerbang pernikahan, bahkan bagi mereka yang telah menikah pun pasti akan merasakan hal yang tidak jauh berbeda, butuh selalu belajar, butuh selalu menimba ilmu. Karena dinamika rumah tangga begitu luas, begitu kompleks, dinamis. Akan lebih membantu jika sebelum menemui masalah kita sudah punya wacana tentang itu dan tahu bagaimana bertindak dengan tepat. Akan berbeda kalau sekedar trial-error. Ibarat kita akan beli sebuah peralatan elektronik misalnya, pasti ada buku petunjuk tentang penggunaannya dan antisipasi apa yang harus dilakukan agar tidak rusak. Begitu pula dengan pernikahan.
Mungkin saat kita berupaya menambah wawasaan kita, misal dengan baca buku / buka link-link artikel, akan ada bersitan pikiran, “Aduh.. Rasanya kok hampa ya, males, kayaknya belum terlalu urgent belajar ini.” Hmm.. Paksakan saja terus baca, yakinkan diri saja, mungkin ndak terasa manfaatnya saat ini, tapi suatu saat nanti info ini PASTI
akan sangat berguna.
Beberapa ilmu yang perlu kita pelajari sebelum menikah, antara lain:

  • Fiqh

Pernah ada cerita seorang kawan yang kebetulan habis ngisi taklim ibu-ibu paruh baya di sebuah kota, banyak dari mereka yang belum ngerti kalau ternyata ada kewajiban mandi junub setelah berhubungan suami istri. Kewajiban itu saja mereka belum paham, apalagi caranya. Padahal rata-rata sudah menikah bukan dalam hitungan bulan. Tapi sudah bertahun-tahun bahkan banyak yang usia pernikahannya diatas 10 tahun. Lalu bagaimana dengan sholatnya selama ini? Wallahu a’lam ..
Jika istri telah bersih dari haidh, apakah boleh berhubungan dengan suami meski ia belum bersuci (mandi besar)? Ini juga masuk bahasan fiqh. Termasuk juga tentang apakah beda status najis pada pipis bayi laki-laki dan bayi perempuan? Fiqh pula yang akan menjawabnya. Dan masih banyak contoh yang lainnya.
In sya Allah pada pertemuan-pertemuan berikutnya akan diundang ustadz yang kompeten untuk membahas masalah ini. 

Aug 6, 2014

Mendidik Anak Wanita

Read it slowly, there is 36 points ya...
  1. Berbahagialah orangtua yang dikaruniakan anak wanita sebab Rasulullah telah menjamin baginya surga jika sabar dan sukses mendidiknya
  2. Barangsiapa yang diuji dengan memiliki anak wanita, lalu ia asuh mereka dengan baik, maka anak itu akan menjadi penghalangnya dari api neraka (HR.Bukhari)
  3. Sebagian orangtua menganggap remeh mendidik anak wanita, bahkan lebih mengunggulkan anak laki. Padahal wanita adalah tiang peradaban dunia
  4. Itulah kenapa, jika gagal mendidik anak wanita berarti kita telah memutus kebaikan untuk generasi masa depan
  5. Gagal mendidik anak wanita berarti kelak kita akan kekurangan ‪ibu baik‬ di masa depan. Dan ujung-ujungnya rusaklah masyarakat
  6. Ajarilah anak wanita kita akan keutamaan menjaga kesucian diri bukan sekedar menjaga keperawanan. Suci dan perawan itu beda!
  7. Perawan terkait dengan faktor fisik, dimana selaput dara tidak robek. Sementara suci terkait dengan faktor akhlak dan sikap
  8. Banyak wanita yang bisa jadi masih perawan tapi tidak suci. Ia membiarkan badannya disentuh, bibirnya dikecup lelaki lain, asal tidak bersetubuh
  9. Sementara banyak juga wanita yang tidak perawan atas sebab kecelakaan, terjatuh, tapi masih suci. Sebab ia tak biarkan lelaki lain menyentuhnya
  10. Quran memberikan gelar wanita terbaik kepada Maryam tersebab ia selalu menjaga kesucian dirinya dalam kata, sikap dan tingkah laku
  11. Maryam tak sembarang gaul dengan lelaki asing. Maka, saat ia dinyatakan hamil, ia tetap suci di mata Allah

Awas Kanker Hati!!

Para dokter di NATIONAL TAIWAN Hospital melakukan penemuan terbaru, penyebab utama kerusakan hati adalah tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang.

  • Jangan tidur lewat dari jam 11 malam, karena malam hari dari jam 11 sampai dengan dini hari jam 1 adalah Proses Detox di bagian hati, harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas. 
  • Jam 1 sampai dengan jam 3 dini hari, proses Detox di bagian Empedu dalam kondisi tidur. 
  • Jam 3 sampai dengan 5 dini hari, proses Detox bagian Paru-paru.
  • Jam 5 sampai dengan 7 pagi hari, proses Detox bagian Usus Besar, sebaiknya Buang Air Besar.
  • Jam 7 sampai dengan 9 pagi hari, proses Penyerapan Gizi bagi Usus Halus, jadi harus makan pagi.
  • Begadang dan bangun terlalu siang mengacaukan Metabolisme tubuh, selain itu dari tengah malam  sampai dengan jam 4 dini hari adalah waktu bagi Sumsum Tulang Belakang untuk memproduksi darah. 

So, Keep Your Health Guys.
Beritahukanlah ke orang-orang yang kamu sayangi, PENTING BUAT YANG SUKA BEGADANG.

Menurut Dennis G West, pengarang buku Kesehatan Best Seller, hal-hal yang harus di perhatikan:

  • Jawablah telepon menggunakan telinga sebelah kiri
  • Jangan minum Obat dengan Air Dingin
  • Jangan makan makanan berat setelah jam 6 malam
  • Minum lebih banyak Air Putih di pagi hari, malam lebih sedikit
  • Jam tidur yang Paling Baik jam 10 malam sampai jam 5 pagi
  • Jangan terlalu cepat berbaring setelah minum obat
  • Ketika Battery HP tinggal satu jangan angkat telpon karena Radiasi meningkat hingga 100 kali.     


I told you because I care...




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Aug 5, 2014

Persiapan Menuju Pernikahan Part 1

Baru-baru ini Vee ada ikutan komunitas baru, namanya To Be Wonderful Wife. Taunya dari temen sih, tentang komunitas dimana saling berbagi tentang menjadi seorang istri yang baik untuk keluarga tercinta. 
Pada 'pertemuan' pertama, kemaren dikasi cerita materi yang disampaikan oleh mbak Euis Kurniawati (Ibu dari dua orang puteri dan merupakan ketua komunitas 2b WOW) pada kopdar#1 tanggal 25 Mei 2014 lalu.
Yukslah kita simak perlahan materi yang sudah diberikan, semoga bermanfaat..
^^

Dalam perbincangan seputar pernikahan, sering kali kita mendengar istilah “menyegerakan atau tergesa-gesa".
Sebenarnya apa yang membedakan 2 kalimat ini? 
Apakah soal berapa lama kita ada dalam masa penantian? 
Ataukah tentang seberapa cepat dan pada usia berapa kita bertemu sang pangeran dan bersanding di pelaminan?

Ternyata tak sepenuhnya demikian.
Menyegerakan dan tergesa-gesa lebih pas jika dimaknai dalam konteksnya seberapa lama persiapan yang kita lakukan untuk menuju gerbang pernikahan. Ia berbicara masalah waktu dan seberapa matang persiapan.

Ustad Salim A. Fillah misalnya, beliau menikah di usia 20 tahun. Tapi sejak usia 15 tahun beliau telah mempersiapkan diri. 5 tahun persiapan. Ini namanya menyegerakan.
Berbeda dengan seseorang yang menikah di usia 30 tahun misalnya, tapi baru melakukan persiapan dengan penuh kesadaran 6 bulan sebelum menikah. Ini masuk kategori tergesa-gesa.

Beberapa tahun lalu, saat saya masih bujang, saya sedang dalam perjalanan ke rumah nenek di kota Batu. Saat itu hampir tengah malam, kami berhenti sejenak dan saya turun dari mobil untuk pesan nasi goreng di seberang alun-alun kota apel ini. Ternyata di sana sudah ada beberapa anak punk yang ngumpul dan ngobrol heboh. Secara fisik penampilan mereka tidak jauh beda dengan anak-anak punk kebanyakan. Rambut di cat warna warni, pakai tindik di beberapa titik, pakaian dominan hitam dan bertampang “sangar”. Bukan berniat mencuri dengar pembicaraan mereka, tapi karena volumenya tidak kecil, mau ndak mau saya juga bisa ikutan dengar.
Ada yang menarik, saat salah satu dari mereka bercerita dengan sangat antusias tentang pacar barunya. Tentang keindahan fisiknya, tentang kemolekan tubuhnya, tentang kelincahan sikapnya. Wow banget deh menurutnya. Tapi tiba-tiba ada salah seorang diantara meraka yang tanya: "emang kamu mau jadikan istri?" Spontan dijawab oleh sang pacar : "ya enggak lah.. Yang bener ajaaa. Aku kalau cari istri ya yang sholehah, minimal jilbaban, biar bisa ndidik anak-anakku ntar!
Mak jlebbbbb..
Saya terkejut dengan jawaban spontannya.
Anak-anak punk yang dalam bayangan saya agak “ngeri dan sesuatu” ternyata mereka juga mendambakan sosok istri yang baik sebagai pendamping hidupnya dan ibu dari anak-anaknya kelak. Masya Allah. Apalagi kita, insya Allah. Pasti juga mendambakan sosok suami yang baik, yang shalih dan bisa menjadi imam bagi kita dan anak-anak kita kelak.

Tapi pertanyaannya adalah :
"Apakah kita sudah mempersiapkannya??? Lalu apa saja yang perlu dipersiapkan?"