Showing posts with label Tokoh Islam. Show all posts
Showing posts with label Tokoh Islam. Show all posts

Dec 25, 2016

Al Imam An Nawawi

*🌾Bulir Ibrah dan Hikmah🌾*

Bismillah, alhamdulillah washolatu wasallam ‘ala rasulillah amma ba’ad.

Siapa yang tidak kenal dengan kitab Riyadhus Shalihin? Ya, penulisnya adalah Al Imam An Nawawi rahimahullahu ta’ala, ulama abad 7 Hijriyah yang berasal dari Suriah. Kitab ini, kitab yang diberkahi oleh Allah subhana wa ta’ala. Rasanya tidak ada masjid di muka bumi ini yang tidak kenal kitab ini. Bahkan berapa banyak di rumah-rumah muslimin memiliki kitab yang luar biasa ini.

Padahal kitab Riyadhus Shalihin, terhitung salah satu kitab yang tipis dibandingkan dengan karya-karya An Nawawi yang lainnya. An Nawawi rahimahullahu ta’ala memiliki tulisan di berbagai bidang ilmu; fikih, hadist, menjelaskan kitab-kitab hadist, mustholah hadist, bahasa, tauhid, berbicara juga tentang geografi dan seterusnya. Beliau menulis di dalam banyak ilmu.

Tentu kitab Arba’in yang tipis hanya 42 hadits kita juga tahu, tapi isinya luar biasa sehingga banyak dikenal saat hari ini. Dan bahkan menjadi standar awal bagi mereka yang ingin menghafal hadits.

Ada Raudhotholibin, ada Al Minhaj yang merupakan penjelasan Shahih Muslim yang terbaik. Kemudian ada kitab fikih yang sangat terkenal Al Majmu Syarhu Muhadzab, Tadzhibul Asma’ wa Lughot, Al Adzkar An Nawawi, dan seterusnya. Sangat banyak karyanya.

Kalau dibandingkan dengan usianya Imam Nawawi, ternyata sangat singkat dibandingkan karyanya. Maka dalam satu hari dibagi usianya, An Nawawi menulis beberapa bab. Dalam satu buku, kita tahu ada berapa bab. Itu kalau dibagi dengan usianya, padahal kita tahu tidak mungkin orang ketika lahir langsung menulis buku. Perlu berilmu dulu, menjadi ahli ilmu kemudian baru menulis buku.

Mari kita pikirkan, berapa sekarang usia kita dan apa yang sudah kita lakukan? Mari kita lihat bagaimana kesibukan An Nawawi rahimahullahu ta’ala yang ternyata Allah panggil di usia yang masih cukup muda yaitu 45 tahun.

An Nawawi berkata, “Setiap hari saya belajar 12 pelajaran.” Subhanallah, satu hari 12 pelajaran. Dan dia belajar baik syarhan wa thoshihan, baik penjelasannya atau untuk membenarkannya kalau ada yang salah.

Ada Al Washit kemudian kitab Al Muhadzab, Al Jama’ Baina Shahihain, ada Shahih Muslim, kitab Al Luma’ ibnu Jinni dalam masalah Nahwu, ada Ishlahu Mantiq Ibnu Siqit dalam masalah bahasa, kemudian ada dalam Ushul Fikih ada At Tashrif, Al Luma’ Abu Ishaq, Al Munatqhof Fakhrudin Arrazi.

Luar biasanya, kitab-kitab ini dipelajari dalam satu hari. Dia mempelajari bahkan kemudian dia mengatakan: Saya mencatatnya, saya memberikan penjelasannya, kemudian saya menjelaskan apa yang sulit, menjelaskan kata-katanya, kemudian melihat secara bahasa, dan seterusnya.

Maka dari itu, usianya hanya 45 tahun tetapi karyanya lebih panjang dari usianya, bahkan menjadi karya yang hidup setelah dia tiada.

An Nawawi berkata, “Wabarokallahuli fi wakti wasytigholi wa a’nani ‘alaih.” (Allah memberkahi waktuku, kesibukanku, dan Allah membantuku dalam hal itu).

Ini penting. Jangan sekadar sibuk dan jangan sekadar usia panjang. Apalah artinya kesibukan melimpah, usia panjang, kesempatan banyak, tetapi tidak diberkahi dan tidak ditolong Allah.

Karena itulah, maka mari kita berdo’a dan melakukan hal yang membuat Allah ridho. Agar berapa pun usia kita yang Allah berikan itu diberkahi. Agar semua kesibukan kita adalah kesibukan yang diberkahi juga dan ditolong oleh Allah subhana wa ta’ala.

Semoga usia kita adalah usia yang diberkahi Allah. Berapa pun yang Allah berikan, kesibukan kita adalah kesibukan yang menghasilkan hal-hal yang terus hidup, bahkan setelah kita tiada nanti.

Wallahu ta’ala ‘alam  bishowab.

Dinukil dan diselia dari *"Allah Memberkahi Usiaku"*
Budi Ashari, 20 Desember 2016


shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Feb 19, 2015

Ahmad Yasin

Ia pemuda biasa. Lahir dari keluarga miskin lagi pengungsi. Ia bermimpi untuk melawan kezhaliman yang mengoyak wajah bumi para Nabi, tanah kelahirannya, sejak pertengahan abad lalu. Suatu hari masih dalam sengatan mimpinya, ia bersama teman-temannya membuat sebuah acara kemah ketangkasan di pantai Gaza. Dan dari sanalah kisah menakjubkan itu dimulai.

Di akhir acara mereka berlomba, mereka saling adu ketahanan. Siapa bisa melakukan head-stand, berdiri dengan kepala dalam jangka waktu terlama, dialah sang pemenang. Sang pemenang berhak digendong bergantian selama perjalanan pulang.

Tiap menit, satu demi satu peserta menyerah. Lalu tinggallah dia sendiri, pemuda itu. Dia masih terus bertumpu di atas kepalanya bahkan sampai beberapa jam kemudian! Gila! Teman-temannya berseru-seru. Tapi tak beranjak. Wajahnya dicobakan untuk tetap tersenyum. Hingga pada satu titik waktu, ia tak tahan lagi. Serasa ada yang meledak di kepalanya. Lalu ia jatuh. Sayangnya saat mencoba bangkit, ia limbung. Ia jatuh lagi. Dan kakinya sulit digerakkan, bahkan serasa tak mampu menahan berat tubuhnya. Hari itu, usianya baru enam belas tahun.

Ia lumpuh di usia remajanya. Tapi mimpinya tak ikut lumpuh. Mimpi itu tetap menyala. Bahkan kian berkobar. Dengan kelumpuhannya ia memilih untuk menjadi guru agama Islam di sebuah sekolah dasar. Dan karena mimpi-mimpinya yang menjulang, murid-muridnya tersengat. Konon, tiap kali ia mengajarkan sesuatu, murid-muridnya bak kerasukan. Mereka begitu bersemangat mengamalkan apa yang dikatakannya.

Suatu hari disinggungnya tentang shalat malam. Maka paginya para wali murid memprotes pihak sekolah karena anak-anak mereka jadi begadang semalaman menantikan sepertiga malam terakhir untuk shalat. Suatu hari, disinggunggnya pula tentang puasa sunnah. Maka para orang tua kelabakan karena hari-hari berikutnya anak-anak mereka yang masih kecil memboikot sarapan pagi dan makan siang untuk berpuasa. Padahal musim panas begitu dahsyat dengan siang panjang bermandikan matahari.

Duhai kekuatan apakah itu, yang ada pada guru lumpuh itu? Itulah kekuatan jiwa. Begitu kokohnya ia hingga jasad yang rapuh itu bagaikan matahari, bersinar meledakkan. Bertahun-tahun dia dipenjara Israel, sampai manusia pun bertanya apa bahayanya orang tua yang lumpuh penyakitan ini? Dokter-dokter di penjara Israel hampir-hampir menganggapnya laboratorium hidup, karena hari tak berganti tanpa bertambahnya jenis penyakit di tubuh sang singa yang berkursi roda.

Inilah lelaki yang ditakuti Israel. Bukan yang seperti Rambo. Bukan hanya badannya sekekar Ade Rai. Hanya seorang lelaki lumpuh berkursi roda yang bicara pun terbata-bata. Suaranya juga kecil hampir kehabisan bunyi. Tapi kekuatan jiwa itulah, jiwa yang dipenuhi mimpi, keyakinan pada janji ilahi, membuatnya begitu perkasa, begitu berwibawa di hadapan jutaan pasukan bersenjata lengkap berkendara lapis baja. Perkenalkan, namanya Ahmad Yasin rahimahullah.

Apa rahasianya?
Wallahu a’lam. Jawaban ringan yang bisa kita berikan adalah karena syaikh amat dekat dengan Allah Ta’ala, sehingga kata-katanya bak suara panglima pasukan di hadapan jutaan segenap pasukannya; didengarkan, berwibawa dan penuh kharisma. Lantas apa sarana agar kita dekat dengan Allah? Jawabannya adalah membaca, merenungi, mengkaji surat cinta-Nya, yaitu Al-Qur’an.  “Kalian” kata Khabbab bin Art radhiyallahu anhu, seorang shahabat, “tak kan pernah mendekat kepada Allah dengan sesuatu yang lebih Dia cintai daripada kalam-Nya.” Inilah rahasia itu.

Ada satu kisah menarik yang diceritakan oleh seorang rekan perihal Ahmad Yasin ini –rahimahullah-. Rekan kita ini menceritakan bahwa Ustadz Fahim beserta rombongan (sekitar 4 orang) pernah berkunjung ke Palestina, dan kebetulan bertemu dengan menantu syaikh Ahmad Yasin. Maka ustadz Fahim beserta rombongannya ini diminta untuk berkenan berkunjung ke rumah mertuanya. Setibanya di rumah, dan berbincang-bincang sejenak, si ustadz dan rombongan diajak melihat sebuah kamar yang sederhana. 

Menantu Syaikh Ahmad Yasin kemudian bertanya, ‘Tahukah kalian kamar siapakah ini?’
Rombongan itu serempak menjawab, ‘Tidak.’
‘Ini adalah kamar mertua saya, Ahmad Yasin,’ katanya.
Kemudian ia melanjutkan, ‘Lihatlah Al-Qur’an yang ada di meja itu. Ahmad Yasin membaca Al-Qur’an sebanyak 3 JUZ setiap harinya.’

Tidak ada seorang pun yang mendengar kesaksian itu kecuali tertakjub kepada syaikh Ahmad Yasin. Karena untuk berpindah dari satu lembarnya, syaikh Ahmad Yasin harus menggunakan mulutnya untuk membaliknya; sungguh, sebuah tamparan keras bagi kita semua. Ini mungkin rahasia kenapa seorang Ahmad Yasin menjadi orang yang paling ditakuti musuh-musuh Islam. Kekuatan itu adalah kekuatan jiwa yang ada di dalam hatinya, dan itulah kekuatan yang sebenarnya dalam diri orang mukmin.

Ibnul Jauzi dalam bukunya, Shifatus Shafwah, dengan sangat baik hati menyebutkan kekata Syumaith bin Ajlan yang menjadi bukti bahwa sejatinya kekuatan orang mukmin ada di hatinya, bukan pada anggota badannya.
يَقُوْلُ: إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ جَعَلَ قُوَّةَ الْمُؤْمِنِ فِيْ قَلْبِهِ وَلَمْ يَجْعَلْهَا فِيْ أَعْضَائِهِ، أَلَا تَرَوْنَ أَنَّ الشَّيْخَ يَكُوْنُ ضَعِيْفًا يَصُوْمُ الْهَوَاجِرَ وَيَقُوْمُ اللَّيْلَ وَالشَّابُّ يَعْجِزُ عَنْ ذَلِكَ.
Syumaith berkata, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menjadikan kekuatan orang mukmin ada pada hatinya, tidak pada anggota badannya. Tidakkah kalian melihat orang tua yang lemah, dia mampu berpuasa di siang hari dan shalat di malam hari sedangkan pemuda tidak bisa melakukannya.” 
(Shifatus Shafwah : III/341).
Ibnu Taimiyyah rahimahullah juga pernah berkata,
ما رأيت شيئا يغذي العقل والروح ويحفظ الجسم ويضمن السعادة أكثر من إدامة النظر في كتاب الله تعالى —–ابن تيمية
“Aku tidak melihat sesuatu yang bisa memberikan nutrisi kepada akal dan ruh, menjaga jasad dan menjamin kebahagiaan melebihi memperbanyak mengkaji Al-Qur’an.” 
Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.
Salam ukhuwah dari Akhukum fillah,
~Ibnu Abdil Bari El-Afifi~




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Oct 28, 2014

Ibu...

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu...
Jadilah seperti Nuwair binti Malik yang berhasil menumbuhkan kepercayaan diri dan mengembangkan potensi anaknya. Saat itu sang anak masih remaja. Usianya baru 13 tahun. Ia datang membawa pedang yang panjangnya melebihi panjang tubuhnya, untuk ikut perang badar. Rasulullah tidak mengabulkan keinginan remaja itu. Ia kembali kepada ibunya dengan hati sedih. Namun sang ibu mampu meyakinkannya untuk bisa berbakti kepada Islam dan melayani Rasulullah dengan potensinya yang lain.
Tak lama kemudian ia diterima Rasulullah karena kecerdasannya, kepandaiannya menulis dan menghafal Qur’an. Beberapa tahun berikutnya, ia terkenal sebagai sekretaris wahyu. Karena ibu, namanya akrab di telinga kita hingga kini: Zaid bin Tsabit.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu...
Jadilah seperti Shafiyyah yang rela menggendong anaknya yang masih balita ke masjid untuk shalat Subuh berjamaah. Keteladanan dan kesungguhan Shafiyyah mampu membentuk karakter anaknya untuk taat beribadah, gemar ke masjid dan mencintai ilmu. Kelak, ia tumbuh menjadi ulama hadits dan imam Madzhab. Ia tidak lain adalah Imam Ahmad.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu...
Jadilah ibu yang terus mendoakan anaknya. Seperti Ummu Habibah. Sejak anaknya kecil, ibu ini terus mendoakan anaknya. Ketika sang anak berusia 14 tahun dan berpamitan untuk merantau mencari ilmu, ia berdoa di depan anaknya: “Ya Allah Tuhan yang menguasai seluruh alam! Anakku ini akan meninggalkan aku untuk berjalan jauh, menuju keridhaan-Mu. Aku rela melepaskannya untuk menuntut ilmu peninggalan Rasul-Mu. Oleh karena itu aku bermohon kepada-Mu ya Allah, permudahlah urusannya. Peliharalah keselamatannya, panjangkanlah umurnya agar aku dapat melihat sepulangnya nanti dengan dada yang penuh dengan ilmu yang berguna, aamiin!”
Doa-doa itu tidak sia-sia. Muhammad bin Idris, nama anak itu, tumbuh menjadi ulama besar. Kita mungkin tak akrab dengan nama aslinya, tapi kita pasti mengenal nama besarnya: Imam Syafi’i.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu...
Jadilah ibu yang menyemangati anaknya untuk menggapai cita-cita. Seperti ibunya Abdurrahman. Sejak kecil ia menanamkan cita-cita ke dalam dada anaknya untuk menjadi imam masjidil haram, dan ia pula yang menyemangati anaknya untuk mencapai cita-cita itu. “Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah menghafal Kitabullah, kamu adalah Imam Masjidil Haram”, katanya memotivasi sang anak. “Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah, kamu adalah imam masjidil haram”, sang ibu tak bosan-bosannya mengingatkan. Hingga akhirnya Abdurrahman benar-benar menjadi imam masjidil Haram dan ulama dunia yang disegani. Kita pasti sering mendengar murattalnya diputar di Indonesia, karena setelah menjadi ulama, anak itu terkenal dengan nama Abdurrahman As-Sudais.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu...
Jadilah orang yang pertama kali yakin bahwa anakmu pasti sukses. Dan kau menanamkan keyakinan yang sama pada anakmu. Seperti ibunya Zewail yang sejak anaknya kecil telah menuliskan “Kamar DR. Zewail” di pintu kamar anak itu. Ia menanamkan kesadaran sekaligus kepercayaan diri. Diikuti keterampilan mendidik dan membesarkan buah hati, jadilah Ahmad Zewail seorang doktor. Bukan hanya doktor, bahkan doktor terkemuka di dunia. Dialah doktor Muslim penerima Nobel bidang Kimia tahun 1999.
~Laksamana Yuda C~




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Hati-Hati Dengan Pemuda Ini!

Hati-hati dengan pemuda dibawah ini, karena mereka akan membuat kita malu!
  1. Ibnu Sina dokter muda Islam yang telah membuka praktek dan menjadi dokter pribadi khalifah diusia 17 tahun.
  2. Usamah bin Zaid menjadi panglima perang yang memimpin ribuan pasukan pada usia 20 tahun.
  3. Thoriq bin Ziyad kurang dari 30 tahun  menjadi komandan perang yang menaklukan Spanyol.
  4. Muhammad Al Fatih, sultan Turki penakluk imperium paling berkuasa romawi timur saat usia 21 tahun.
  5. Tau facebook?! Adalah Mark Zuckerberg pemuda usia 20 tahun yang menciptakanya.
  6. Napoleon Bonaparte pada usia 24 tahun diangkat menjadi seorang jendral dan menjadi kaisar Perancis.
  7. Thomas Alfa Edison menemukan mesin telegraf di usia 23 tahun dan  menciptakan listrik pada usia 32 tahun.
  8. Siapa kita yang tidak kenal Jendral Sudirman telah memimpin perang diusia 27 tahun dan menjadi jendral besar diusia 31 tahun.

Inilah pemuda yang telah membuat kita sadar siapa kita. Pantas jika Rasulullah menyebut usia muda menjadi salah satu yang akan dimintai pertanggungjawaban. 
Tidak bergeser kaki anak Adam pada hari kiamat nanti dihadapan Rabb-NYA sampai ditanya tentangg 4 perkara :
  1. Umurnya untuk apa dihabiskan
  2. Masa muda nya u apa digunakan
  3. Hartanya dari mana didapat dan kemana dibelanjakan
  4. Sudahkah beramal terhadap ilmu yang telah ia ketahui 
(HR At tarmidzi no 2340 )
Maknai sumpah pemuda dengan karya besar. Ş̲̣̥emangat sumpah pemuda!




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

May 31, 2014

Memilih Teman Hidup

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ.

Sayyidina Umar bin Khaththab R.A berkata,

"Tak ada kenikmatan setelah kenikmatan Islam yang lebih besar dari pada berteman dengan orang shalih, jika kau mendapatkannya maka jagalah pertemananmu dengannya."
           
Asy-Syafi'i berkata,
"Jika kau mempunyai teman yang setia padamu, membantumu dalam ketaatan maka jangan pernah kau putuskan dia! Menjadi teman yangg baik itu susah dan memutuskannya gampang sekali."
           
Imam Hasan al-Bashri berkata,
"Kami lebih mencintai teman yang shalih dari pada keluarga dan anak, karena keluarga dan anak lebih sering mengingatkan kita pada dunia,  tapi teman yang baik akan selalu mengingatkan kita pada akhirat, dan ciri mereka adalah siap berkorban untuk kita"
           
Lukman alhakim menasihati anaknya,
"Wahai anakku setelah kau mendapatkan keimanan pada Allah, maka carilah teman yang baik dan tulus." Perumpamaan teman yang baik seperti 'pohon' jika kau duduk di bawahnya dia dapat menaungimu, jika kau mengambil buahnya dapat kau makan. Jika ia tak bermanfaat untukmu ia juga tak akan membahayakanmu."

Ya Allah bimbing kami untuk selalu mendapat teman yang baik hingga selalu bersama di dunia dan akhirat di bawah panji Rasulullah Muhammad صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
                                
Selamat Pagi, Selamat beraktifitas & Tetap semangat!!!




shared at Whatsapp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee