Mar 30, 2015

Indahnya Bertasbih

"Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha penerima taubat."
(QS. An Nasr)
Bila HARAPAN tak seindah kenyataan, bersabarlah.
Bila UJIAN tak mampu terlewatkan, bertawakallah.
Bila KESULITAN tak segera terselesaikan, berdoalah.
Bila COBAAN tak mampu terelakkan, berpasrahlah.
Bila KEMUDAHAN senantiasa kita dapatkan, bersyukurlah.
Dan bila KEBAHAGIAAN selalu ada, tersenyumlah.
Semoga kita menjadi hamba-hamba yang selalu ISTIQAMAH.

Hati kita tak mudah terasa SAKIT lantaran kita masih punya TAHMID.
Hati kita tak mudah terasa PERIH lantaran kita masih punya TASBIH.
Hati kita tak kan merasa TERKUCIL lantaran kita masih punya TAHLIL.
Dan saat hati terasa GETIR masih ada TAKBIR.
 
Bila ada BASMALAH semua masalah akan terasa MUDAH.
Bila ada AL FATIHAH mengapa hati harus RESAH.
Dan dengan AL QURAN adalah jalan keluar semua urusan .
 
Tak ada UJIAN yang tak bisa terselesaikan bila semua kembali pada jalan KEBENARAN.
Tetaplah tersenyum dalam menapaki kehidupan.
Tetaplah Istiqamah hingga akhir perjalanan.
Semoga kita semua berada dalam kebaikan hingga berjumpa dengan kematian.

Selamat berjuang sahabat surgaku.
Semoga surga jadi tempat bersua bagi kita.
Aamiin Ya mujibassailin.
~Rochma Yulika~




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Mar 29, 2015

Patutkah Seorang Muslim Berkata "R.I.P."?

Istilah RIP (Requiescat In Pace) merupakan bagian dari aqidah Katholik, biasa terdapat pada epitaf dan disenandungkan saat Misa Requiem. Keyakinan ini juga terdapat pada agama Yahudi. Epitaf RIP ditemukan pada nisan Bet Shearim, Yahudi, meninggal 1 Abad Sebelum Masehi.

Variasi lain Requiescat in pace atau Rest In Peace dalam bahasa Inggris adalah penambahan kata "may (semoga)". Ini terkait keyakinan dosa ditebus. Ungkapan RIP dalam bentuk ringkas maupun panjang digunakan pada upacara pemakaman tradisional Yahudi. Pijakannya adalah Talmud kuno. RIP dalam bahasa Inggris, yakni rest in peace, tidak ditemukan pada kuburan sebelum abad VIII Masehi. Meluas penggunaannya setelah abad XVIII.

Ungkapan RIP pada agama Katholik terdapat dalam Misa Requiem (Missa pro Defunctis) yang merupakan bagian dari ritus Tridente. Paus (Emeritus) Benediktus XVI menyatakan Ritus Tridente (Tridentin) merupakan bentuk misa yang luar biasa. Ia keluarkan surat edaran tahun 2007. Ini merupakan surat pribadi (motu proprio) kepada seluruh gereja untuk menggunakan Misa Tridentin. Surat ini bermakna penegasan bahwa ungkapan RIP merupakan bagian tak terpisahkan.

Motu proprio (surat pribadi dengan tanda-tangan pribadi) Paus Benediktus XVI (sekarang emeritus) menegaskan kedudukan misa yang melembaga sejak 1570 tersebut. RIP merupakan bagian penting sebagai semacam "pembersihan dosa secara keseluruhan". Dalam hal ini kedudukan RIP saat misa serupa dengan ungkapan "Allahummaghfirlahu...". Jadi, ini merupakan bagian dari prosesi ibadah.
~Mohammad Fauzil Adhim~






shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Mar 28, 2015

Sirah Nabawiyah : Paham Keberhalaan Yang Menyelimuti Peradaban Kuno

Sebelum Nabi Muhammad Saw lahir, paham yang merajalela dan merusak peradaban dunia adalah "Paganisme". Paham ini muncul dari dalam jiwa manusia itu sendiri, bukan dari luar kehidupannya. Yaitu orang dungu yang memaksakan kedunguannya kepada lingkungan sekitarnya, dan akhirnya dia mengkeramatkan apa saja, baik benda mati atau benda hidup.

Bencana terbesar yang menimpa agama akibat "paganisme" adalah perubahan drastis pada agama Isa putra Maryam menjadi mitos dan legenda yang menyesatkan. 

Agama Majusi di Persia merupakan pelopor kepercayaan syirik di Cina, India dan belahan dunia lainnya. Agama Nasrani yang menentang penyembahan api, justru menggunakan mitos India dan Mesir kuno yaitu memasukkan unsur 'wanita' dan 'anak' dalam konsep keTuhanan. Adalagi kepercayaan "politheisme" yang katanya percaya dengan Tuhan tapi dipulas dengan kepercayaan dengan syirik untuk memerangi kepercayaan syirik yang tulen.

Ketika itu bumi tak ubahnya seperti sarang kejahatan dan kebejatan dimana-mana. 
Di zaman itu masih ada sisa-sisa ahlul kitab yaitu mereka yang teguh untuk menentang syirik. 

SIFAT RISALAH TERAKHIR
Kerasulan Nabi Muhammad Saw memiliki sifat yang istimewa yaitu umum dan permanen. Risalah beliau mengandung kaidah-kaidah yang akan membuka pintu hati manusia yang berakal. Al-Qur'an yang diwahyukan kepada beliau merupakan kitabullah yang ditujukan kepada semua umat manusia sebagai petunjuk menuju kebenaran dan kebaikan.

Allah SWT berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا*فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَاعْتَصَمُوا بِهِ فَسَيُدْخِلُهُمْ فِي رَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ وَيَهْدِيهِمْ إِلَيْهِ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا
"Hai manusia, sesungguhnya telah datang pada kalian bukti kebenaran dari Tuhan kalian (yakni Muhammad Saw dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepada kalian cahaya terang benderang (yakni Al-Qur'an). Adapun orang - orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh pada agama-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka kedalam rahmat-Nya yang besar (surga) dan limpahan karunia-Nya, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus (untuk dapat sampai kepada-Nya)."
(QS. An-Nisa : 174-175)

BANGSA ARAB PADA SAAT DATANGNYA ISLAM
Kala itu penduduk Makkah lemah pemikirannya, tetapi rangsangan nafsunya begitu besar. Tidaklah benar bahwa Makkah ketika itu merupakan perkampungan yang belum berperadaban, terisolir di tengah gurun , atau tidak memiliki selera duniawi selain dari mengisi perut. Sebaliknya, wilayah ini memiliki kehidupan kompleks yang dipenuhi oleh manusia-manusia congkak dan mengingkari keberadaban Tuhan.

Di tengah-tengah kebodohan dan kesesatan, Islam memancarkan cahayanya, sedikit demi sedikit sehingga membebaskan seluruh jazirah arab dari kegelapan.

Penasaran siapa pembawa cahaya itu??
Simak sirah nabawiyah seri ke-2 selanjutnya.




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Mar 27, 2015

Renungan : Rezeki

Syaikh Ali Mustafa Thanthawi -rahimahullah-mengatakan:

Falsafah rezeki itu sangat sulit untuk dimengerti, juga terlalu jauh untuk bisa diraih.
Tengoklah kehidupan manusia. Diantara mereka ada para penyelam yang Allah jadikan roti (kehidupan) mereka dan segenap keluarga tersimpan jauh di dasar lautan. Mereka takkan bisa menggapainya hingga mereka menyelam ke dasar lautan yang dalam.

Ada juga para pilot yang Allah jadikan roti (kehidupan) mereka berada di atas awan, sehingga mereka tidak mungkin mendapatkannya sampai mereka terbang tinggi ke angkasa.

Ada juga yang roti (kehidupannya) tersembunyi di dalam bebatuan yang sangat keras, sehingga mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan memecah batu-batu itu.

Ada pula orang-orang yang rezeki mereka berada di bawah gorong-gorong air yang kotor, atau di tempat-tempat penambangan yang dalam, dimana wajah mentari dan cahaya siang tak dapat dilihat.

Ada orang yang mendapatkan bagian rezekinya dengan tangan, kaki, lisan dan otaknya. Ada juga yang tidak bisa meraihnya kecuali dengan mempertaruhkan nyawa dan menghadapkan diri kepada kematian, seperti halnya para pemain sirkus yang selalu saja diburu kematian. Kalau ia tidak mendapati rezekinya dengan cara jatuh bertumpuh di atas kepala, ia mendapatinya ketika berada di antara taring-taring singa atau di bawah kaki-kaki gajah.

Maka bersyukurlah kepada Allah, karena Dia telah menjadikan rezekimu berada di atas meja kerjamu. Kau bisa meraihnya sambil duduk di atas kursi. Dia tidak menjadikannya berada di puncak-puncak gunung yang tinggi, atau di dasar lautan yang dalam, juga tidak harus berhadapan dengan singa ataupun macan.
-Syekh Ali Musthafa Thanthawi dalam risalah Ma'a An-Naas-




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Kehidupan dan Kematian yang Diberikan Allah kepada Manusia [Tafsir QS Al-Baqarah : 28 - 29]

 قوله تعالى: كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ
"Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu Kembali. 
(QS Al-Baqarah : 28)
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ  وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيم
Dia lah (Allah) yang menciptakan segala apa  yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia mengetahui segala sesuatu 
(QS Al-Baqarah : 29)

✒Dalam ayat sebelumnya, Allah menerangkan sifat-sifat golongan yang kafir.
Kekufuran kepada Allah diperlihatkan dengan bukti bukti dan nikmat-nikmat, ini merupakan kekufuran yang amat buruk. Allah memperlihatkan  satu kejadian yang pasti manusia lihat. Mereka dahulu mati lalu dihidupkan oleh Allah. Mereka dahulu dalam keadaan mati lalu dihidupkan kembali oleh Allah,  dan tidak ada tempat untuk berlari dari kenyataan yang tidak dapat ditafsirkan kecuali dengan kuasa-Nya.
  • Jalan  kehidupan pasti berbeda dengan Jalan kematian.

Pasti ada diantara kita yang bertanya, "dari mana datangnya kehidupan?" Kehidupan itu datangnya dari Allah. Inilah jawabannya. Sebab jika tidak begitu, hendaklah orang yang tidak mau menerima mengatakan, "bagaimana jawabnya? "

Inilah hakikat ayat ini.
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ
Bagaimana kamu menjadi kufur (mengingkari) Allah padahal kamu dahulunya mati (belum lahir), kemudian Dia menghidupkan kamu
✒Dulu kamu itu mati, di antara benda-benda mati di sekelilingmu di bumi. Lalu Allah menciptakan kehidupan untukmu. ( فَأَحْيَاكُمْ )

Lantas bagaimana orang yang telah menerima kehidupan dari Allah ini bersikap kafir kepadaNya?
ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ
setelah itu Dia mematikan kamu
✒Hal ini tidak perlu dibantah lagi. Inilah hakikat yang dihadapi oleh setiap makhluk hidup.

  ثُمَّ يُحْيِيكُمْ
kemudian Dia menghidupkan kamu kembali (di akhirat)
✒Dan, inilah yang selalu mereka bantah.

ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Kemudian kepada-Nya lah kamu kembali...
✒Kamu akan kembali seperti semula.

  • Dalam tafsir Ibnu Katsir :

Ayat tersebut sama dengan firman-Nya: 
“Ya Rabb kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula).” 
(QS. Al-Mu’min: 11).
Mengenai firman Allah dengan bersumber dari Ibnu Abbas, ad-Dhahhak mengatakan, 
“Dulu, sebelum Dia menciptakan kamu, kamu adalah tanah, dan inilah kematian. Kemudian Dia menghidupkan kamu sehingga terciptalah kamu, dan inilah kehidupan. Setelah itu Dia mematikan kamu kembali, sehingga kamu kembali ke alam kubur, dan itulah kematian yang kedua. Selanjutnya Dia akan membangkitkan kamu pada hari kiamat kelak, dan inilah kehidupan yang kedua.”
✏Kemudian disusullah ayat ini dengan pantulan sinar yang lain untuk melengkapi pancaran cahaya yang pertama.
قوله تعالى:
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
"Dia lah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu, kemudian Dia menuju kelangit, lalu Dia menyempurnakan menjadi tujuh langit. Dan Dia maha mengetahui segala sesuatu."
✏Perkataan "untuk kamu" memiliki makna yang mendalam serta kesan yang dalam pula. Ini sangat menunjukkan kata yang pasti bahwa penciptaan manusia adalah untuk urusan yang besar.

Manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi, menguasainya dan mengelolanya. Walaahu'alaam bishshowwab.
-Tafsir Fi Zhilal Al Qur'an-





shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Mar 26, 2015

Walau Kami...

Walau tak dikayakan seberlimpah Sulaiman;
karuniai kami syukur dan tawadhu'nya, yang hormati semut serta burung hud-hud

Walau usia tak sepanjang Nuh;
tegarkan kami dengan kegigihan da'wah dan tekad bajanya untuk terus sampaikan kebenaran

Walau tak setampan Yusuf;
kuatkan diri kami menahan semua goda dan derita

Walau tak perlu ditelan ikan di gelap lautan;
hiasi jiwa kami dengan kepasrahan Yunus yang rintih doanya terdengar

Walau ujian cinta tak seberat Ibrahim, Hajar dan Sarah;
limpahi keluarga kami sakinah, mawaddah, dan rahmah dengan keturunan sholih-sholihah

Walau tak harus lari dan sembunyi sebagaimana Ashabul Kahfi;
beri kami keberanian dan perlindungan saat tegas mengatakan Al Haqq di depan tirani

Walau ilmu tak seutuh Luqman Al Hakim;
tajamkan pikir dan rasa kami 'tuk mengambil ibrah di setiap kejadian.
~Ust. Salim A. Fillah~





shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Aku Takut

Ya Allah, hidupku penuh ketakutan
Aku takut jika saat bertemu dengan-Mu, aku termasuk golongan orang yang lalai
Aku jauh dari cinta dan kasih sayang-Mu, aku jauh dari ridho-Mu
Kemudian Engkau berpaling dariku disebabkan dosa yang begitu besar

Aku Takut
Jika malam ini aku terlelap, lalu esok hari aku tak bangun lagi
Ternyata malaikat maut datang menjemputku dalam keadaan jauh dari ridhoMu
Bukankah kematian itu pasti dan tak tahu kapan datangnya? (QS Al-Jumu’ah : 8)

Aku Takut
Jika dalam sholatku, aku lalai dari mengingat-Mu dan tidak merasakan kehadiran-Mu
Jika amalanku tersisipkan riya', beribadah bukan untuk-Mu
Karena celakalah orang yang lalai dari sholat dan berbuat riya' (QS Al Maa'un : 4- 6)

Aku Takut
Jika aku lalai mengingatkan anak-anakku untuk taat pada-Mu
Juga lalai membimbing Istriku untuk selalu menjaga diri dan mencari keridhoan-Mu
Karena aku punya kewajiban memelihara keluargaku dari api neraka (QS At Tahrim : 6)

Aku Takut
Jika apa yang aku dan keluargaku makan, terselip harta riba, hak fakir miskin dan anak yatim
Atau karena hartaku dan semua yang aku usahakan belum aku keluarkan haknya
Karena Kau telah mengharamkan riba untuk kami (QS Al Baqarah : 275)
Dan Engkau membenci perbuatan memakan harta anak yatim (QS An Nisaa : 2)

Namun, aku rindu
Rindu kasih sayang-Mu, rindu syurga-Mu, rindu Keridhoan-Mu
Jadikanlah ketakutan ini tetap ada, jika bisa membuatku dekat dengan-Mu
Hiasilah rasa takut ini dengan ketaatan pada-Mu
Agar kelak rasa takut ini menjadikan kami sebagai hamba-Mu yang bertaqwa
~Rudianto Surbakti~




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Mar 25, 2015

Inikah Jadwal Kita Sehari-Hari?

4:00 pagi kita bangun sholat subuh, kemudian kita bersiap-siap untuk ke tempat kerja, sampai kantor pukul 7:00 pagi, hari masih gelap. Mungkin kita anggap hari ini akan hujan, jadi abaikan. Masuk kantor, bekerja dan kita lihat pukul 12:00 siang, sudah waktunya makan siang, tapi keadaan masih tetap gelap. 

Keluar pintu kantor, suasana masih gelap, hitam pekat seperti malam, mungkin masih bisa dianggap hari ini akan hujan lagi. Jadi abaikan saja. Tapi kalo jam 14:00 siang pun hari masih gelap, pertanda apa itu? 

Keesokkan pun sama, nonton tv semua orang kalang kabut menceritakan bahwa dunia ini sudah tidak ada lagi siangnya dan begitu juga dengan lusa, masih tidak ada lagi matahari.

Tetapi pada hari keempat kita bangun pagi, kita dapat melihat matahari, tetapi jangan terkejut karena matahari telah terbit dari sebelah barat. Kehebatan ahli dunia akan mengatakan itu fenomena alam, tapi sadarkah, itulah pertanda besar yang paling awal sebelum tibanya hari kiamat!! Maka telah tertutuplah pintu taubat.

Saat itu, kita akan lihat satu fenomena luar biasa di mana golongan kaya akan keluarkan semua harta untuk diinfakkan; golongan yang tidak pernah baca Al Quran, 24 jam baca quran; golongan yang tak pernah sholat jamaah akan berlari-lari menunaikan sholat secara  berjamaah, tapi sayangnya semuanya sudah tidak berguna lagi.

Kenapa kita tidur saat Allah memanggil? 
Tapi kita sanggup menahan kantuk saat menonton film selama 3 jam?

Kenapa kita bosan saat baca Al Qur'an? 
Melainkan kita lebih rela membaca timeline twitter, wall facebook, novel atau buku lain?

Kenapa kita senang sekali mengabaikan pesan dari Allah? 
Tapi kita sanggup memforward pesan yang aneh-aneh?

Kenapa masjid semakin kecil? 
Tapi bar dan club semakin besar?

Kenapa kita lebih sangat senang menyembah artis? 
Tapi sangat susah untuk menemui ALLAH? 

Pikirkan itu!!

Mar 16, 2015

Isak Tangis Sang Kakek Dalam Tilawah

Dalam kesehariannya menjual balon mainan anak-anak, ditengah kecepeannya dia berhenti. Usianya yang renta, 85 tahunan bukanlah usia yang lagi pas untuk bekerja. Tetapi dia menjaga kemuliaan dirinya untuk tetap bekerja tanpa berharap uluran belas kasih dari siapapun. Bahkan dari anaknya.

Ditengah dia melepas lelah, kerasnya kehidupan yang tak mengampuni siapapun yang salah, dunia yang semakin hari semakin parah. Sang Kakek mengeluarkan Al Qur'an sakunya dan terdengarlah suaranya yang merintih melafalkan ayat demi ayat Al Qur'an yang mulia ini. Sang Kakek tak perlu kacamata walaupun mungkin dia membutuhkannya karena faktor usia. Dia membaca dengan fasih bahkan sangat fasih.

Sang kakek mengusap matanya, dia menangis, dia menangis bukan karena perihnya hidup. Bukan karena masa muda yang dibuang sia-sia. Tapi sang kakek membaca Al Qur'an sekaligus membaca terjemahannya yang berbunyi
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا} [الكهف : 110
"Katakanlah : Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Rabb kamu itu adalah Tuhan yang esa. "Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Rabbnya."
Bagian ayat inilah yang membuat sang kakek penjual mainan anak ini menangis. Apakah jasad yang hina ini bisa bertemu dengan Allah, berkumpul dengan para Nabi dan Rasul di satu syurga yang sama. Masya Allah.

Wahai Anak Muda...
Tidakkah Kalian Malu pada sang kakek ini?
Tidakkah usia mudamu melakukan sesuatu dengan berharap kehidupan akhirat dan berjumpaan dengan Allah ta'ala semata? 
ALLAHU AKBAR  Walillahilhamd




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Bacalah Al Qur'an...!!!

ﺍﻟﺒﻴﺖ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻘﺮﺃ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﺗﺤﻀﺮﻩ ﺍﻟﻤﻼﺋﻜة ﻭﺗﺨﺮﺝ ﻣﻨﻪ ﺍﻟﺸﻴﺎﻃﻴﻦ ﻭﻳﺘﺴﻊ ﺑﺄﻫﻠﻪ ﻭﻳﻜﺜﺮ ﺧﻴﺮﻩ ،
"Rumah yang dibacakan Al Quran di dalamnya akan didatangi oleh para malaikat, ditinggalkan oleh syaithan, penghuninya akan merasa luas dan banyak kebaikan dan keberkahan di dalamnya".
Allahu Akbar...
Pernahkan engkau melihat suasana bahagia seperti ini di dalam rumah kita? 

Irilah kepada keluarga yang mampu menjadikan rumahnya sebagai miniatur dari Jannah, di dalamnya hanya ada kedamaian, para penghuninya saling nasehat menasehati di dalam kebaikan, sangat jauh dari cekcok serta kata-kata yang tak menyesakkan. Di dalamnya turut hadir para malaikat yang senantiasa mendoakan pada kebaikan, serta menaungi para penghuninya dengan berbagai ketenangan.

Rumah yang di dalamnya senantiasa dibacakan Al Quran, akan pergi segala keburukan darinya, kesempitan akan digantikan dengan kelapangan, kesedihan tidak akan betah lama di dalamnya karena tercurahnya kebahagiaan, dan kebahagiaan terbesar yang dimilikinya adalah manakala keberkahan Allah turun dan dilimpahkan di dalam rumah tersebut.

Aduhai, tidakkah pemilik telinga mendengarkan berita gembira ini?
Tidakkah pemilik mata mampu melihat kebahagiaan ini?
Belumkah pemilik hati merasa iri dengan segala kehidupan ini?
~Satria~




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Perumpamaan [Tafsir QS Al-Baqarah : 26]

إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا ۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ
"Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?". Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik."
Tafsiran ayat 26
Berkata Saddi dalam tafsirnya, dari Ibnu Mas'ud, dari sejumlah sahabat : ketika Allah menjadikan dua perumpamaan ini bagi orang munafik (lihat QS.Al-Baqarah : 17-19), berkatalah orang munafik, "Allah-lah yang maha tinggi dan maha besar dengan perumpamaan ini." Maka Allah menurunkan ayat ini hingga akhir ayat (هُمُ الْخَاسِرُون) ~maksudnya QS Al-Baqarah : 26 - 27~

Dari Ma'mar, dari Qotadah : ketika Allah menyebutkan laba-laba dan lalat sebagai perumpamaan, berkatalah orang-orang musyrik, "Apa hubungannya antara laba-laba dan lalat?" Maka Allah menurunkan ayat (إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا)

Dari Said, dari Qotadah : sesungguhnya Allah tidak segan menyebutkan sesuatu demi kebenaran, baik itu kecil maupun besar. Dan ketika Allah menyebutkan lalat dan laba-laba dalam kitab-Nya, berkatalah orang sesat, "Apa maksud Allah menyebutkan hal ini?!" Maka Allah menurunkan ayat (إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا)

Dari Rabi' bin Anas : ini perumpamaan yang Allah jadikan untuk menggambarkan dunia. Karena nyamuk akan tetap hidup ketika lapar dan apa bila telah kenyang maka dia akan mati. 
Begitu juga halnya bagi orang-orang yang Allah tujukan perumpamaan ini untuk mereka, apabila jiwa mereka telah dipenuhi kesenangan dunia, maka disitu Allah akan mencabut segalanya dan mengazab mereka. Allah berfirman, 
"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa"
(QS. Al-An'am : 44)
Ada perbedaan mengenai asbabunnuzul, dan Ibnu Jarir lebih memilih apa yang telah diriwayatkan Saddi karena lebih menyentuh dengan isi surat. 


Makna ayat
Maksud dari (إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي) >>> (Sesungguhnya Allah tiada segan) 
adalah tidak enggan dan takut membuat perumpamaan apapun itu, baik kecil maupun besar.

Sedangkan makna (فَمَا فَوْقَهَا) >>> (atau yang lebih rendah dari itu)
ada dua pendapat disini, 
  1. Sesuatu yang lebih rendah dan lebih tercela (dari nyamuk). Ini pendapat Al-Kisai dan Abu Ubaid.
  2. Menunjukkan sesuatu yang lebih besar (dari nyamuk). Qotadah dan Ibnu Jarir lebih memilih pendapat ini, atas dasar tidak ada yang lebih hina dan rendah dari nyamuk.

(إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا) >>> (Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu)
Mujahid berkata terkait firman Allah diatas, baik perumpamaan itu kecil maupun besar, orang mukmin akan mengimaninya dan menyakini bahwasanya itu adalah kebenaran dari Allah dan Allah akan memberi hidayah dengannya.

(فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ) >>> (Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka)
Menurut Qotadah, mereka adalah orang-orang yang mengetahui bahwasanya perumpamaan itu merupakan Kalamullah.

(وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا) >>> (tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?)
Abu Aliyah berkata : Allah berfirman dalam QS Muddasir : 31.
"....supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya...."
Dari Ibnu Mas'ud dari banyak sahabat: maksud (يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا) >>> (dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah)
yakni orang munafik, maka Allah menambah kesesatan mereka disamping kesesatan mereka yang telah ada. Sebab kedustaan mereka dengan apa yang mereka ketahui dari perkara yang haq dari Allah.

Sedangkan maksud (وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا) >>> (Dan dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang diberi-Nya petunjuk)
yakni orang mukmin yang dengan perumpamaan itu dapat menambah hidayah dan keimanan mereka disamping keimanan yang telah ada di hati mereka.

Abu Aliyah berkata maksud ayat (وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ) >>> (Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik) adalah ahli nifaq. 
Sedangkan menurut Mujahid dari Ibnu Abbas adalah orang kafir yang mengetahui adanya Allah tetapi mereka kufur.
Menurut Qotadah mereka adalah orang fasik, maka Allah menyesetkan mereka karena kefasikan mereka.
Menurut Mus'ab bin Sad dari sad, yang dimaksud ayat adalah khawarij.

Allah tidak pernah mengganggap remeh susuatu hal untuk dijadikan perumpamaan, walaupun dari sesuatu yang hina dan rendah seperti nyamuk. Sebagaimana Allah tidak enggan menciptakannya maka Allah tidakkan enggan menjadikannya sebuah perumpamaan.

Dalam Al-qur'an terdapat banyak sekali ayat yang berisikan perumpamaan, diantaranya, [QS Al-hajj : 73] [QS Al-Ankabut : 41] [QS Ibrahim : 24-27] [QS An-Nahl : 75-76] [Qs Ar-Rum : 29] [QS Az-Zumar : 29] dan banyak lagi.

Kaum salaf berkata: "jika kami mendengar perumpamaan dalam Al-Qur'an dan kami tidak dapat memahaminya maka kami akan menangis, Karena Allah telah berfirman 
"Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu."
(QS. Al-ankabut : 43)
-Tafsir al-qur'an al-azhim-




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Mar 15, 2015

Renungan : Tidakkah Kamu Malu?

Jangan pernah berhenti untuk merayu diri agar segera bangkit. 
Tanyakanlah pada diri kita:
  1. Wahai diri, tidakkah kamu malu kepada Allah Swt? Mengaku cinta kepada Allah Swt tetapi tidak merasa senang berinteraksi dengan Kalam-Nya. Bukankah ketika manusia cinta dengan manusia lain, ia menjadi senang membaca suratnya bahkan berulang-ulang?  Mengapa kamu begitu berat dan enggan untuk hidup dengan wahyu Allah Swt? Adakah jaminan bahwa kamu mendapat pahala gratis tanpa beramal shalih? Dengan apa lagi kamu mampu meraih pahala Allah Swt? Infak cuma sedikit, jihad belum siap, kalau tidak dengan Al Qur’an, dengan apa lagi?
  2. Wahai jiwaku, siapa yang menjamin keamanan dirimu saat gentingnya suasana akhirat? Padahal Rasulullah Saw menjamin bahwa Allah Swt akan memberikan keamanan bagi manusia yang rajin berinteraksi dengan Al Qur’an, mulai dari sakaratul maut hingga saat melewati shirat.
  3. Wahai jiwaku, tidakkah kamu malu kepada Allah Swt? Dengan nikmat-Nya yang demikian banyak, yang diminta maupun tidak, tidakkah kamu bersyukur kepada-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya dengan memperbanyak membaca Al Qur’an?
  4. Wahai jiwaku, sadarkah kamu ketika Allah Swt dan Rasulnya mengajak dirimu memperbanyak hidup bersama Al Qur’an? Untuk siapakah manfaat amal tersebut? Apakah kamu mengira bahwa dengan banyak membaca Al Qur’an maka kemuliaan Allah dan Rasul-Nya menjadi bertambah? Dan sebaliknya, jika kamu tidak membaca Al Qur’an, kemuliaan itu berkurang? Sekali-kali tidak. Semua yang kita baca dan lakukan, kitalah yang paling banyak mendapatkan manfaatnya.
  5. Wahai jiwa, tidakkah kamu merasa khawatir dengan dirimu sendiri? Selama ini hidup tanpa Al Qur’an, jatah usia makin sedikit, tabungan amal shalih masih sedikit, jaminan masuk surga tak ada di tangan. Sampai saat ini belum mampu tilawah rutin satu juz per hari, jangan-jangan Al Qur’anlah yang tidak mau bersama dirimu karena begitu kotornya dirimu sehingga Al Qur’an selalu menjauh dari dirimu.
  6. Wahai jiwa, tidakkah engkau tergiur untuk mengikuti kehidupan Rasulullah Saw dan para sahabat serta tabiin yang menjadi kenangan sejarah sepanjang zaman dalam berinteraksi dengan Al Qur’an? Jika hari ini kamu masih enggan berinteraksi dengan Al Qur’an apa yang akan dikenang oleh generasi yang akan datang tentang dirimu? 


Ungkapan di atas adalah perenungan terhadap diri sendiri dalam urusan dunia dan akhirat, hal yang dianjurkan oleh Allah Swt agar hidup kita tidak berlalu begitu saja tanpa makna. 
Semoga kita selalu bersemangat untuk berinteraksi dengan Al Qur'an satu juz per hari. Moga Allah mudahkan urusan kita semua. Aamiin.




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Wasiat Abu Bakar yang Meledakkan Tangis Umar

Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu dikenal sebagai sosok yang gagah, kuat, dan tangguh. Namun, hari itu tangisnya meledak saat utusan Aisyah radhiyallahu ‘anha mengantarkan seorang hamba sahaya dan seekor unta.

Bukan hamba sahaya dan unta itu yang membuat Umar menangis. Tetapi wasiat di baliknya.

Aisyah menceritakan, sebelum Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu wafat, ia menyampaikan wasiat kepadanya. “Aisyah… tolong periksa seluruh hartaku. Jika ada yang bertambah setelah aku menjabat sebagai khalifah, kembalikanlah kepada negara melalui khalifah yang terpilih setelahku,” kata Abu Bakar menjelang detik-detik wafatnya.

Tentu saja Aisyah sedih mendengar wasiat itu. Bukan karena apa-apa, tetapi karena ia merasa akan ditinggal oleh sang ayah. Belum tiga tahun Rasulullah meninggalkannya, kini ia akan ditinggal oleh Abu Bakar. Dan benar. Abu Bakar wafat tak lama setelah itu. Kemudian Aisyah pun memeriksa seluruh harta ayahnya.

“Kami memeriksa seluruh harta Abu Bakar,” kata Aisyah, “tidak ada yang bertambah dari hartanya kecuali unta yang biasa dipergunakan untuk menyirami kebun dan seorang hamba sahaya pengasuh yang menggendong bayinya.”

“Allah merahmati Abu Bakar,” kata Umar sambil sesenggukan, “ia telah menyusahkan orang-orang setelahnya.”

Maksud menyusahkan orang-orang setelahnya adalah membuat khalifah sesudahnya tidak mampu mengungguli Abu Bakar, bahkan sulit mencontoh kualitasnya.

Seperti diketahui, Umar sangat terpacu dengan amal-amal Abu Bakar. Sahabat bergelar Ash Shidiq itu selalu mengunggulinya dalam berbagai amal. Ketika dimutaba’ahi Rasulullah sehabis shalat Subuh, misalnya. Rasulullah bertanya kepada jamaah siapa yang tadi malam qiyamul lail, siapa yang tadi malam khatam Al Qur’an, siapa yang pagi ini sudah berinfaq dan siapa yang sudah menjenguk orang sakit, ternyata hanya Abu Bakar yang mengacungkan tangan terus-menerus. Sahabat lain ada yang mengacungkan tangan sesekali, lalu menurunkan tangannya sesekali. Sedangkan Abu Bakar, ia telah melakukan seluruh amal yang disebutkan Rasulullah itu.

Pernah pula Umar ingin mengungguli Abu Bakar dalam hal infaq. Maka saat menjelang perang Tabuk, ia menginfakkan separuh hartanya. Baru saja Umar selesai, Abu Bakar datang dengan menginfakkan seluruh hartanya. Umar hanya bisa berkomentar, “Sungguh, aku tak pernah bisa mengungguli Abu Bakar.”

Dan kini… Abu Bakar mencontohkan kebijakan yang luar biasa. Benar-benar anti-korupsi dan zuhud tingkat tinggi. Ia tidak mau mendapatkan kelebihan harta apapun selama menjabat sebagai khalifah. Padahal Abu Bakar adalah juga seorang saudagar yang sangat wajar jika hartanya bertambah. Ia tak mungkin korupsi. Di kemudian hari, Umar berhasil mencontoh langkah zuhud Abu Bakar ini.

Adakah pemimpin zaman ini yang bisa mencontoh Abu Bakar dan Umar? 
-Muchlisin BK / bersamadakwah-




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Renungan : Nafkah Suami Untuk Istri

Harta istri adalah harta milik istri, baik yang dimiliki sejak sebelum menikah, atau pun setelah menikah. Harta istri setelah menikah yang terutama adalah dari suami dalam bentuk nafaqah (nafkah), selain juga mungkin bila istri itu bekerja atau melakukan usaha yang bersifat bisnis.

Khusus masalah nafkah, sebenarnya nafkah sendiri merupakan kewajiban suami dalam bentuk harta benda untuk diberikan kepada istri. Segala kebutuhan hidup istri mulai dari makanan, pakaian dan tempat tinggal, menjadi tanggungan suami. Dengan adanya nafkah inilah kemudian seorang suami memiliki posisi qawam (pemimpin) bagi istrinya, sebagaimana firman Allah SWT:
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka."
(QS. An-Nisa': 34)
Namun yang seringkali terjadi, sebagian kalangan beranggapan bahwa nafkah suami kepada istri adalah biaya kehidupan rumah tangga atau uang belanja saja. Pemandangan sehari-harinya adalah suami pulang membawa amplop gaji, lalu semua diserahkan kepada istrinya.

Cukup atau tidak cukup, pokoknya ya harus cukup. TInggallah si istri pusing tujuh keliling, bagaimana mengatur dan menyusun anggaran belanja rumah tangga. Kalau istri adalah orang yang hemat dan pandai mengatur pemasukan dan pengeluaran, suami tentu senang.

Yang celaka, kalau istri justru kacau balau dalam mengatur keuangan. Alih-alih mengatur keuangan, yang terjadi justru besar pasak dari pada tiang. Ujung-ujungnya, suami yang pusing tujuh keliling mendapati istrinya pandai membelanjakan uang, plus hobi mengambil kredit, aktif di arisan dan berbagai pemborosan lainnnya.

Padahal kalau kita kembalikan kepada aturan asalnya, yang namanya nafkah itu lebih merupakan ‘gaji’ atau honor dari seorang suami kepada istrinya. Sebagaimana ‘uang jajan’ yang diberikan oleh seorang ayah kepada anaknya.

Adapun kebutuhan rumah tangga, baik untuk makan, pakaian, rumah, listrik, air, sampah dan semuanya, sebenarnya di luar dari nafkah suami kepada istri. Kewajiban mengeluarkan semua biaya itu bukan kewajiban istri, melainkan kewajiban suami.

Kalau suami menitipkan amanah kepada istrinya untuk membayarkan semua biaya itu, boleh-boleh saja. Tetapi tetap saja semua biaya itu belum bisa dikatakan sebagai nafkah buat istri. Sebab yang namanya nafkah buat istri adalah harta yang sepenuhnya menjadi milik istri.

Kira-kira persis dengan nafkah di awal sebelum terjadinya akad nikah, yaitu mahar atau maskawin. Kita tahu bahwa sebuah pernikahan diawali dengan pemberian mahar atau maskawin. Dan kita tahu bahwa mahar itu setelah diserahkan akan menjadi sepenuhnya milik istri.

Suami sudah tidak boleh lagi meminta mahar itu, karena mahar itu statusnya sudah jadi milik istri. Kalau seandainya istri dengan murah hati lalu memberi sebagian atau seluruhnya harta mahar yang sudah 100% menjadi miliknya kepada suaminya, itu terserah kepada dirinya. Tapi yang harus dipastikan adalah bahwa mahar itu milik istri.

Sekarang bagaimana dengan nafkah buat istri?
Kalau kita mau sedikit cermat, sebenarnya dan pada hakikatnya, yang disebut dengan nafkah buat istri adalah harta yang sepenuhnya diberikan buat istri. Dan kalau sudah menjadi harta milik istri, maka istri tidak punya kewajiban untuk membiayai penyelenggaraan rumah tangga. Nafkah itu ‘bersih’ menjadi hak istri, di luar biaya makan, pakaian, bayar kontrakan rumah dan semua kebutuhan sebuah rumah tangga.

Mungkin Anda heran, kok segitunya ya? Kok matre’ banget sih konsep seorang istri dalam Islam?
Jangan heran dulu, kalau kita selama ini melihat para istri tidak menuntut nafkah ‘eksklusif’ yang menjadi haknya, jawabnya adalah karena para istri di negeri kita ini umumnya telah dididik secara baik dan ditekankan untuk punya sifat qana’ah. Saking mantabnya penanaman sifat qana’ah itu dalam pola pendidikan rumah tangga kita, sampai-sampai mereka, para istri itu, justru tidak tahu hak-haknya. Sehingga mereka sama sekali tidak mengotak-atik hak-haknya.

Memandang fenomena ini, salah seorang murid di pengajian nyeletuk, “Wah, ustadz, kalau begitu hal ini perlu tetap kita rahasiakan. Jangan sampai istri-istri kita sampai tahu kalau mereka punya hak nafkah seperti itu.”

Yang lain menimpali, “Setuju ustadz, kalau sampai istri-istri kita tahu bahwa mereka punya hak seperti itu, kita juga ntar yang repot nih ustadz. Jangan-jangan nanti mereka tidak mau masak, ngepel, nyapu, ngurus rumah dan lainnya, sebab mereka bilang bahwa itu kan tugas dan kewajiban suami. Wah bisa rusak nih kita-kita, ustadz.”

Yang lain lagi menambahi, “Benar ustadz, bini ane malahan sudah tahu tuh masalah ini. Itu semua kesalahan ane juga sih awalnya. Sebab bini ane tuh, ane suruh kuliah di Ma’had A-Hikmah di Jalan Bangka. Rupanya materi pelajarannya memang sama ame nyang ustadz bilang sekarang ini. Cuman bini ane emang nggak tiap hari sih begitu, kalo lagi angot doang.”

“Tapi kalo lagi angot, ustadz, bah, ane jadi repot sendiri. Tuh bini kagak mao masak, ane juga nyang musti masak. Juga kagak mau nyuci baju, ya udah terpaksa ane yang nyuciin baju semua anggota keluarga. Wii, pokoknya ane jadi pusing sendiri karena punya bini ngarti syariah.”

Menjawab ‘keluhan’ para suami yang selama ini sudah terlanjur menikmati ketidak-tahuan para istri atas hak-haknya, kami hanya mengatakan bahwa sebenarnya kita sebagai suami tidak perlu takut. Sebab aturan ini datangnya dari Allah juga. Tidak mungkin Allah berlaku berat sebelah. Sebab Allah SWT selain menyebutkan tentang hak-hak seorang istri atas nafkah ‘eksklusif’, juga menyebutkan tentang kewajiban seorang istri kepada suami. Kewajiban untuk mentaati suami yang boleh dibilang bisa melebihi kewajibannya kepada orang tuanya sendiri.

Padahal kalau dipikir-pikir, seorang anak perempuan yang kita nikahi itu sejak kecil telah dibiayai oleh kedua orang tuanya. Pastilah orang tua itu sudah keluar biaya besar sampai anak perawannya siap dinikahi. Lalu tiba-tiba kita datang melamar si anak perawan itu begitu saja, bahkan kadang maskawinnya cuma seperangkat alat sholat tidak lebih dari nilai seratus ribu perak.

Sudah begitu, dia diwajibkan mengerjakan semua pekerjaan kasar layaknya seorang pembantu rumah tangga, mulai dari subuh sudah bangun dan memulai semua kegiatan, urusan anak-anak kita serahkan kepada mereka semua, sampai urusan genteng bocor. Sudah capek kerja seharian, eh malamnya masih pula ‘dipakai’ oleh para suaminya.

Jadi sebenarnya wajar dan masuk akal kalau untuk para istri ada nafkah ‘eksklusif’ di mana mereka dapat hak atas ‘honor’ atau gaji dari semua jasa yang sudah mereka lakukan sehari-hari, di mana uang itu memang sepenuhnya milik istri. Suami tidak bisa meminta dari uang itu untuk bayar listrik, kontrakan, uang sekolah anak, atau keperluan lainnya.

Dan kalau istri itu pandai menabung, anggaplah tiap bulan istri menerima ‘gaji’ sebesar Rp 1 juta yang utuh tidak diotak-atik, maka pada usia 20 tahun perkawinan, istri sudah punya harta yang lumayan 20 x 12 = 240 juta rupiah. Lumayan kan?

Nah harta itu milik istri 100%, karena itu adalah nafkah dari suami. Kalau suami meninggal dunia dan ada pembagian harta warisan, harta itu tidak boleh ikut dibagi waris. Karena harta itu bukan harta milik suami, tapi harta milik istri sepenuhnya. Bahkan istri malah mendapat bagian harta dari milik almarhum suaminya lewat pembagian waris.

Semoga Bermanfaat.




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Mar 13, 2015

Delapan Keutamaan Membaca Al-Qur'an

Lembaga Qiroati Pusat - Siapa pun yang berinteraksi dengan Al-Qur'an dengan baik pasti akan mendapatkan pahala yang besar dan balasan yang berlipat-lipat. Orang yang membaca, memahami, menghafalkan, dan mengamalkan isinya akan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah SWT.

Berikut ini beberapa keutamaan membaca Alquran. 
  • Pertama, menjadi perniagaan yang tidak akan merugi. Allah berfirman: "Sesungguhnya orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak merugi." (QS al-Fathir: 29).
  • Kedua, merupakan amal yang terbaik. Rasulullah bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya." ( HR Bukhari).
  • Ketiga, mendapat derajat atau kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT. Rasulullah bersabda: "Orang yang membaca Al-Qur'an dengan mahir akan bersama-sama malaikat yang mulia lagi taat. (HR Bukhari dan Muslim).
  • Keempat, mendapat sakinah (ketenangan jiwa) dan rahmat (kasih sayang). Rasulullah bersabda: "Tidaklah berkumpul suatu kaum dalam satu rumah Allah untuk membaca dan mempelajari Al-Qur'an kecuali turun atas mereka sakinah dan rahmat serta diliputi oleh malaikat serta Allah sebut di hadapan malaikat (sisi-Nya)." (HR Muslim).
  • Kelima, mendapat sebaik-baik anugerah Allah SWT. Rasulullah bersabda dalam hadis qudsi, Allah berfirman: "Barang siapa yang sibuk dengan Al-Qur'an dan dzikir dari meminta-Ku, aku akan memberikan kepadanya sebaik-baik anugerah-Ku. Keutamaan kalamullah (Al-Qur'an) atas kalam-kalam selainnya seperti keutamaan Allah atas semua makhluk-Nya." (HR Tirmidzi)
  • Keenam, seperti buah utrujah yang wangi dan lezat. Rasulullah bersabda: "Perumpamaan orang beriman yang membaca Al-Qur'an seperti buah utrujah; aromanya wangi dan rasanya lezat, perumpamaan orang beriman yang tidak membaca Al-Qur'an itu seperti kurma; tidak beraroma tapi rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur'an itu seperti buah raihanah, aromanya wangi tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur'an seperti buah handhalah (semacam labu) ; tidak beraroma dan rasanya pahit." (HR Bukhari dan Muslim).
  • Ketujuh, mendapat kebaikan berlipat ganda. Rasulullah bersabda: "Barang siapa membaca satu huruf dari kitabullah baginya satu kebaikan. Satu kebaikan (dibalas) dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf." (HR Tirmidzi).
  • Kedelapan, memberikan syafaat ketika hari kiamat kelak. Rasulullah bersabda: " Bacalah Al-Qur'an, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan memberikan syafaat kepada pembacanya." (HR Muslim).
Dengan memahami beberapa keutamaan membaca Al-Qur'an di atas, semoga kita terinspirasi dan bersemangat dalam menjaga rutinitas kita dalam membaca Alquran. Semoga Allah merahmati kita semua dengan wasilah Al-Qur'an yang kita baca.




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Mar 12, 2015

Bersama Dalam Dakwah

Dalam dakwah tak mengenal kata lelah
Dalam dakwah tak ada kata menyerah
Dalam dakwah jauhi sikap amarah
Dan dalam dakwah berharap kan istiqamah

Hidup bagaikan petualangan
Manfaatkan setiap kesempatan yang dihadirkan
Jangan terperdaya akan pesona keindahan
Agar tak lalai lakukan kewajiban

Setiap episode yang berlalu tak mesti sama
Terkadang ada warna yang berbeda hadir di depan mata
Bersiap siaga menjadi tugas kita
Meski kadang tak nyaman hadir dirasa

Belajar mengerti dan memahami
Saling mengisi dan memotivasi
Beginilah tabiat jalan dakwah ini
Meneladani kisah hidup para Nabi

Sudahkah kita banyak berbuat untuk diin yang mulia ini ?
Sudahkah kita relakan diri untuk mengabdi pada Ilahi ?

Atau...
Tersibukkan oleh angan semata
Bercitakan untuk kejar dunia
Hingga lupa pada akhirat

Kita berjalan berbekalkan iman
Kita melangkah untuk mengukir peradaban
Kita beramal untuk kehidupan yang berkekalan

Di jalan dakwah kita citakan syahadah
Di jalan dakwah kita harapkan berkah
Di jalan dakwah semoga menggapai Jannah
“Jika kau telah berada di jalan Allah, melesatlah dengan kencang. Jika sulit, maka tetaplah berlari meski kecil langkahmu. Bila engkau lelah, berjalanlah menghela lapang. Dan bila semua itu tak mampu kau lakukan, tetaplah maju meski terus merangkak nyalang, dan jangan pernah sekalipun berbalik ke belakang.”
(Asy Syafi’i)
~Rochma Yulika~




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Hikmah Cerita : Rasa Sakit

Pada acara reality show Oprah Winfrey ditampilkan seorang gadis mungil, usia 5 tahun, asal Amerika Serikat, memakai kacamata plastik (seperti untuk berenang), lucu, manis, secara fisik terlihat normal dan berperilaku seperti anak-anak seusianya. Hanya saja, si gadis kecil ini mengidap suatu penyakit bawaan yang langka, yaitu tidak memiliki rasa sakit (tidak memiliki syaraf rasa sakit) di sekujur tubuhnya.

Sejak bayi, si kecil jarang rewel dan  menangis. Hanya terkadang suhu badannya yang menghangat. Penyakit bawaan yang diderita si kecil itupun baru diketahui (kalau tidak salah) ketika sang bocah mencolok-colok matanya karena gatal dan tidak menangis kesakitan padahal darah mengalir keluar. Akibat kejadian tersebut, satu matanya menjadi buta. Setelah itu dia diberi kacamata khusus untuk melindunginya.

Pernah suatu ketika, ketika gigi si kecil sudah tumbuh, saat kedua orangtuanya agak lengah, si kecil sedang asyik menggigit-gigit jari tangannya sendiri hingga hancur. Tentu saja si kecil tetap tenang karena sama sekali tidak merasakan sakit. Sebagai pencegahan, akhirnya diputuskan untuk mencabut semua giginya agar dia tidak sampai mengunyah lidahnya sendiri.

Karena kejadian-kejadian itulah, si kecil mendapat perhatian dan pengawasan ekstra dari seluruh keluarganya. Dengan kehilangan sensitifitas dikhawatirkan akan adanya bahaya-bahaya yang bisa menimpanya.

Semoga hal ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Agar kita kembali merenungi dan mensyukuri semua nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita dan meyakini bahwa segala ciptaan dan pemberian Allah adalah tidak sia-sia, termasuk rasa sakit yang seringkali kita tidak sabar untuk menghadapinya.




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Mar 11, 2015

Islamic Parenting : Rasa Malu

"Anak yang telah memiliki rasa malu tidak selayaknya dibiarkan begitu saja. Perasaan malunya itu harus dimanfaatkan untuk mendidiknya. Bila pada awal pertumbuhan seorang anak ditelantarkan, nantinya kebanyakan dari mereka akan berakhlak buruk, suka berdusta, dengki, mencuri, mengadu domba, senang memeras orang lain, suka berbuat iseng, banyak tertawa, dan gemar melakukan tipu daya dan berkhianat.

Semua perilaku buruk tersebut dapat dihindari dengan pendidikan yang baik, kemudian menyekolahkannya di sekolah yang baik pula. Dengan begitu ia mempunyai kesibukan mempelajari Al-Qur'an dan mendengarkan kisah-kisah pilihan. 

Kemudian, ketika pada anak telah tampak akhlak yang baik dan perbuatan yang terpuji, sudah sepantasnya bila ia dihargai dan diberi hadiah yang membuatnya gembira dan merasa tersanjung di hadapan banyak orang.

Anak semestinya diajarkan agar taat kepada kedua orang tua, guru, dan orang yang lebih tua usianya. Apabila sang anak telah memasuki usia tamyiz, jangan biarkan ia meninggalkan bersuci dan shalat. Anjurkan ia untuk berlatih melakukan puasa Ramadhan selama beberapa hari. Inilah beberapa hal utama yang harus diperhatikan dan dijaga sebaik-baiknya. Sebab, seorang anak secara fitrah diciptakan dalam keadaan siap menerima kebaikan atau keburukan. Kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya cenderung pada salah satu dia antara keduanya.

Rasulullah pernah bersabda:
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, dan kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi."
(HR Bukhari: I/1292. Ibnu Majah: I/129. Al-Baihaqi: VI/11918, dan lainnya)




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Kenapa Harus Membaca Al Quran?

Bacalah Al-Qur'an sampai kita dapati kelezatannya
ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﻘْﺮَﺃُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻛَﻤَﺜَﻞِ ﺍﻟْﺄُﺗْﺮُﺟَّﺔِ ﺭِﻳﺤُﻬَﺎ ﻃَﻴِّﺐٌ ﻭَﻃَﻌْﻤُﻬَﺎ ﻃَﻴِّﺐٌ ﻭَﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻟَﺎ ﻳَﻘْﺮَﺃُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻛَﻤَﺜَﻞِ ﺍﻟﺘَّﻤْﺮَﺓِ ﻟَﺎ ﺭِﻳﺢَ ﻟَﻬَﺎ ﻭَﻃَﻌْﻤُﻬَﺎ ﺣُﻠْﻮ { ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ
RasuluLlah ﷺ bersabda : "Perumpamaan seorang mukmin yang membaca Al Quran adalah seperti buah Utrujah, yang beraroma wangi dan rasanya manis. Sedangkan seorang mukmin yang tidak membaca Al Quran adalah seperti buah tamr, tidak berbau namun rasanya manis."
(HR. Muslim)

Bacalah Al-Qur'an, karena ia akan memberi.syafa'at kepadamu
ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺑُﻮ ﺃُﻣَﺎﻣَﺔَ ﺍﻟْﺒَﺎﻫِﻠِﻲُّ ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻗْﺮَﺀُﻭﺍ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻳَﺄْﺗِﻲ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺷَﻔِﻴﻌًﺎ ﻟِﺄَﺻْﺤَﺎﺑِﻪِ ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ
Abu Umamah Al Baahiliy berkata, aku mendengar RasuluLlah ﷺ bersabda, "Bacalah Al Quran, karena sesungguhnya ia (Al Quran) akan datang pada hari kiamat sebagai syafa'at (pemberi pertolongan) bagi pembacanya."
(HR. Muslim)

Bacalah Al Quran, agar tidak tersesat di dunia dan akhirat
ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ : ﺗﻜﻔﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﻗﺮﺃ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻭﻋﻤﻞ ﺑﻪ ﺃﻻ ﻳﻀﻞ ﻓﻲ
ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﻻ ﻳﺸﻘﻲ ﻓﻲ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﺛﻢ ﺗﻠﻰ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ :
ﻓَﻤَﻦِ ﺍﺗَّﺒَﻊَ ﻫُﺪَﺍﻱَ ﻓَﻼ ﻳَﻀِﻞُّ ﻭَﻻ ﻳَﺸْﻘَﻰ * ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﻋْﺮَﺽَ ﻋَﻦْ ﺫِﻛْﺮِﻱ ﻓَﺈِﻥَّ ﻟَﻪُ ﻣَﻌِﻴﺸَﺔً ﺿَﻨْﻜﺎً ﻭَﻧَﺤْﺸُﺮُﻩُ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺃَﻋْﻤَﻰ
Berkata Ibnu Abbas radhiAllahu'anhu : "Allah ﷻ akan menjamin kepada siapa yang membaca Al Quran dan mengamalkan isinya, maka Allah ﷻ tidak akan menyesatkannya di dunia serta kelak di akhirat Allah tidak akan mencelakainya",
kemudian Ibnu Abbas membaca ayat berikut,
"...lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta."
(QS. Thaha : 123-124)

Lalu Bacalah Al-Qur'an, Tidakkan Pernah Kau Merugi!
طه، مَا أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَىٰ
"Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al-Qur'an ini kepadamu agar kamu menjadi susah"
(QS. Thaha : 1-2)
Berkata Qatadah ketika menafsirkan ayat ini : "Tidak, demi Allah. Allah tidak menjadikannya (Al-Qur'an) sebagai derita, sebaliknya Dia menjadikannya RAHMAT dan CAHAYA serta penunjuk jalan ke syurga". (Tafsir Ibnu Katsir)

Rasulullah SAW bersabda, 
“Sesungguhnya Allah akan mengangkat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur'an) dan akan menjatuhkannya dengan kitab ini pula.”
(HR. Muslim)
Orang yang menyibukan dirinya dengan Al-Qur'an, membacanya, mempelajari, menelaah serta menghafalnya, akan senantiasa berada di dalam kebaikan, bahkan Rasulullah memuji mereka dengan julukan "khoirun naas", SEBAIK-BAIK MANUSIA.

Pengorbanan orang-orang yang membaca dan mempelajari Al-Qur'an tidak akan pernah merugi, setiap hurufnya diganjari dengan 10 kebaikan, setiap waktunya akan mendapat balasan, segala kesulitan dan kesusahan akan diberikan penyembuhan, hidupnya akan dipenuhi dengan cahaya dan kelapangan, rumahnya akan diliputi berbagai kebahagiaan, berbagai keburukan dan kejelekan pun akan dijauhkan.

Sungguh, perniagaan dengan Al Quran adalah perniagaan yang tak merugikan!!!
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَّن تَبُورَ
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi"
(QS. Fatir : 29)
~Satria~




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Urgensi Syahadatain : Syahadatain Adalah Pintu Gerbang Islam

بِسْــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Untuk masuk Islam, orang harus menyatakan persaksiannya atas kebenaran Islam itu dengan mengucapkan syahadatain. Syahadat tauhid merupakan pengakuan terhadap ketuhanan Allah yang menurunkan sistem ini kepada Nabi-Nya. Syahadat rasul merupakan pengakuan bahwa Muhammad saw. harus dijadikan panutan dalam menjalankan Islam (muslim) yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan muslim yang lain, aman dan damai dalam naungan Islam.

Rasulullah saw. Bersabda,
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan laa ilaha illallah, apabila mereka telah mengucapkan laa ilaha illallah maka darah dan harta mereka menjadi suci.”
Mendengar laporan bahwa Usamah bin Zaid tetap memenggal musuh yang telah mengucapkan syahadat, Rasulullah saw. marah dan mengatakan kepadanya,
“Mengapa tidak kau belah saja dadanya, sehingga engkau tahu isi hati dia yang sebenarnya!”
Syahadatain merupakan intisari ajaran Islam
Secara global Islam terdiri atas aqidah dan syari’ah. Sisi-sisi lain Islam yang terdiri dari ibadah, akhlak, dan mu’amalat merupakan implementasi syahadat tauhid dan syahadat rasul ini.

Lathifah CBS Azas Perubahan
Ketika hendak membangun masyarakat baru di atas puing-puing jahiliyah, Rasulullah saw. tidak mengawali perubahan itu dari politik, ekonomi, atau yang lain. Beliau saw. Mengawalinya dengan merubah apa yang ada dalam jiwa. Hal paling penting yang ada di dalam jiwa itu adalah keyakinan. Dengan syahadatain itu, terjadilah perubahan besar yang sangat mendasar dalam seluruh aspek kehidupan generasi terbaik itu. Bangsa yang kecil, terisolir, dan terbelakang tersebut kemudian menjadi bangsa terbaik yang pernah dilahirkan untuk seluruh bangsa. Mereka hijrah dari jahiliyah menuju Islam, dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang.

Inti dakwah para rasul
Syahadatain dengan konsepsi semacam itulah yang didakwahkan para nabi dan rasul. Mereka semua mengatakan “Fattaqullah wa athii’uuni!!!” (bertakwalah kepada Allah dan taatilah aku!). Pernyataan mereka ini diabadikan Al-Qur’an dalam kisah-kisah para nabi yang tersebar di berbagai surat.

Fadilah dan keutamaannya
Banyak fadilah dan keutamaan yang terkandung di dalam syahadatain, di antaranya seperti yang dikatakan Rasul saw. sendiri:
“Barangsiapa mengucapkan laa ilaaha illallah, ia masuk surga.”
“Barangsiapa mati sedang ia mengetahui bahwa tidak ada tuhan selain Allah, ia masuk surga”
“Dua kata yang ringan diucapkan namun berat timbangannya, yakni: laa ilaaha illallah, Muhammad rasulullah.”
Saat Rasul saw. mendakwahkan syahadatain di Makkah, masyarakat terbagi dua. Satu golongan menerimanya dengan tulus, siap total menanggung segala konsekuensi dengan mempertaruhkan seluruh jiwa dan raga. Golongan yang lain menolaknya dengan segala kebencian dan permusuhan dengan mempertaruhkan segala jiwa dan raga pula. Kedua golongan tersebut, sangat memahami makna dan konsekuensi dari syahadat ini.
-Ustad Hepi Andi Bastoni-




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Mar 10, 2015

Dia Yang Beradab Tinggi Dalam Menasehati

Tingkat kebutuhan kita terhadap nasehat.
Sering kali berbanding terbalik dengan rasa  suka hati terhadapnya.

Kadang kita fasih bicara, tapi gagap beramal.
Maka ba’da iman dan amal shalih, hidup saling mendo’a dan mengingatkan itu jelita.

Iman menuntunmu menasehati kawan yang keliru.
Tapi syaitan membisikkan cara penyampaian yang membuat jauh dari kebenaran.
Orang berilmu menjaga lisannya karena Allah
Jika takjub pada bicaranya, dia diam.
Jika takjub pada diamnya, dia berbicara.
(Imam Adz Dzahabi)
Adalah Imam Ahmad, agung dalam mengamalkannya. Inilah yang dikisahkan Harun Ibn Abdillah Al-Baghdadi : Di satu larut malam pintuku diketuk orang. Aku bertanya, “Siapa?”. Suara di luar lirih menjawab, “Ahmad!”.  Kuselidik, “Ahmad yang mana?” . Nyaris berbisik kudengar, “Ibnu Hanbal!” . Subhanallah, itu Guruku!

Kubukakan pintu, dan beliau pun masuk dengan langkah berjingkat; kusilakan duduk, maka beliau menempuh hati-hati agar kursi tak berderit.

Kutanya, “Ada urusan sangat pentingkah sehingga engkau duhai Guru, berkenan mengunjungiku di malam selarut ini?” . Beliau tersenyum. “Maafkan aku duhai Harun,”  ujar beliau lembut dan pelan, “aku terkenang bahwa kau biasa masih terjaga meneliti hadits di waktu semacam ini. Kuberanikan untuk datang karena ada yang mengganjal di hatiku sejak siang tadi.”

Aku terperangah, “Apakah hal itu tentang diriku?”

Beliau mengangguk.

“Jangan ragu,” ujarku,”sampaikanlah wahai Guru, ini aku mendengarkanmu.”

“Maaf Harun,” ujar beliau, “tadi siang kulihat engkau sedang mengajar murid-muridmu. Kaubacakan hadits untuk mereka catat. Kala itu mereka tersengat terik mentari, sedangkan dirimu teduh ternaungi bayangan pepohonan. Lain kali jangan begitu duhai Harun, duduklah dalam keadaan yang sama, sebagaimana muridmu duduk.”

Aku tercekat, tak sanggup menjawab. Lalu beliau berbisik lagi, pamit undur diri. Kemudian melangkah berjingkat, menutup pintu hati-hati. Masya Allah, inilah Guruku yang mulia, Ahmad bin Hanbal. Akhlak indahnya sangat terjaga dalam memberi nasihat dan meluruskan khilafku.

Beliau bisa saja menegurku di depan para murid, toh beliau Guruku yang berhak untuk itu. Tetapi tak dilakukannya demi menjaga wibawaku.

Beliau bisa saja datang sore, bakda Maghrib atau Isya yang mudah baginya. Itu pun tak dilakukannya, demi menjaga rahasia nasihatnya. Beliau lakukan juga agar keluargaku tak tahu , agar aku yang adalah ayah dan suami tetap terjaga sebagai imam dan teladan di hati mereka.

Maka termuliakanlah Guruku sang pemberi nasihat, yang adab tingginya dalam menasihat menjadikan hatiku menerima dengan ridha dan cinta.

Namun bagaimanapun, nasehat itu permata. Ada yang ditimpukkan ke muka, digenggamkan ke tangan, atau diselip ke saku bersama senyum. Pokoknya, ambil permatanya.




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Kebaikan dan Kejahatan Tidak Sesederhana Yang Terlihat

Sebuah kapal pesiar mengalami kecelakaan di laut dan akan segera tenggelam. Sepasang suami istri berlari menuju ke skoci untuk menyelamatkan diri. Sampai di sana, mereka menyadari bahwa hanya ada tempat untuk satu orang yang tersisa. Segera sang suami melompat mendahului istrinya untuk mendapatkan tempat itu. Sang istri hanya bisa menatap kepadanya sambil meneriakkan sebuah kalimat sebelum skoci menjauh dan kapal itu benar-benar menenggelamkannya.

Guru yang menceritakan kisah ini bertanya pada murid-muridnya, 
“Menurut kalian, apa yang istri itu teriakkan?”
Sebagian besar murid-murid itu menjawab, 
“Aku benci kamu!”
“Kamu tau aku buta!!”
“Kamu egois!”
“Nggak tau malu!”
Tapi guru itu kemudian menyadari ada seorang murid yang diam saja. Guru itu meminta murid yang diam saja itu menjawab.  Kata si murid, 
“Guru, saya yakin si istri pasti berteriak, ‘Tolong jaga anak kita baik-baik’”.
Guru itu terkejut dan bertanya, 
“Apa kamu sudah pernah dengar cerita ini sebelumnya?”
Murid itu menggeleng. 
“Belum. Tapi itu yang dikatakan oleh mama saya sebelum dia meninggal karena penyakit kronis.”
Guru itu menatap seluruh kelas dan berkata, 
“Jawaban ini benar.”
Kapal itu kemudian benar-benar tenggelam dan sang suami membawa pulang anak mereka sendirian. 

Bertahun-tahun kemudian setelah sang suami meninggal, anak itu menemukan buku harian ayahnya. Di sana dia menemukan kenyataan bahwa, saat orangtuanya  naik kapal pesiar itu, mereka sudah mengetahui bahwa sang ibu menderita penyakit kronis dan akan segera meninggal. Karena itulah, di saat darurat itu, ayahnya memutuskan mengambil satu-satunya kesempatan untuk bertahan hidup.  Dia menulis di buku harian itu, 
“Betapa aku berharap untuk mati di bawah laut bersama denganmu. Tapi demi anak kita, aku harus membiarkan kamu tenggelam sendirian untuk selamanya di bawah sana.”
Cerita itu selesai. Dan seluruh kelas pun terdiam.

Guru itu tahu bahwa murid-murid sekarang mengerti moral dari cerita tersebut, bahwa kebaikan dan kejahatan di dunia ini tidak sesederhana yang kita sering pikirkan. Ada berbagai macam komplikasi dan alasan di baliknya yang kadang sulit dimengerti.

Karena itulah kita seharusnya jangan pernah melihat hanya di luar dan kemudian langsung menghakimi, apalagi tanpa tahu apa-apa.

Mereka yang sering membayar untuk orang lain, mungkin bukan berarti mereka kaya, tapi karena mereka menghargai hubungan daripada uang.

Mereka yang bekerja tanpa ada yang menyuruh, mungkin bukan karena mereka bodoh, tapi karena mereka menghargai konsep tanggung jawab.

Mereka yang minta maaf duluan setelah bertengkar, mungkin bukan karena mereka bersalah, tapi karena mereka menghargai persahabatan.

Mereka yang mengulurkan tangan untuk menolongmu, mungkin bukan karena mereka merasa berhutang, tapi karena menganggap kamu adalah sahabat.

Mereka yang sering mengontakmu, mungkin bukan karena mereka tidak punya kesibukan, tapi karena kamu ada di dalam hatinya.




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Empat Masalah dan Solusinya

Jika anda diuji dengan syahwat dan hawa nafsu, periksalah sholat anda.
فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ
"Maka datang sesudah mereka suatu keturunan yang mereka telah melalaikan sholat dan memperturutkan syahwat hawa nafsunya" 
(QS. Maryam: 59)
Jika anda merasa keras hati, berperangai akhlak buruk, sengsara dan tidak ada kemudahan, periksalah hubunganmu dengan ibumu dan baktimu kepadanya.
وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا
"Dan (Dia jadikan aku) berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka" 
(QS. Maryam: 32)
Jika anda merasa depresi, tertekan dan kesempitan dalam hidup, periksalah interaksimu dengan Al-Qur'an.
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا
"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku (Al-Qur'an- berdzikir), maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit"
(QS. Thaha: 124)
Jika anda merasa kurang tegar dan teguh di atas kebenaran dan gangguan kegelisahan, maka periksalah bagaimana pelaksanaanmu terhadap nasehat dan mauizhah yang engkau dengar.
وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُواْ مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْراً لَّهُمْ  تَثْبِيتاً
"Sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih meneguhkan (iman mereka)” 
(QS. Annisa: 66)
Tetap Semangat.




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Kisah Nyata : Buah Dari Istiqomah

Ada seorang tukang becak, yang sudah cukup sepuh (tua), beliau tinggal di daerah Dinoyo (Malang, Jatim). Setiap hari Jum'at, ia menggratiskan tarif becaknya, dengan niat shodaqoh. 

Suatu kali, pada hari Jum'at, ada seorang pria bapak-bapak yang jadi penumpangnya. Pria itu naik becak jarak dekat saja, tanpa tawar-menawar, pria itu membayar tarif becak yang di tumpanginya dengan uang 20ribu, tetapi langsung ditolak sama bapak tukang becak, beliau bilang :
"Kulo ikhlas Pak, pun usah dibayar, kula sagete shodaqoh nggeh ngeten niki."
(Saya ikhlas Pak, sudah jangan dibayar, saya cuma bisa shodaqoh dengan cara seperti ini.)
Si penumpang pun kaget, tapi karena terburu-buru, Pria itu langsung pergi begitu saja, setelah mengucapkan terima-kasih.

Pekan berikutnya, pada hari jumat pula, Pria itu bertemu lagi dengan tukang becak yang sama pada Jum'at lalu. Setelah diantar ke tempat tujuan, Pria itu menyodorkan uang 200ribu, atau 10x lipat dari shodaqoh tukang becak kepada pria ini Jum'at lalu, untuk tarif becaknya. Tukang becak yang sudah sepuh ini pun menjawab dengan tenang :
"In sya Allah. Kulo ikhlas Pak. Kulo sagete shodaqoh nggih namung ngeten niki, ngateraken tiyang."
(In sya Allah. Saya ikhlas Pak. Saya cuma bisa shadaqoh dengan cara seperti ini, mengantarkan orang.)
Karena merasa aneh, Pria yang menumpang itu menimpali :
"Lha kalau begini terus, Istri, dan Anak bapak makan apa!? Kenapa nggak mau dibayar?!"
Tukang becak itu pun menjawab :
"Alhamdulillah, Rayat kulo nggih sami ikhlas menawi saben Jum'at kula shodaqoh ngeten niki."
(Alhamdulillah, Istri saya pun sama-sama ikhlas jika tiap hari Jum'at saya bershodaqoh dengan cara ini.)
"Oh,, jadi Bapak nggak mau di bayar pada hari Jum'at saja!?" Tanya si penumpang memastikan.
"Nggeh, Pak"
"Rumah bapak dimana?" Tanya penumpang penasaran..
"Wonten Dinoyo Pak, wingkingipun bank."
(Tinggal di Dinoyo Pak, sebelah belakang bank)
Hari pun berlalu, dan di hari Jum'at berikutnya, Pria penumpang becak yang penasaran ini mencari rumah Tukang becak itu. Setelah menyusuri gang sempit sebelah gedung bank di daerah dinoyo, akhirnya Pria itu ketemu juga dengan rumah sederhana milik Tukang becak yang di carinya. Setelah mengetuk pintu, keluarlah seorang wanita yang sudah tua, masih menggunakan mukena.

Hatinya tergetar, batinnya menangis. Betapa selama ini, ia yang sangat di cukupi kebutuhannya oleh Allah ta'ala, malah jarang bersimpuh kepada-Nya. Jangankan sedekah, dan sholat dhuha, sholat wajib saja masih sering ia tinggalkan. Ia pun bertanya kepada wanita tua itu tentang suaminya, lalu meminta izin untuk meminjam KTP bapak, dan ibu sekalian.
"Bapak tasik siap-siap badhe sholat Jum'at, niki KTP-ne damel nopo nggeh?"
(Bapak masih melakukan persiapan untuk sholat Jum'at, ini KTP nya, kalau boleh tau buat apa ya?)
"Bu, bapak, dan juga ibu telah membuka mata hati saya, ini jalan hidayah yang telah Allah SWT anugerahkan kepada saya. In sya Allah, Bapak, dan Ibu saya daftarkan untuk naik haji ONH Plus bersama saya, dan istri, mohon di terima ya, Bu."
Masya Allah. Sungguh maha pemurah Allah SWT yang membalas kebaikan-kebaikan kecil, dengan kebaikan-kebaikan yang lebih besar.

Dari kisah diatas bisa kita ambil faedah bahwa merutinkan suatu kebaikan walaupun berupa sedekah, seperti halnya amalan sepele seperti tukang becak tadi maka akan membawa kebaikan bagi kita di dunia dan akhirat, dan sesungguhnya amalan yang paling indah adalah ISTIQOMAH.

Istiqomah dalam beramal walaupun amalan ringan.
Istiqomah dalam beramal merupakan tanda ikhlasnya orang tersebut karena tanpa ikhlas pastinya orang tersebut akan jemu.
ISTIQOMAH adalah amalan terberat didunia.

Lalu wahai saudarku apa gerangan kita tidak mampu seperti tukang becak tersebut?
Semoga menjadi bahan renungan buat kita semua.




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Mar 9, 2015

Saat Ujian Melanda

Aku menangis
Bukan karena aku tak tegar
Hanya karena mataku ingin tahu
Bahwa ia setia menemaniku

Aku tersenyum
Bukan karena sepele masalahku
Tapi karena aku bersyukur
Betapa Rabb sangat menyayangiku

Aku termenung
Bukan karena aku bingung hadapi ujianku
Tapi karena aku sedang memikirkan
Hikmah apa di balik semua ini

Aku berdoa
Bukan untuk mengeluh
Tapi untuk meminta
Agar Rabb kuatkanku

Aku memeluk sahabat
Bukan untuk menambah bebannya
Tapi untuk mengatakan
Bahwa aku menjadi lebih kuat saat mendekapnya
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?"
(QS. Al Ankabut : 2)
~Aida Fitri~




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Abdullah bin Ummi Maktum

Lelaki renta itu, dengan kehalusan hatinya ingin ber-Islam menjadi sebab turunnya ayat ‘Abasa watawalla', Rasul pun ditegur Allah karenanya. Seorang miskin lagi buta, bukan berarti tak lebih utama dari para pemuka negara.

Lelaki renta itu, pernah minta keringanan untuk tidak ikut sholat berjamaah di masjid karena dia buta, karena dia sebatang kara, karena masjid jauh sekali dari rumahnya, tapi tanya Rasul, “Apakah engkau masih mendengar adzan?” saat dijawabnya masih, maka kata Rasul, “Kalau begitu, berangkatlah.” 

Lalu, tunduk patuh ia pada perintah sekali pun tak pernah ia sanggah tiap sholat lima waktu sholat berjamaah. Meski fajar masih pekat dan jarak masjid tak dekat, ia meraba-raba dalam gelap. Hingga suatu saat, kakinya tersandung bongkahan batu badannya terjerembab jatuh,
mukanya tersungkur di runcingnya batu berdarah-darah.

Setelahnya, selalu datang seorang lelaki menuntunnya dengan ramah pergi dan pulang sholat berjamaah setiap hari, setiap lima waktu. Hingga suatu saat lelaki tua ingin sekali tahu siapa gerangan lelaki penolongnya itu karena ingin ia doakan atas kebajikannya selama ini. Tapi kata lelaki muda, “Jangan sekali-kali kau doakan aku dan jangan sekali-kali kau ingin tahu namaku karena aku adalah iblis”

Sontak lelaki renta itu terkejut, “Bagaimana mungkin engkau menuntunku ke masjid, sedangkan dirimu menghalangi manusia untuk mengerjakan sholat?”

Iblis menjawab, “Ingatkah dulu saat kau hendak sholat subuh berjamaah, kau tersandung batu, lalu bongkahannya melukai wajahmu? Pada saat itu aku mendengar ucapan Malaikat, bahwa Allah telah mengampuni setengah dosamu. Aku takut kalau engkau tersandung lagi, lalu Allah menghapuskan setengah dosamu yang lain. Maka aku selalu menuntunmu ke masjid dan mengantarkanmu pulang.”

Lalu, saat tubuh itu merenta makin menua dimakan usia datang seruan perang Qaddisiyah. Sang khalifah Umar mengumpulkan segenap lelaki dari seluruh penjuru negeri  terselip ia, berbaris bersama ingin sekali ikut berperang di medan laga demi cita-cita mulia. Khalifah Umar melarangnya, bagaimana seorang buta lagi renta, akan ikut berperang? Bagaimana jika dia langsung celaka terkena tombak? Atau justru mencelakai temannya karena tak mampu mengenali siapa.

Tapi, lelaki tua itu bersikukuh, “Tempatkan aku di  antara dua pasukan yang berperang. Aku akan membawa panji kemenangan. Aku akan memegangnya erat-erat untuk kalian. Aku buta, karena itu aku pasti tak akan lari”. Khalifah, tak lagi mampu menghalangi.

Lalu semuanya, berangkatlah lekaki tua itu ingin menepati janjinya dengan baju besi yang dikenakannya dan bendera besar yang dibawanya, dia berjanji akan mengibarkannya senantiasa, atau mati terkapar di sampingnya. Lewat pertempuran Qaddisiyah, Persia yang congak pun kalah tapi kemengangan itu tak murah dibayar dengan nyawa ratusan syuhada, terselip di antara mereka
jenazah lelaki tua terkapar berlumuran darah sambil memeluk erat sebuah bendera sungguh, dia telah menepati janjinya.

Wahai lelaki mulia, sesak dadaku membaca kisah hidupmu, menyungai sudut mataku mengenangmu. Engkau buta, sebatangkara dan renta tapi itu tak membuatmu pasrah dan diam meski udzur telah membolehkanmu untuk tak kemana-mana, di rumah saja. 

Lalu, bagaimana dengan diriku ini? Aku masih muda, aku bukan fuqara, akuu tak buta jua tak sebatangkara. Tapi kenapa, sering sekali ada alasan mendera untuk tak bersegera?

Lelaki sepertimu, dengan segala keterbatasan terus mencari-cari alasan agar mampu mengambil peran. Sedang aku, kita dengan segala kemudahan sering mencari-cari alasan agar boleh tak ikut berperan. Lalu, dengan apa akan kita buktikan bahwa kita ini beriman?

Mari belajar darinya, Abdullah bin Ummi Maktum.
-Ustadz Sani bin Husein, S.Si.-




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee