Showing posts with label Mother. Show all posts
Showing posts with label Mother. Show all posts

Mar 5, 2015

Ibu Adalah Sekolah Utama : Tergantung Bagaimana Kepala Sekolahnya?

Dalam konteks pengasuhan, sekolah pertama bagi anak adalah Ibu. Ibu adalah sekolah pertama dan terbaik bagi anak, karena secara psikologis: Ibu memberikan rasa nyaman bagi anak agar betah berlama-lama di dekatnya, menjadi tempat untuk curhat dan diskusi tentang banyak hal terutama menanamkan nilai-nilai agar anak menjadi tangguh menghadapi tantangan kehidupan.

Sulit bagi Ibu untuk fokus mendidik anak dan membuat mereka nyaman secara psikologis jika ia tidak mendapat dukungan, apalagi jika hanyut dalam perasaannya sendiri dan mudah stress. Ibu yang stress akan mudah emosi dan kurang sabar menghadapi anak-anak. Inilah gejala awal munculnya 'mother distrust' di mana anak jadi tidak betah di rumah dan merasa bahwa Ibu adalah sosok yang tidak mengenakkan. Semua fungsi dan tugas Ibu sebagai guru pertama dan utama akan dapat dipenuhi jika peran sebagai Kepala Sekolah yang dipikul Ayah berjalan maksimal.

Mother distrust muncul lagi-lagi karena peran ayah sebagai Kepala Sekolah hilang atau sangat kurang. Ayah lah yang seharusnya berpikir untuk membuat anak menjadi betah bersama ibunya, dalam hal ini: apakah kebutuhan psikologis Ibu. Ibu akan bisa memberikan rasa nyaman kepada keluarga jika ruang bathinnya nyaman. Dan Ayah lah yang berkewajiban menyamankan ruang bathin Ibu. Ada ruang dan waktu bagi Ibu untuk mencurahkan isi hatinya, misalnya: tidak hanya dibebani oleh pusingnya kenaikan harga-harga di luar. 

Menurut penelitian, perempuan (makhluk berkromosom XX) yang jiwanya sehat butuh mengeluarkan 20 ribu kata per hari. Ibu yang jarang diajak ngobrol santai oleh suaminya, maka bahasa tubuh dan nada bicaranya tidak mengenakkan. Menyusul anak akan resah, tak sabar dengan kelakuan anak, bahkan cenderung menjadikan anak sebagai sasaran pelimpahan emosi yang tidak semestinya. Jadi, endapan permasalahan dengan sang ayah dimanifestasikan dalam bentuk amarah yang tidak jelas kepada anak-anak. Terkadang, ada Ibu yang tetap sabar kepada anak-anaknya meskipun Ayah tak memberi ruang bagi jiwanya, tapi manifestasi ekstrimnya dalam bentuk penyakit fisik yang sulit sembuh.

Maka tugas wajib ayah adalah memberikan ruang, waktu dan suasana setiap hari bagi Ibu untuk bicara sebagai upaya untuk selalu menyehatkan jiwanya, mendengar keluh kesahnya. Rangkul Ibu untuk marah dan menangis kepada Ayah saja agar sehat jiwanya, agar Ibu bisa selalu memberikan bunga cinta untuk anak-anaknya.

Ibu yang sehat jiwanya dapat menjalankan tugasnya sebagai sekolah terbaik bagi putra-putrinya. Ia bisa tahan berjam-jam mendengar keluhan anak-anaknya. Ia mudah memaafkan anaknya. Ia menjadi madrasah yang baik untuk menanamkan nilai-nilai Robbany, dan hal ini harus didukung oleh Ayah yang memperhatikan bathinnya, disamping kesehatan fisiknya. Ibu harus sehat luar dalam. Ayah yang hebat, berawal dari suami yang hebat, yang mengerti jiwa dan kebutuhan pasangan. Singkatnya, bahagiakan pasangan kita, karean ia adalah madrasah utama bagi anak-anak kita.
~Bendri Jaisyurrahman~




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Mar 2, 2015

Bakti Seorang Anak Kepada Ibunya yang Memiliki Keterbelakangan Mental

Salah seorang dokter bercerita tentang kisah sangat menyentuh yang pernah dialaminya. Hingga aku tidak dapat menahan diri saat mendengarnya. Aku pun menangis karena tersentuh kisah tersebut. 

Dokter itu memulai ceritanya dengan mengatakan :“Suatu hari, masuklah seorang wanita lanjut usia ke ruang praktek saya di sebuah Rumah Sakit. Wanita itu ditemani seorang pemuda yang usianya sekitar 30 tahun. Saya perhatikan pemuda itu memberikan perhatian yang lebih kepada wanita tersebut dengan memegang tangannya, memperbaiki pakaiannya, dan memberikan makanan serta minuman padanya. Setelah saya menanyainya seputar masalah kesehatan dan memintanya untuk diperiksa, saya bertanya pada pemuda itu tentang kondisi akalnya, karena saya dapati bahwa perilaku dan jawaban wanita tersebut tidak sesuai dengan pertanyaan yang ku ajukan.

Pemuda itu menjawab :“Dia ibuku, dan memiliki keterbelakangan mental sejak aku lahir”

Keingintahuanku mendorongku untuk bertanya lagi : “Siapa yang merawatnya?” 

Ia menjawab : “Aku.”

Aku bertanya lagi : “Lalu siapa yang memandikan dan mencuci pakaiannya?”

Ia menjawab : “Aku suruh ia masuk ke kamar mandi dan membawakan baju untuknya serta menantinya hingga ia selesai. Aku yang melipat dan menyusun bajunya di lemari. Aku masukkan pakaiannya yang kotor ke dalam mesin cuci dan membelikannya pakaian yang dibutuhkannya.”

Aku bertanya : “Mengapa engkau tidak mencarikan untuknya pembantu?”

Ia menjawab : “Karena ibuku tidak bisa melakukan apa-apa dan seperti anak kecil, aku khawatir pembantu tidak memperhatikannya dengan baik dan tidak dapat memahaminya, sementara aku sangat paham dengan ibuku.”

Aku terperangah dengan jawabannya dan baktinya yang begitu besar..

Aku pun bertanya : “Apakah engkau sudah beristri?”

Ia menjawab : “Alhamdulillah, aku sudah beristri dan punya beberapa anak”

Aku berkomentar : “Kalau begitu berarti istrimu juga ikut merawat ibumu?”

Ia menjawab : “Istriku membantu semampunya, dia yang memasak dan menyuguhkannya kepada ibuku. Aku telah mendatangkan pembantu untuk istriku agar dapat membantu pekerjaannya. Akan tetapi aku berusaha selalu untuk makan bersama ibuku supaya dapat mengontrol kadar gulanya.”

Aku Tanya : “Memangnya ibumu juga terkena penyakit Gula?”

Ia menjawab : “Ya, (tapi tetap saja) Alhamdulillah atas segalanya”

Aku semakin takjub dengan pemuda ini dan aku berusaha menahan air mataku. Aku mencuri pandang pada kuku tangan wanita itu, dan aku dapati kukunya pendek dan bersih.

Aku bertanya lagi : “Siapa yang memotong kuku-kukunya?”

Ia menjawab : “Aku. Dokter, ibuku tidak dapat melakukan apa-apa.”

Tiba-tiba sang ibu memandang putranya dan bertanya seperti anak kecil : “Kapan engkau akan membelikan untukku kentang?”

Ia menjawab : “Tenanglah ibu, sekarang kita akan pergi ke kedai.”

Ibunya meloncat-loncat karena kegirangan dan berkata : “Sekarang... Sekarang!”

Pemuda itu menoleh kepadaku dan berkata : “Demi Allah, kebahagiaanku melihat ibuku gembira lebih besar dari kebahagiaanku melihat anak-anakku gembira.”

Aku sangat tersentuh dengan kata-katanya dan aku pun pura-pura melihat ke lembaran data ibunya. 

Lalu aku bertanya lagi : “Apakah Anda punya saudara?”

Ia menjawab : “Aku putranya semata wayang, karena ayahku menceraikannya sebulan setelah pernikahan mereka.”

Aku bertanya : “Jadi Anda dirawat ayah?”

Ia menjawab : “Tidak, tapi nenek yang merawatku dan ibuku. Nenek telah meninggal – semoga Allah subhanahu wa ta’ala merahmatinya – saat aku berusia 10 tahun.”

Aku bertanya : “Apakah ibumu merawatmu saat Anda sakit, atau ingatkah Anda bahwa ibu pernah memperhatikan Anda? Atau dia ikut bahagia atas kebahagiaan Anda, atau sedih karena kesedihan Anda?”

Ia menjawab : “Dokter, sejak aku lahir ibu tidak mengerti apa-apa. Kasihan dia dan aku sudah merawatnya sejak usiaku 10 tahun.”

Aku pun menuliskan resep serta menjelaskannya. 

Ia memegang tangan ibunya dan berkata : “Marikita ke kedai.”

Ibunya menjawab : “Tidak, aku sekarang mau ke Makkah saja!”

Aku heran mendengar ucapan ibu tersebut.

Maka aku bertanya padanya : “Mengapa ibu ingin pergi ke Makkah?”

Ibu itu menjawab dengan girang : “Agar aku bisa naik pesawat!”

Aku pun bertanya pada putranya : “Apakah Anda akan benar-benar membawanya ke Makkah?”

Ia menjawab : “Tentu, aku akan mengusahakan berangkat kesana akhir pekan ini.”

Aku katakan pada pemuda itu : “Tidak ada kewajiban umrah bagi ibu Anda, lalu mengapa Anda membawanya ke Makkah?”

Ia menjawab : “Mungkin saja kebahagiaan yang ia rasakan saat aku membawanya ke Makkah akan membuat pahalaku lebih besar daripada aku pergi umrah tanpa membawanya”.

Lalu pemuda dan ibunya itu meninggalkan tempat praktekku. Aku pun segera meminta pada perawat agar keluar dari ruanganku dengan alasan aku ingin istirahat. Padahal sebenarnya aku tidak tahan lagi menahan tangis haru. Aku pun menangis sejadi-jadinya menumpahkan seluruh yang ada dalam hatiku. 

Aku berkata dalam diriku :
“Begitu berbaktinya pemuda itu, padahal ibunya tidak pernah menjadi ibu sepenuhnya. Ia hanya mengandung dan melahirkan pemuda itu. Ibunya tidak pernah merawatnya. Tidak pernah mendekap dan membelainya penuh kasih sayang. Tidak pernah menyuapinya ketika masih kecil. Tidak pernah begadang malam. Tidak pernah mengajarinya. Tidak pernah sedih karenanya. Tidak pernah menangis untuknya. Tidak pernah tertawa melihat kelucuannya. Tidak pernah terganggu tidurnya disebabkan khawatir pada putranya. Tidak pernah dan tidak pernah! Walaupun demikian, pemuda itu berbakti sepenuhnya pada sang ibu”.

Apakah kita akan berbakti pada ibu-ibu kita yang kondisinya sehat seperti bakti pemuda itu pada ibunya yang memiliki keterbelakangan mental?
~Syaikh Mamduh Farhan al-Buhairy~




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Dec 14, 2014

Ayah Bisu

Sebuah tulisan karya Sarah binti Halil bin Dakhilallah al-Muthiri yang ditulis untuk meraih gelar magister di Universitas Umm al-Quro, Mekah, Fakultas Pendidikan, Konsentrasi Pendidikan Islam dan Perbandingan, mungkin bisa menyemangati para ayah untuk rajin berdialog dengan anak-anaknya.

Judul tulisan ilmiah tersebut adalah:
“Dialog orangtua dengan anak dalam al-Qur’an al-Karim dan aplikasi pendidikannya”
Dari judulnya saja, sudah luar biasa. Dan memang luar biasa isinya. Menurut tulisan ilmiah tersebut, terdapat 17 dialog (berdasarkan tema) antara orangtua dengan anak dalam al-Qur’an yang tersebar dalam 9 Surat.

Ke-17 dialog tersebut dengan rincian sebagai berikut :
• Dialog antara ayah dengan anaknya (14 kali)
• Dialog antara ibu dan anaknya (2 kali)
• Dialog antara kedua orangtua tanpa nama dengan anaknya (1 kali)

Lihatlah ayah, subhanallah…
Ternyata al-Qur’an ingin memberikan pelajaran. Bahwa untuk melahirkan generasi istimewa seperti yang diinginkan oleh Allah dan Rasul-Nya, harus dengan komposisi seperti di atas. Jika kita bandingkan, ternyata dialog antara ayah dengan anaknya, lebih banyak daripada dialog antara ibu dengan anaknya. Jauh lebih banyak. Lebih sering. 14 banding 2!

Kalau hari ini banyak muncul ayah ‘bisu’ dalam rumah, inilah salah satu yang menyebabkan munculnya banyak masalah dalam pendidikan generasi. Sebagian ayah seringkali kehabisan tema pembicaraan dengan anak-anaknya. Sebagian lagi hanya mampu bicara dengan tarik urat alias marah. Ada lagi yang diam saja, hampir tidak bisa dibedakan saat sedang sariawan atau memang tidak bisa bicara. Sementara sebagian lagi, irit energi; bicara seperlunya. Ada juga seorang ayah yang saat dia belum selesai bicara sang anak bisa menyela, “Cukup yah, saya bisa lanjutkan pembicaraan ayah.” Saking rutinitas pembicaraannya yang hanya basa basi dan itu-itu saja.

Jika begitu keadaan para ayah, maka pantas hasil generasi ini jauh dari yang diharapkan oleh peradaban Islam yang akan datang.




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Nov 17, 2014

Kisah Sedih Seorang Ibu

Jalannya sudah tertatih-tatih, karena usianya sudah lebih dari 70 tahun, sehingga kalau tidak perlu sekali, jarang ia bisa dan mau keluar rumah. Walaupun ia mempunyai seorang anak perempuan, ia harus tinggal di rumah jompo, karena kehadirannya tidak diinginkan. Masih teringat olehnya, betapa berat penderitaannya ketika akan melahirkan putrinya tersebut. Ayah dari anak tersebut minggat setelah menghamilinya tanpa mau bertanggung jawab atas perbuatannya. Di samping itu keluarganya menuntut agar ia menggugurkan bayi yang belum dilahirkan, karena keluarganya merasa malu mempunyai seorang putri yang hamil sebelum nikah, tetapi ia tetap mempertahankannya, oleh sebab itu ia diusir dari rumah orang tuanya. Selain aib yang harus di tanggung, ia pun harus bekerja berat di pabrik untuk membiayai hidupnya. 

Ketika ia melahirkan putrinya, tidak ada seorang pun yang mendampinginya. Ia tidak mendapatkan kecupan manis maupun ucapan selamat dari siapapun juga, yang ia dapatkan hanya cemohan, karena telah melahirkan seorang bayi haram tanpa bapak. Walaupun demikian ia merasa bahagia sekali atas berkat yang didapatkannya dari ALLAH SWT di mana ia telah dikaruniakan seorang putri. Ia berjanji akan memberikan seluruh kasih sayang yang ia miliki hanya untuk putrinya seorang, oleh sebab itulah putrinya diberi nama Love - Kasih. 

Siang ia harus bekerja berat di pabrik dan di waktu malam hari ia harus menjahit sampai jauh malam, karena itu merupakan penghasilan tambahan yang ia bisa dapatkan. Terkadang ia harus menjahit sampai jam 2 pagi, tidur lebih dari 4 jam sehari itu adalahsesuatu kemewahan yang tidak pernah ia dapatkan. Bahkan Sabtu Minggu pun ia masih bekerja menjadi pelayan restoran. Ini ia lakukan semua agar ia bisa membiayai kehidupan maupun biaya sekolah putrinya yang tercinta. Ia tidak mau menikah lagi, karena ia masih tetap mengharapkan, bahwa pada suatu saat ayah dari putrinya akan datang balik kembali kepadanya, di samping itu ia tidak mau memberikan ayah tiri kepada putrinya. Sejak ia melahirkan putrinya ia menjadi seorang vegetarian, karena ia tidak mau membeli daging, itu terlalu mahal baginya, uang untuk daging yang seyogyanya ia bisa beli, ia sisihkan untuk putrinya. Untuk dirinya sendiri ia tidak pernah mau membeli pakaian baru, ia selalu menerima dan memakai pakaian bekas pemberian orang, tetapi untuk putrinya yang tercinta, hanya yang terbaik dan terbagus ia berikan, mulai dari pakaian sampai dengan makanan. 

Nov 9, 2014

Berbakti Kepada Kedua Orangtua

-Inspirasi dari Surat Luqman ayat 14-

Sekeras apapun usaha kita dan sematang apapun rencana kita, hasil akhirnya tetap ada pada Allah. Segala hal yang ada di dalam Quran menjadi pelajaran bagi kita. Kisah orang yang diberi nikmat fungsinya agar kita berusaha mendapatkan kenikmatan tersebut. Kisah orang yang diberi azab fungsinya agar kita berusaha menghindari azab tersebut.

Luqman Al-Hakim Allah abadikan dalam Quran agar selalu kita tadabburi kisahnya.
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. 
(QS Luqman: 14)
Allah mewasiatkan tema berbakti kepada kedua orangtua. Lafaz 'wasiat' memiliki arti: hal yang harus dan sangat penting untuk dilakukan. Tidak boleh tidak. Lafaz 'wasiat' dalam Quran digunakan untuk tema-tema besar. Misalnya dalam surat Al-Ashr (wasiat saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran).

Oct 28, 2014

Ibu...

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu...
Jadilah seperti Nuwair binti Malik yang berhasil menumbuhkan kepercayaan diri dan mengembangkan potensi anaknya. Saat itu sang anak masih remaja. Usianya baru 13 tahun. Ia datang membawa pedang yang panjangnya melebihi panjang tubuhnya, untuk ikut perang badar. Rasulullah tidak mengabulkan keinginan remaja itu. Ia kembali kepada ibunya dengan hati sedih. Namun sang ibu mampu meyakinkannya untuk bisa berbakti kepada Islam dan melayani Rasulullah dengan potensinya yang lain.
Tak lama kemudian ia diterima Rasulullah karena kecerdasannya, kepandaiannya menulis dan menghafal Qur’an. Beberapa tahun berikutnya, ia terkenal sebagai sekretaris wahyu. Karena ibu, namanya akrab di telinga kita hingga kini: Zaid bin Tsabit.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu...
Jadilah seperti Shafiyyah yang rela menggendong anaknya yang masih balita ke masjid untuk shalat Subuh berjamaah. Keteladanan dan kesungguhan Shafiyyah mampu membentuk karakter anaknya untuk taat beribadah, gemar ke masjid dan mencintai ilmu. Kelak, ia tumbuh menjadi ulama hadits dan imam Madzhab. Ia tidak lain adalah Imam Ahmad.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu...
Jadilah ibu yang terus mendoakan anaknya. Seperti Ummu Habibah. Sejak anaknya kecil, ibu ini terus mendoakan anaknya. Ketika sang anak berusia 14 tahun dan berpamitan untuk merantau mencari ilmu, ia berdoa di depan anaknya: “Ya Allah Tuhan yang menguasai seluruh alam! Anakku ini akan meninggalkan aku untuk berjalan jauh, menuju keridhaan-Mu. Aku rela melepaskannya untuk menuntut ilmu peninggalan Rasul-Mu. Oleh karena itu aku bermohon kepada-Mu ya Allah, permudahlah urusannya. Peliharalah keselamatannya, panjangkanlah umurnya agar aku dapat melihat sepulangnya nanti dengan dada yang penuh dengan ilmu yang berguna, aamiin!”
Doa-doa itu tidak sia-sia. Muhammad bin Idris, nama anak itu, tumbuh menjadi ulama besar. Kita mungkin tak akrab dengan nama aslinya, tapi kita pasti mengenal nama besarnya: Imam Syafi’i.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu...
Jadilah ibu yang menyemangati anaknya untuk menggapai cita-cita. Seperti ibunya Abdurrahman. Sejak kecil ia menanamkan cita-cita ke dalam dada anaknya untuk menjadi imam masjidil haram, dan ia pula yang menyemangati anaknya untuk mencapai cita-cita itu. “Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah menghafal Kitabullah, kamu adalah Imam Masjidil Haram”, katanya memotivasi sang anak. “Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah, kamu adalah imam masjidil haram”, sang ibu tak bosan-bosannya mengingatkan. Hingga akhirnya Abdurrahman benar-benar menjadi imam masjidil Haram dan ulama dunia yang disegani. Kita pasti sering mendengar murattalnya diputar di Indonesia, karena setelah menjadi ulama, anak itu terkenal dengan nama Abdurrahman As-Sudais.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu...
Jadilah orang yang pertama kali yakin bahwa anakmu pasti sukses. Dan kau menanamkan keyakinan yang sama pada anakmu. Seperti ibunya Zewail yang sejak anaknya kecil telah menuliskan “Kamar DR. Zewail” di pintu kamar anak itu. Ia menanamkan kesadaran sekaligus kepercayaan diri. Diikuti keterampilan mendidik dan membesarkan buah hati, jadilah Ahmad Zewail seorang doktor. Bukan hanya doktor, bahkan doktor terkemuka di dunia. Dialah doktor Muslim penerima Nobel bidang Kimia tahun 1999.
~Laksamana Yuda C~




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Oct 23, 2014

Mendidik Anak Laki-Laki Sebagai Calon Imam Keluarga Tangguh

"Mendidik satu anak laki-laki sama dengan membangun sebuah peradaban, karena mereka adalah calon imam keluarga, calon pemimpin peradaban. Ketika kita mendidik mereka dengan benar, maka kita sedang berkontribusi untuk munculnya "khairu ummah" (ummat terbaik) yang terdiri dari keluarga-keluarga dahsyat, yang dipimpin para imam keluarga yang tangguh. Rakyat yang tangguh akan memiliki pemimpin yang unggul, karena pemimpin adalah cerminan rakyatnya."
MENDIDIK ANAK LAKI-LAKI DI JAMAN RASULULLAH SAW
Rasulullah SAW telah memulai pendidikan generasi aqil baligh ini tentu pada dirinya sendiri lewat bimbingan Allah SWT. Usia 9-12 tahun, Rasulullah SAW telah magang berdagang ke Syams bersama pamannya. Usia 17 tahun beliau sudah memiliki usaha mandiri sebagai manager perdagangan regional, usia 25 sudah menjadi bussiness owner. Usia 40 tahun beliau sudah berdakwah meluruskan tata cara dan moral. Rasulullah SAW menjadi "coach" mendampingi para anak laki-laki muda, para Sahabat Rasulullah yang mulia, yang saat itu masih anak-anak saat Rasul menjelang senja.

Kita mengenal Usamah bin Zaid ra. Siroh mencatat bahwa Rasulullah SAW menikahkan Usamah ra ketika berusia 14 tahun. Apakah Rasulullah SAW lalai ketika menikahkan Usamah ra? Tentu tidak. Usamah telah mengalami pendidikan generasi aqil baligh. Siroh kemudian mencatat bahwa Usamah ra ditunjuk menjadi panglima perang ke Tabuk pada usia 16 tahun. Apakah Rasulullah SAW  lalai ketika menunjuk seseorang dalam penugasan yang penting? Tentu tidak. Kami meyakini bukan hanya Usamah ra yang menjalani pendidikan generasi aqil baligh ini, tetapi juga sahabat-sahabat lain yang seangkatan dengannya. Tentu dengan pendidikan yang disesuaikan dengan potensinya masing-masing. Karenanya, model mendidik seperti ini kemudian menjadi tradisi selama ratusan tahun setelah Rasulullah SAW wafat.

Oct 20, 2014

Nice Story

Seorang dokter yang bertugas di sebuah desa sedang berkeliling ke rumah warga. Ia terkesan oleh kepandaian dan keramahan seorang anak perempuan berumur 5 tahun yang menyambut kedatangannya dengan ramah.

Tak lama kemudian ia menemukan jawabannya, saat ibu anak itu sedang sibuk di dapur mencuci
piring-piring dan perkakas dapur yang kotor, si anak datang kepadanya sambil membawa sebuah
majalah, 
"Bu, apa yang sedang dilakukan pria dalam foto ini?" tanyanya.
Sang dokter tersenyum kagum ketika melihat ibu anak itu segera mengeringkan tangannya, duduk di kursi, memangku anak itu dan menghabiskan waktu selama sepuluh menit untuk menerangkan serta menjawab berbagai pertanyaan buah hatinya.

Setelah anak itu beranjak pergi, sang dokter menghampiri ibu itu dan berujar, 
"Kebanyakan ibu tidak mau diganggu saat ia sedang sibuk, mengapa ibu tidak seperti itu?"
Dengan senyum si ibu menjawab, 
"Saya masih bisa mencuci piring dan perkakas kotor itu selama sisa hidup saya, tetapi pertanyaan-pertanyaan polos putri saya mungkin tidak akan terulang sepanjang hidup saya".
Semoga kita selalu bisa menyediakan waktu untuk keluarga. Jangan sampai kesibukan-kesibukan yang ada merampas kebersamaan kita dengan keluarga.

Barakallahu fiikum




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Oct 2, 2014

Abi, Seks Itu Apa?

Sahabat Ummi, penting sekali menghadapi segala pertanyaan anak-anak kita dengan ketenangan, apalagi jika mereka sudah mengajukan pertanyaan-pertanyaan sensitif misalnya seputar seks, tidak perlu langsung menghakimi. Jangan sampai terjadi gagal paham sebagaimana cerita di bawah ini:

Sepulang sekolah, seorang anak sebut saja Salim yang masih duduk di bangku kelas 1 MI (Madrasah Ibtidaiyah) bertanya pada Abinya.
“Abi, seks itu apa?”
Abinya terperanjat kaget dan marah-marah. Karena takut, Salim pun menangis. Mendengar suara tangis Salim, Uminya yang sedang sibuk di dapur pun menghampiri.
"Loh, kenapa kamu menangis, Nak? Kenapa Salim nangis, Bi?" tanya Umi pada Salim dan Suaminya.
"Tanya sendiri situ pada Salim." Abi menjawab dengan ketus.
"Kenapa sayang?" tanya Umi dengan lembut.
"Salim gak ngapa-ngapain, Umi. Salim cuma mau tanya, seks itu apa?" jawab Salim sambil terbata.
Umi Salim bingung, ia menarik nafas panjang. Ia hampiri anaknya yang masih sesenggukan menahan tangis. Dipeluknya putra satu-satunya itu. Dahi Umi berkernyit, tampak ia sedang berfikir keras untuk mencoba menjawab pertanyaan putranya itu dengan bahasa yang bisa dimengerti oleh anaknya. 
Di jaman modern ini orang tua memang harus terbuka, dan informasi mengenai hal ini memang sudah diberikan kepada anaknya walaupun dia masih MI.
Sambil mengusap air mata Salim, Umi mencoba memberi penjelasan, "Salim, seks itu adalah pembuahan sel telur yang disebut ovum yang ada pada Umi oleh sel sperma yang ada pada Abi.” jawab sang Umi dengan harapan anaknya bisa faham.
“Panjang sekali Umi. Mana cukup tempat buat isinya? Ini Umi saja yang isi ya. Salim bingung.” jawab Salim sambil memberikan buku tugas bahasa inggris kepada Uminya.
Di sana tertera :
Name : _____________
School : ____________
Class : _____________
Sex
: _______________
Abi & Umi : "....??????!!!"




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Aug 27, 2014

Mitos - Fakta Seputar Kehamilan

Resume kopdar #7 
Oleh : Ibu Amalia 
(Bidan, ibu 2 putri)

Hubungan seks saat hamil menyakiti janin >>> Salah
Seks saat hamil tidak berbahaya bagi janin asal dilakukan dengan cara yang benar, terutama di trimester awal. Bahkan saat trimester 3 disarankan melakukan hubungan seks karena sperma suami mengandung hormon oxytoxin. 

Tidak bisa melahirkan normal jika sebelumnya caesar >>> Salah 
Tidak selamanya yang melahirkan caesar tidak bisa normal. Asalkan jarak kehamilannya sesuai, memastikan bekas jahitannya telah sembuh sempurna dan tidak ada kemungkinan sobek saat kontraksi kelahiran normal yang justru memicu kematian ibu melahirkan. Dokter akan membantu menganalisa.

Kehamilan berlangsung 9 bulan >>> Salah 
Setiap ibu hamil memiliki periode kehamilan bervariasi. Biasanya pihak medis umum menggunakan istilah minggu, bukan bulan. Karena lebih akurat. Kelahiran juga bisa lebih cepat atau lebih lambat dari hpl (hari perkiraan lahir) yang diprediksi. 

Tidak bisa olah raga saat hamil >>> Salah
Justru dengan olah raga yang tepat, janin akan mendapatkan manfaat dari olah raga tersebut. Begitu juga dengan sang ibu

Jenis kelamin bayi pengaruhi bentuk perut >>> Salah
Bentuk perut tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin. Apakah dia bulat, lonjong, dan sebagainya.

Berat badan akan berkurang saat proses persalinan >>> Benar 
Benar saat melahirkan berat badan ibu akan berkurang, tapi hanya sekitar 4 - 6 kg saja. Itu termasuk bayi, darah, air ketuban dan plasenta. Sisanya membutuhkan waktu untuk kembali seperti semula.

Makan untuk 2 orang >>> Salah
Pertumbuhan bayi dalam kandungan tidak membakar kalori sebanyak yang kita pikirkan. Yang penting  terapkan pola makan seimbang seperti yang telah dijelaskan sebelumnya plus ditambah selingan snack/buah 2x sehari.

Saat hamil, akar rambut lebih kuat karena pengaruh hormon kehamilan >>> Benar 
Saat hamil akar rambut lebih kuat karena pengaruh hormon. Tapi saat sudah melahirkan kondisi akan sebaliknya. 

Saat hamil kulit bisa menjadi halus atau malah berjerawat >>> Benar
Hal ini terjadi karena penyesuaian terhadap hormon-hormon kehamilan.

Ada guratan panjang di perut (stretch marks) >>> Benar 
Stretch mark terjadi karena adanya peregangan kulit. Upaya kulit untuk mengkompensasi elastisitas saat tubuh terjadi pembesaran rahim dan akan meninggalkan bekas di perut saat sudah melahirkan. Stretch mark bisa diminimalisir dengan rutin mengolesi perut dengan baby oil, lotion atau minyak zaitun. 

Senang makan pedas saat hamil berbahaya bagi janin >>> Salah
Makanan pedas tidak berpengaruh ke janin karena di dalam tubuh ibu akan dimetabolisme terlebih dahulu sebelum disalurkan ke bayi. Asal tidak berlebihan.

Senang minum es saat hamil akan membuat janin besar >>> Salah
Air es yang diminum tidak membuat janin besar. Kecuali minum air es dengan gula.

Makan nanas, durian berbahaya saat hamil >>> Salah
Sebenarnya jika hanya makan satu butir durian atau sepotong nanas tidak masalah. Yang penting ibu hamil tidak alergi dengan makanan tersebut. Nanas sendiri sebenarnya merangsang ibu hamil untuk mual karena sifatnya yang masam. Sedangkan ibu hamil yang mengalami hipertensi memang diharuskan menghindari makanan seperti daging kambing dan durian dengan alasan kesehatan. Kol dan nangka pun yang bisa menghasilkan gas dalam perut sebaiknya dihindari oleh ibu hamil, sebab pada ibu hamil, gerakan lambung melambat dan membentuk gas sehingga mengakibatkan perut terasa kembung.

Suplemen tambahan seputar mitos - fakta seputar kehamilan bisa di buka link berikut : 




shared at WhatsApp family 2b WOW chapter 22
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Komunikasi Pengasuhan Terhadap Anak

Ada yang bilang, “anak itu adalah ‘produk’ orang tua. Apa dan bagaimana jadinya anak kita nanti, yang harus dipertanyakan adalah bagaimana cara orang tua mengasuh dan mendidiknya.” Hmm, rasanya berat banget ya jadi orang tua itu? Selain bertanggung jawab di duniat dan akhirat atas anak-anak kita, nggak lupa juga sejuta harapan yang kita gantungkan di hari depannya nanti. Itu makanya mengasuh dan mendidik anak bukan perkara gampang dan “ah, liat nanti aja.” 

Perlu diingat nih, apa yang kita ajarkan saat ini, saat dia balita akan berefek hingga mereka dewasa. Contoh ya, kalau si kecil terjatuh dan respon kita, memukul lantai sambil bilang, “duh, sakit ya nak? Pukul nih lantainya, nakal ya dia.” Nantinya jangan heran saat si kecil tengah marah dan kesal, dia akan melampiaskannya dengan memukul. Dan saat dewasa, akan terbiasa menyalahkan jika sesuatu yang buruk menimpanya. Kok segitunya ya? Lho, iya. Kan sering kita dengar, pengaruh terbesar dalam kehidupan anak adalah lingkungan terdekatnya yaitu orang tua.

Sayang ya, nggak ada sekolahnya untuk jadi orang tua yang baik, jadi kan untuk hal-hal kecil tapi penting untuk psikologi anak, kita sebagai orang tua bisa cepat tanggap. Tapi bagaimana pun cara pengasuhan kita terhadap anak, pastinya kita ingin yang terbaik dong? Nah, itu sebabnya kita sebagai orang tua harus benar-benar buka mata, pasang telinga dan selalu waspada. Artinya, perbanyak baca, senantiasa mendengar berbagai pengalaman orang lain dan jangan malas ikut berbagai kelas atau seminar parenting. Banyak lho ilmu yang didapat dan pastinya bisa diterapkan pada gaya pengasuhan kita.

Berikut nih salah satunya yang Bunda kutip dari Mommiesdaily saat mengikuti rangkaian seminar dengan Supermoms-id.
Materinya saat itu adalah Komunikasi Pengasuhan Anak. Mungkin banyak yang mikir ya, “ah masa masalah komunikasi dibikin seminar sendiri. Masih kecil gitu loh, anak gue.” atau “masa ngomong aja mesti diatur sih?” Tapi begitu dijembreng sama ibu Elly masalah komunikasi dengan anak ini, langsung banyak mommies (dan para ayah) peserta seminar yang ‘tertampar’. 
Apa saja sih, ini kita catat poin-poinnya :
  • Berbicara dengan terburu-buru, bahkan melakukan segala sesuatu dengan terburu-buru. Banyak mommies (dan ayah) yang berangkat kerja terburu-buru sehingga kalaupun berkomunikasi dengan anak pasti hanya menyuruh dan menyuruh. Kalau yang saya pelajari di ilmu komunikasi sih, yang namanya komunikasi itu dua arah bukan? *plak, tertampar sendiri*

  • Tidak mengenal diri sendiri. Saya mencoba menjabarkan tentang diri saya sendiri, ternyata lebih mudah untuk mencari kekurangan ya daripada kelebihan (apa karena nggak punya kelebihan, hihihi). Ini karena sedari kecil kita dibiasakan melihat atau mendengar yang jelek-jelek, misalnya “Kamu nakal sekali”, “Aduh, bawel banget”, “Anak perempuan kok males”, dst dsb dkk. Dengan mengenali diri sendiri maka rasa percaya diri akan meningkat,   jangan lupa kenali anak dan pasangan juga, dari situlah komunikasi akan terbuka.

  • Setiap pribadi itu unik dan berbeda. Ini penting banget, kita kalau dibandingkan sama teman kantor atau ipar pasti sebel kan? Nah, begitu juga anak loh! Jangka panjangnya, anak akan menjadi krisis identitas (atau malah over kompetitif) karena dibanding-bandingkan terus yang membuatnya tidak bisa mengenali dirinya sendiri sejak kecil.

  • Bedakan antara keinginan dan kebutuhan. Yah, yang ini mirip-mirip sama kalau mommies naksir tas atau sepatu kali ya, hihihi. Ini mah kasus saya sendiri deh, setiap malam itu pasti kaya orang berantem kalau nidurin anak. Saya ingin si anak untuk tidur cepat karena besoknya ada acara keluarga, sementara si anak ya butuh main-main dan main karena memang anak-anak butuh main.

  • Baca bahasa tubuh anak. Kalau anak lagi lari-lari terus jatuh, yang umum sih suka kelepasan ya ngomong “tuh kan, ibu bilang apa? Makanya jangan lari-larian!” Padahal bahasa tubuh anak sudah menunjukkan bahwa ia kesakitan, butuh dipeluk ditenangkan ya, bukan dimarahi. Komunikasi Pengasuhan Anak Bahasa tubuh seseorang (bahkan kita juga) nggak akan bisa bohong. Karena bahasa tubuh itu terbentuk dari perasaan seseorang terhadap sesuatu. Kata ibu Elly, baca bahasa tubuh anak dulu, maka kamu bisa memahami/ mendengarkan perasaannya. Ada 12 gaya bahasa popular turun temurun yang kerap dilontarkan orangtua pada anaknya, baik sengaja maupun tidak sengaja. Dibawah ini ceritanya situasi anak lagi lari-larian terus jatuh. Nah, yuk kita contreng mana saja yang mommies lakukan ya, hehehe…

Memerintah, “Jangan lari-larian dong!”
Menyalahkan, “Tuh kan jatuh, lagian nggak bisa diem banget sih.”
Meremehkan, “Masa gitu saja nangis?”
Membandingkan, “Tuh lihat si A nggak nangis loh!”
Mencap/ memberikan label, “Kamu nakal sih.”
Mengancam, “Nangisnya sudah dong, nanti ibu panggilin dokter nih biar disuntik.”
Menasehati, “Makanya omongan orangtua itu didengerin.”
Membohongi, “Dipakein obat ini nggak sakit kok.”
Menghibur, “Nggak apa-apa kok, besok juga sembuh lukanya.”
Mengkritik, “Kamu pake sendalnya yang itu sih, kan licin pantesan saja jatuh.”
Menyindir, “Ini akibatnya kalo nggak dengerin orangtua, kualat kan.”
Menganalisa, “Gimana nanti kalo udah gede coba, pasti susah dibilangin."
  • Bedakan masalah siapa. Misalnya, anak menelpon kerumah karena PR-nya ketinggalan. Apakah mommies mengantarkan PR atau tidak? Pahami ini masalah siapa, kenapa anak bisa ketinggalan buku PR-nya? Jika kita mengantarkan bukunya, sama saja kita tidak mengajarkan tanggung jawab karena PR kan berarti tanggung jawab anak, bukan kita. Bukan berarti jahat loh moms, tapi anak harus belajar mandiri dan bisa mengambil keputusan sendiri, karena kita tidak akan hidup selamanya untuk mendampingi anak.

  • Sampaikan pesan SAYA, bukan KAMU. Misalnya anak nggak mau makan, biasanya yang akan terucap adalah, “kamu makan dong, nanti sakit, laper, blablabla...” kita ubah jadi gini saja moms, “Ibu sedih/kesal/sebel deh, kalau kamu nggak makan”. Dengan perubahan susunan kalimat ini, anak tidak merasa disalahkan atas kelakuannya, tapi akan tau bahwa tindakan nggak mau makannya ini membuat si ibu sedih/kesal/sebal.

  • Dengarkan anak secara aktif. Beruntung saya punya ibu yang mau mendengarkan saya, makanya ibu bagi saya juga sekaligus seorang teman curhat. Mudah-mudahan saya bisa seperti itu sampai nanti anak-anak dewasa. 

Demikian share artikel hari ini semoga bermanfaat.




shared at WhatsApp family 2b WOW chapter 22
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Aug 26, 2014

Persiapan Nutrisi Sebelum Kehamilan

Resume kopdar #7 
Oleh : Ibu Amalia 
(Bidan, ibu 2 putri)

Bukan saja mengenai perjalanan sembilan bulan yang menyenangkan akan tetapi juga perjalanan dalam persiapan kehamilan yang harus dipersiapkan. Modal utama yang tidak kalah penting dalam mempersiapkan kehamilan adalah asupan nutrisi yang mencukupi kebutuhan calon ibu hamil. Hal ini dikarenakan pada minggu pertama terjadinya pertumbuhan organ vital pada bayi dan ibu harus dapat mendukung nutrisi tersebut. Sesuai dengan panduan, ibu hamil dapat mengkonsumsi makanan yang bervariasi dengan kandungan karbohidrat, protein, lemak yang disesuaikan dengan kecukupan gizi harian calon ibu hamil. Selain itu perhatikan pula kebutuhan nutrisi lain yang sering kali terlupakan oleh ibu hamil.

Berikut adalah persiapan nutrisi sebelum kehamilan adalah sebagai berikut :

Asam Folat
Asam folat adalah salah satu yang bermanfaat untuk mempersiapkan kehamilan, meskipun sering kali terlupakan. Langkah pertama yang dapat anda persiapkan adalah dengan mencukupi kebutuhan asam folat berkisar hingga mencapai 400 mikrogram setiap harinya. Dalam melengkapi asan folat setiap harinya anda dapat memperoleh dari makanan alami dan vitamin sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Adapun sumber terbaik dari alam yang menyediakan asam folat adalah kandungan sayuran yang berdaun hijau, sitrus, kuning telur dan kacang-kacangan. Dengan mempersiapkan kehamilan dengan cara mencukupi kebutuhan asam folat maka akan membantu dalam perkembangan dan juga metabolisme pada pembuahan. Selain itu asam folat sangat berfungsi dalam membantu ibu hamil dalam mengurangi resiko anak cacat bawaan dan penyakit yang berbahaya lainnya.

Pilihan Asupan Makanan
Dalam mempersiapkan kehamilan perhatikan pula asupan makanan, benahi pola hidup anda dan menjaga makan makanan sehat untuk kehamilan. Anda dapat meninggalkan makanan yang tidak sehat seperti junk food yang mengandung kalori dan lemak yang tinggi. Hindari pula mengkonsumsi makanan seperti keripik, minuman bersoda dan makanan tidak sehat lainnya. Sehingga dalam mempersiapkan kehamilan sebaiknya perbanyak mengkonsumsi protein dan vitamin. Vitamin alami sangat disarankan seperti kandungan buah-buahan, sayuran, kacang kacangan, gandum dan juga susu yang mengandung lemak yang rendah.

Zat Besi
Seringkali ibu hamil mengalami kelelahan, lesu dan berakibat pada kesehatan yang buruk pada ibu dan janin dalam mengantisipasi kondisi tersebut sebaiknya persiapkan kehamilan anda dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Makanan atau multivitamin yang mengandung zat besi akan membantu dalam persiapan kehamilan dan menghindari anemia yang sering kali dikeluhkan oleh ibu hamil.

Membatasi Kafein
Batasi konsumsi kopi dan teh dikarenakan mengandung kafein yang dapat memperburuk kesehatan menjelang persiapan kehamilan. Rekomendasi dari pakar kesehatan bahwa mengawali kehamilan dapat dilakukan dengan batas mengkonsumsi kafein sebanyak 200 miligram, hal ini juga dapat dibatasi sampai kehamilan.

Jauhi Alkohol
Penelitian menyebutkan kebiasaan mengkonsumsi alkohol akan mengganggu kesuburan oleh karena itu mengkonsumsi alkohol sebelum dan selama kehamilan akan memperburuk kondisi kesehatan ibu dan janin.

Tinggalkan Kebiasaan merokok
Hentikan kebiasaan merokok secara total ketika merencanakan kehamilan dan juga selama kehamilan. Perokok pasif sama bahayanya dengan perokok aktif oleh karena itu sebaiknya minta suami anda untuk menghentikan kebiasaan merokok.

Menjaga Berat Badan yang Ideal
Menjaga berat badan yang ideal adalah cara terbaik salah satunya dengan makan makanan yang sehat dan juga tidak terlalu gemuk atau kurus. Dalam mencapai berat badan ideal menjelang kehamilan rajinlah melakukan olahraga sehingga dapat hidup yang sehat.

T : Penambahan berat badan ideal selama hamil?
J : Penambahan 6 - 20 kg dari berat badan awal. Atur pola makan yang dikonsumsi. Tidak selalu penambahan berat badan ibu berbanding lurus dengan berat badan bayi saat lahir. Kalau penambahan berat badan ibu tinggi tapi bayi lahir tidak terlalu besar kemungkinannya karena ibu terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat. Lalu bagaimana? Bayi dalam kandungan itu pintar, ia hanya akan mengambil yang diperlukan. Oleh karena itu ibu hamil harus memperhatikan pola makannya, karbohidrat sedikit saja, diperbanyak protein, vitamin dan yang lainnya. Agar penambahan berat badan ibu berbanding lurus dengan penambahan berat badan bayi.

T : Persiapan gizi hamil sebelum menikah?
J : Sebelum menikah perhatikan 3 hal berikut :
  1. Minimal 3 bulan sebelum menikah perbanyak komsumsi vitamin E (kacang-kacangan, telur, nature E). Vitamin E bisa meningkatkan kesuburan, sel telur lebih terjaga, hormon progesteron lebih bagus.
  2. Rilex. Jangan stres.
  3. Pastikan kita dan (calon) pasangan tidak memiliki penyakit kelamin dan menular. Kalau perlu tes kesehatan sebelum menikah. Kurang lebih 500 ribu. Kalau untuk pesta pernikahan kita mau merogoh kantong yang tidak sedikit, seharusnya untuk urusan yang penting dan jangka panjang seperti ini juga jangan sayang mengeluarkan uang.

T : Berat badan minimal untuk hamil? Orang gemuk tidak bisa hamil? 
J : Tidak ada berat badan minimal, tapi biasanya akan diperiksa lingkar lengannya untuk memastikan ibu bergizi baik. Kurus atau gemuk tidak mempengaruhi kesuburan.

T : Tadi disampaikan saat hamil setidaknya mengkonsumsi minimal 1 telur/hari. Apa tidak menyebabkan kolesterol atau bisul? 
J : Kalau bisul mungkin memang karena alergi yang muncul 2 jam setelah mengkonsumsi. 
Kalau kolesterol tinggi berarti mengkonsumsi telurnya terlalu berlebihan. Batasi. Tapi tetap harus mengkonsumsi karena saat hamil butuh protein dan kebaikan dari telur.

T : Haid tidak teratur pengaruhi kesuburan? 
J : Pelajari pola dan siklus haid kita. Bisa 35 hari, bisa 28 hari.  Perhatikan selama 3 kali haid berturut-turut. Haid juga dipengaruhi karena pikiran. Jika stres ada 2 kemungkinan. Haid bisa banyak (lebih dari satu kali sebulan) atau bahkan tidak haid. Dulu ada kasus 1 angkatan asrama SMA para siswinya 6 bulan tidak haid, bukan karena hamil tapi karena stres beradaptasi dengan asrama. 

T : Tips lahir normal?
J : Salah satunya dengan memperbanyak sujud terutama di trimester 3 kehamilan (7 - 9 bulan) agar posisi kepala bayi bisa di bawah. Posisi sujud tidak persis sama seperti sujud saat shalat. Posisi pantat dan punggung seperti sujud sholat, kepala miring dengan salah satu pipi menempel di lantai, posisi siku sampai telapak tangan menempel di lantai.




shared at WhatsApp family 2b WOW chapter 22
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Aug 21, 2014

Trik Dekat Dengan Anak Untuk Ibu Bekerja

Bagi ibu bekerja, walaupun harus berkutat hampir seharian penuh di kantor, Anda tetap bisa melakukan bonding dengan Si Kecil melalui banyak cara. Ingat, kebersamaan Anda dan Si Kecil untuk menciptakan bonding tidak dilihat dari seberapa lama waktu yang dihabiskan, melainkan kualitas dari kebersamaan itu sendiri. Saat Si Kecil merasa dicintai dan aman, ia pun akan lebih dekat dan terikat dengan Anda. Dilansir dari sumber Babyzone, inilah beberapa cara yang bisa para ibu bekerja lakukan supaya semakin dekat dengan Sang buah hati.

Ikut Bermain Bersama
Luangkan waktu Anda, meski hanya sebentar, untuk duduk bersama Si Kecil di lantai dan bermain bersamanya. Ini akan memberikan kesempatan kepada Anda untuk bersenang-senang serta lebih dekat kepadanya.

Selalu Ada
Jam berapapun Anda berangkat atau pulang kerja, selalu sediakan waktu untuk berinteraksi dengan Si Kecil tanpa terganggu hal lain, misalnya televisi atau gadget. Dengan begitu, kepercayaan di dalam dirinya terhadap Anda akan tumbuh dan ia pun bisa menjalin bonding dengan Anda. Walau hanya 10 menit saja dalam sehari, hal tersebut tetap dapat menggantikan waktu selama ia tidak bertemu Anda.

Membaca Buku Bersama
Membaca bersama Si Kecil merupakan salah satu kegiatan berkualitas antara ibu dan anak. Sisipkan kegiatan ini setiap Anda memiliki kesempatan. Ia akan merasa lebih dekat saat fokus mendengarkan suara dan melihat gerakan jari ibunya ketika menunjukkan gambar-gambar di buku cerita.

Memandikan Si Kecil
Waktu mandi mampu meningkatkan bonding Anda dan Si Kecil. Bukan hanya itu, memandikan sambil bermain air bersama Si Kecil juga bisa menjadi sesi seru penuh tawa.

Bermanja-manja
Berikan pelukan dan ciuman, serta berbaring di samping Si Kecil sebanyak yang Anda bisa. Bayi dan anak-anak sangat merespons sentuhan, terutama dari ibunya. Oleh karena itu, luangkan waktu selama lima menit dalam sehari untuk memeluk, berbaring bersama, atau mengusap-usap rambutnya.

Seru Bersama Si Kecil
Lupakan kalau Anda sudah bukan anak kecil lagi dan lakukan hal-hal seru bersamanya! Menari, bermain peran, menggelitik atau membuat ekspresi lucu di depan cermin hingga Anda dan Si Kecil tertawa lepas. Tunjukkan padanya kalau Anda memiliki selera humor dan bisa diajak bergembira, selelah apapun Anda dengan rutinitas pekerjaan yang dijalani.

Akhir Minggu Hanya Bagi Si Kecil
Pada hari kerja sangat sedikit kemungkinan Anda pergi keluar dan bereksplorasi bersama Si Kecil. Tidak perlu khawatir, sebab Anda bisa melakukannya di akhir minggu. Pergi bukan berarti harus ke tempat yang jauh, cukup piknik ke taman bisa menjadi alternatif bagi Anda dan dirinya membangun bonding sambil menikmati hangat sinar matahari dan hijaunya rumput. _Sagar/DT/Dok. M&B_




shared at WhatsApp family 2b WOW chapter 22
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Aug 6, 2014

Mendidik Anak Wanita

Read it slowly, there is 36 points ya...
  1. Berbahagialah orangtua yang dikaruniakan anak wanita sebab Rasulullah telah menjamin baginya surga jika sabar dan sukses mendidiknya
  2. Barangsiapa yang diuji dengan memiliki anak wanita, lalu ia asuh mereka dengan baik, maka anak itu akan menjadi penghalangnya dari api neraka (HR.Bukhari)
  3. Sebagian orangtua menganggap remeh mendidik anak wanita, bahkan lebih mengunggulkan anak laki. Padahal wanita adalah tiang peradaban dunia
  4. Itulah kenapa, jika gagal mendidik anak wanita berarti kita telah memutus kebaikan untuk generasi masa depan
  5. Gagal mendidik anak wanita berarti kelak kita akan kekurangan ‪ibu baik‬ di masa depan. Dan ujung-ujungnya rusaklah masyarakat
  6. Ajarilah anak wanita kita akan keutamaan menjaga kesucian diri bukan sekedar menjaga keperawanan. Suci dan perawan itu beda!
  7. Perawan terkait dengan faktor fisik, dimana selaput dara tidak robek. Sementara suci terkait dengan faktor akhlak dan sikap
  8. Banyak wanita yang bisa jadi masih perawan tapi tidak suci. Ia membiarkan badannya disentuh, bibirnya dikecup lelaki lain, asal tidak bersetubuh
  9. Sementara banyak juga wanita yang tidak perawan atas sebab kecelakaan, terjatuh, tapi masih suci. Sebab ia tak biarkan lelaki lain menyentuhnya
  10. Quran memberikan gelar wanita terbaik kepada Maryam tersebab ia selalu menjaga kesucian dirinya dalam kata, sikap dan tingkah laku
  11. Maryam tak sembarang gaul dengan lelaki asing. Maka, saat ia dinyatakan hamil, ia tetap suci di mata Allah