Dec 25, 2016

One Day One Siroh : Materi 40 Jilid 2

Alhamdulillah,Allah masih  memberi nikmat sehat, iman dan Islam pada kita semua.
Masih semangat kan baca sirohnya?

Yuk kita lanjutkan kisah tentang masa kecil Nabi  Muhammad صلى الله عليه وسلم, yang telah kembali ke pelukan Bunda Aminah.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد

Di Bawah Asuhan Kakek

Sahabat fillahku, sejak itu, Abdul Muthalib bertindak sebagai pengasuh cucunya itu. Ia memelihara Muhammad dengan sungguh-sungguh dan mencurahkan segala kasih sayangnya.

Abdul Muthalib adalah pemimpin seluruh Quraisy dan seluruh Mekah. Untuk dia, diletakkan hamparan khusus tempatnya duduk di bawah naungan Ka'bah. Anak-anak beliau, paman-paman Muhammad, tidak berani duduk di tempat itu. Mereka duduk di sekeliling hamparan itu sebagai penghormatan kepada ayah mereka.

Suatu saat, Muhammad kecil yang montok itu duduk di atas hamparan tersebut. Serentak paman-paman beliau langsung memegang dan menahan Muhammad agar tidak duduk di atas hamparan.  Namun, Abdul Muthalib datang dan melihat kejadian tersebut.

"Biarkan anakku itu," katanya, "Demi Allah, sesungguhnya dia akan memiliki kedudukan yang agung."

Kemudian, Abdul Muthalib duduk di atas hamparan tersebut sambil memangku Muhammad. Dielus-elusnya punggung Muhammad penuh sayang. Abdul Muthalib bergembira dengan apa yang dilakukan cucunya itu.

Lebih-lebih lagi, kecintaan kakek kepada cucunya itu timbul ketika Aminah kemudian berniat membawa Muhammad ke Yatsrib untuk diperkenalkan kepada saudara-saudara ibunya dari keluarga Najjar. Perjalanan ini juga bertujuan menengok makam Abdullah, ayah Muhammad. Sudah lama Aminah memendam keinginan untuk menengok makam suaminya tercinta itu. Kini, ia akan berangkat ditemani putranya seorang.

Sahabat fillahku, bagaimana kisah perjalanan mereka ke Yatsrib yang jauh itu?

Catatan Tambahan🖋
Halimah As Sa'diyyah
Halimah dijuluki As Sa'diyyah karena ia berasal dari keluarga Bani Sa'ad. Kasih sayang Muhammad terhadap ibu susunya itu tak pernah putus. Pernah suatu kali, setelah pernikahan Muhammad dengan Khadijah, Halimah As Sa'diyyah datang berkunjung. Saat itu, musim paceklik sehingga kehidupan di dusun menjadi susah. Muhammad menerima beliau dengan baik sekali. Saat Halimah pulang, ia dibekali dengan harta Khadijah berupa unta yang dimuati air dan 40 ekor kambing. Setiap kali Halimah datang, Rasulullah selalu membentangkan pakaiannya yang paling berharga untuk alas duduk Bunda Halimah.

Kita lanjutkan besok ya kisahnya.
Insya Allah.

Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 2


shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

TAFSIR INSPIRASI : AT-TAUBAH AYAT 62 - 65

📢 SURAT CINTA ALLAH HARI KE- 395

📖 JUZ 10 AT-TAUBAH  (PENGAMPUNAN)
Surah ke- 9 : 129 ayat

♒ Tuduhan-tuduhan orang Munafik Terhadap Nabi

يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ لَكُمْ لِيُرْضُوكُمْ وَاللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَحَقُّ أَن يُرْضُوهُ إِن كَانُوا۟ مُؤْمِنِينَ 

62. Mereka bersumpah kepadamu dengan (nama) Allah untuk menyenangkan kamu, padahal Allah dan Rasul-Nya lebih pantas mereka mencari keridhaan-Nya jika mereka mukmin 

💡INSPIRASI
MENCARI RIDHA ALLAH dan Rasul-Nya dengan cara beriman, bukan dengan kemunafikan

أَلَمْ يَعْلَمُوٓا۟ أَنَّهُۥ مَن يُحَادِدِ اللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَأَنَّ لَهُۥ نَارَ جَهَنَّمَ خٰلِدًا فِيهَا ۚ ذٰلِكَ الْخِزْىُ الْعَظِيمُ 

63. Tidaklah mereka (orang munafik) mengetahui bahwa barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka Jahanamlah baginya, dia kekal di dalamnya. Itulah kehinaan yang besar

💡INSPIRASI
Kehinaan yang besar, saat manusia menderita kekal di neraka, akibat dari MENENTANG ALLAH dan RASULULLAH

يَحْذَرُ الْمُنٰفِقُونَ أَن تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُم بِمَا فِى قُلُوبِهِمْ ۚ قُلِ اسْتَهْزِءُوٓا۟ إِنَّ اللَّهَ مُخْرِجٌ مَّا تَحْذَرُونَ 

64. Orang-orang munafik itu takut jika diturunkan suatu surah yang menerangkan apa yang tersembunyi di dalam hati mereka. Katakanlah (kepada mereka), "Teruskanlah berolok-olok (terhadap Allah dan Rasul-Nya)". Sesungguhnya Allah akan mengungkapkan apa yang kamu takuti itu

💡INSPIRASI
Liku-liku niat jahat kaum MUNAFIK menggelisahkan mereka sendiri

وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِاللَّهِ وَءَايٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ 

65. Jika kamu tanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah, "Mengapa kepada Allah, dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" 

💡INSPIRASI
Ada hal yang serius dan ada hal di mana manusia bermain dan bercanda. Untuk Allah, ayat-ayat dan rasul-Nya bukan lahan untuk bercanda. Di sini manusia menggantungkan harapan dengan MENCARI RIDHA-NYA

📚 Tafsir Inspirasi
✒ Dr. Zainal Arifin Zakaria, MA


shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Saya Belum Melakukan Apa-Apa

🌾Bulir Ibrah dan Hikmah🌾

“Saya belum melakukan apa-apa”
Atau “Apa yang saya lakukan belum seberapa dan masih banyak kekurangan”

Bersyukurlah jika kalimat-kalimat di atas meluncur dengan fasih dari lubuk hati kita, karena inilah indikator diterimanya amal seorang hamba.

Amal yang diterima akan membentuk pribadi yang selalu merendahkan hati dan merasa penuh kekurangan walaupun segudang amal saleh telah ia torehkan dalam catatan kebaikannya.

Ia khawatir karena kekurangannya dalam menjalankan amal saleh membuat Allah tidak berkenan menerimanya. Bukan justru angkuh dan merasa diri suci,

‏﴿٦٠﴾ وَٱلَّذِينَ يُؤْتُونَ مَآ ءَاتَوا۟ وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رٰجِعُونَ

Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan (beramal saleh), dengan hati yang takut (amal ibadah mereka tidak diterima) karena mereka yakin sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka
(Al Mu’minun: 60)

Bukankah kita diperintahkan untuk beristighfar setiap selesai mengerjakan shalat wajib?
Ya, shalat yang notabenya merupakan ibadah terbaik dan prestasi yang sangat prestisius saja diikuti dengan permohonan ampun.

Sebuah pesan bahwa sehebat apapun ibadah yang kita kerjakan, kita kerjakan dengan penuh kekurangan dan ketidaksempurnaan, maka mintalah ampun kepada Allah dari segala khilaf dan lalai tersebut, dan rendah hatilah setelah mengerjakannya.

Terinspirasi oleh pemaparan Ibnul Qayyim dalam Madarijus Saalikiin 2/62.

Dinukil dan diselia dari "Rendah Hati"
Ust. Muhammad Nuzul Dzikri, Oktober 2016


shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

One Day One Siroh : Materi 44 Jilid 2

Alhamdulillah, Allah masih  memberi nikmat sehat, iman dan Islam pada kita semua.
Masih semangat kan baca sirohnya?

Yuk kita lanjutkan kisah tentang  masa kecil Nabi  Muhammad صلى الله عليه وسلم, bersama pamannya.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد

⚜ *Hendak Ditinggal Paman* ⚜

Adik-adik tersayang, hati Muhammad kecil merasa pengap dengan kehidupan di Mekah. Setiap hari, dilihatnya anak-anak fakir miskin seusianya bekerja bersama-sama dengan bertelanjang tanpa rasa malu.

Muhammad juga melihat setiap malam pintu rumah orang-orang kaya tertutup rapat. Di dalam, mereka berpesta pora, menyaksikan para penari, dan bermabuk-mabukan sampai pagi sambil dijaga oleh para budak. Padahal, di tempat lain, ia melihat orang-orang berjuang mencari rezeki antara hidup dan mati.

Muhammad sering sekali melintas di depan gubuk-gubuk reyot dan rumah-rumah kumuh. Pintu-pintu mereka juga tertutup rapat, tetapi di dalamnya tinggal orang-orang yang hidup menderita. Orang-orang itu jika besok atau lusa terpaksa menggadaikan anak gadis, istri atau ibunya untuk dikumpulkan menjadi budak para saudagar demi melepaskan diri dari lilitan hutang.

Di depan gubuk-gubuk itu, Muhammad melihat para pemuda berkumpul. Pikiran mereka dipenuhi impian tentang datangnya mukjizat yang akan mampu membebaskan Mekah dari kebiadaban. Para pemuda itu berkumpul mengelilingi seorang laki-laki yang bercerita tentang legenda-legenda indah orang-orang terdahulu yang berjuang melawan raja yang sewenang-wenang.

Suatu saat, pada usia 12 tahun, Abu Thalib berniat pergi berdagang ke Syam untuk mencari nafkah.
"Ajaklah aku, Paman!" pinta Muhammad
"Tetapi, perjalanan padang pasir begitu sulit dan jauh! Aku tidak tega mengajak anak sekecilmu menempuh kesulitan sedemikian berat!".

Saat itu, hanya Abu Thalib tempat Muhammad berlindung. Ia merasa amat kesepian jika harus menghadapi kehidupan Mekah seorang diri, tanpa ada paman disampingnya.

"Kepada siapakah Paman akan meninggalkan aku seorang diri apabila Paman pergi nanti?" tanya Muhammad begitu mengiba.
Abu Thalib sangat terharu, "Demi Allah, aku pasti membawanya pergi. Ia tidak boleh berpisah denganku dan aku tidak boleh berpisah dengannya selama-lamanya."

Akhirnya, Muhammad pun diizinkan pergi menempuh perjalanan musim panas yang begitu jauh.

Dan bagaimana kisah perjalanan mereka? Kita lanjutkan kisahnya esok.
Insya Allah

Catatan Tambahan
Lihb Si Peramal
Orang-orang Quraisy sering mendatangi Lihb dengan membawa anak-anaknya untuk diramal. Suatu hari, Lihb melihat Muhammad. "Kemarilah, hai anak muda!" serunya. Namun, Abu Thalib segera menyembunyikan Muhammad dan membawanya pergi hingga Lihb berteriak-teriak, "Celakalah kalian, bawa ke sini anak muda yang aku lihat tadi! Demi Allah, anak ini akan menjadi orang besar pada kemudian hari!"

Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 2


shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Qabul, Hubb dan Takzim

*🌾Bulir Ibrah dan Hikmah🌾*

Qabul, hubb, dan takzim (menerima, mencintai dan menegakkan sikap hormat/ memuliakan) kepada kitabullah, sunnah, dan ulama.

Inilah yang lebih menyelamatkan bahkan ketika orang masih amat awam agama. Su'ul adab (adab buruk) kepada aimmatul huda kerapkali menjadi jalan tergelincirnya seseorang dari kebaikan dan keselamatan, meski berilmu.

Bukan bermudah-mudah, bukan pula meremehkan kemuliaan hadis tatkala Imam Bukhari menulis Adabul Mufrad. Beliau ulama ahli hadis paling otoritatif dengan Shahih Bukharinya yang sangat masyhur. Di dalamnya ada Kitabul Adab. Akan tetapi beliau merasa masih sangat penting untuk menghadirkan satu kitab khusus tentang adab, meski ada sejumlah hadis yang tidak mencapai derajat shahih.

Ini bukanlah karena ketidaktahuan, tetapi pertimbangan khusus sesuai kapasitas ilmu beliau. Karena itu, tetaplah menjaga adab pada saat mengkritisi kitab ini. Begitu pula saat melakukan hal yang sama terhadap karya para ulama yang betul-betul memiliki kapasitas ilmu dan integritas pribadi.

Satu kekhilafan seorang ulama janganlah menjadikanmu menunjukkan adab yang buruk. Apalagi jika sekedar karena tak sependapat dalam satu hal. Buruk adab terhadap khilafnya ulama tidak menjadikan ulama tersebut hina, tetapi sesungguhnya sikap itu menunjukkan keburukan dirimu yang sebenarnya.

Buruk adab terhadap ulama yang melakukan satu "kekhilafan" juga merintangimu dari mendapat ilmu. Pada saat yang sama, ia menutupi manusia dari meraih kebaikan.

Buruk adab terhadap ulama tidak merendahkannya, tetapi menjatuhkanmu pada keburukan disebabkan merintangi manusia meraih kebaikan.

Dinukil dan diselia dari tulisan
Mohammad Fauzil Adhim, Desember 2016

shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

TAFSIR INSPIRASI : AT-TAUBAH AYAT 69 - 70

📢 SURAT CINTA ALLAH HARI KE- 397

📖 JUZ 10 AT-TAUBAH  (PENGAMPUNAN)
Surah ke- 9 : 129 ayat

كَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ كَانُوٓا۟ أَشَدَّ مِنكُمْ قُوَّةً وَأَكْثَرَ أَمْوٰلًا وَأَوْلٰدًا فَاسْتَمْتَعُوا۟ بِخَلٰقِهِمْ فَاسْتَمْتَعْتُم بِخَلٰقِكُمْ كَمَا اسْتَمْتَعَ الَّذِينَ مِن قَبْلِكُم بِخَلٰقِهِمْ وَخُضْتُمْ كَالَّذِى خَاضُوٓا۟ ۚ أُو۟لٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمٰلُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۖ وَأُو۟لٰئِكَ هُمُ الْخٰسِرُونَ 

69. (Keadaan kamu kaum munafik dan musyrikin) seperti orang-orang sebelum kamu, mereka lebih kuat daripada kamu, dan lebih banyak harta dan anak-anaknya. Maka mereka telah menikmati bagiannya, dan kamu telah menikmati bagianmu sebagaimana orang-orang yang sebelummu menikmati bagiannya, dan kamu mempercakapkan (hal-hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. Mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat. Mereka itulah orang-orang yang rugi

💡INSPIRASI
KERUGIAN yang hakiki saat semua usaha dan kerja dinilai nol besar. Penentang Allah tidak layak diberi nilai

أَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَقَوْمِ إِبْرٰهِيمَ وَأَصْحٰبِ مَدْيَنَ وَالْمُؤْتَفِكٰتِ ۚ أَتَتْهُمْ رُسُلُهُم بِالْبَيِّنٰتِ ۖ فَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلٰكِن كَانُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ 

70. Apakah tidak sampai kepada mereka berita (tentang) orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, 'Ad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa bukti-bukti yang nyata; Allah tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri

💡INSPIRASI
Allah tidak pernah menganiaya hamba-Nya, hamba-Nya yang gemar menganiaya diri mereka sendiri, dengan memilih KEKAFIRAN plus melawan Allah dan para utusan-Nya

📚 Tafsir Inspirasi
✒ Dr. Zainal Arifin Zakaria, MA

shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Al Imam An Nawawi

*🌾Bulir Ibrah dan Hikmah🌾*

Bismillah, alhamdulillah washolatu wasallam ‘ala rasulillah amma ba’ad.

Siapa yang tidak kenal dengan kitab Riyadhus Shalihin? Ya, penulisnya adalah Al Imam An Nawawi rahimahullahu ta’ala, ulama abad 7 Hijriyah yang berasal dari Suriah. Kitab ini, kitab yang diberkahi oleh Allah subhana wa ta’ala. Rasanya tidak ada masjid di muka bumi ini yang tidak kenal kitab ini. Bahkan berapa banyak di rumah-rumah muslimin memiliki kitab yang luar biasa ini.

Padahal kitab Riyadhus Shalihin, terhitung salah satu kitab yang tipis dibandingkan dengan karya-karya An Nawawi yang lainnya. An Nawawi rahimahullahu ta’ala memiliki tulisan di berbagai bidang ilmu; fikih, hadist, menjelaskan kitab-kitab hadist, mustholah hadist, bahasa, tauhid, berbicara juga tentang geografi dan seterusnya. Beliau menulis di dalam banyak ilmu.

Tentu kitab Arba’in yang tipis hanya 42 hadits kita juga tahu, tapi isinya luar biasa sehingga banyak dikenal saat hari ini. Dan bahkan menjadi standar awal bagi mereka yang ingin menghafal hadits.

Ada Raudhotholibin, ada Al Minhaj yang merupakan penjelasan Shahih Muslim yang terbaik. Kemudian ada kitab fikih yang sangat terkenal Al Majmu Syarhu Muhadzab, Tadzhibul Asma’ wa Lughot, Al Adzkar An Nawawi, dan seterusnya. Sangat banyak karyanya.

Kalau dibandingkan dengan usianya Imam Nawawi, ternyata sangat singkat dibandingkan karyanya. Maka dalam satu hari dibagi usianya, An Nawawi menulis beberapa bab. Dalam satu buku, kita tahu ada berapa bab. Itu kalau dibagi dengan usianya, padahal kita tahu tidak mungkin orang ketika lahir langsung menulis buku. Perlu berilmu dulu, menjadi ahli ilmu kemudian baru menulis buku.

Mari kita pikirkan, berapa sekarang usia kita dan apa yang sudah kita lakukan? Mari kita lihat bagaimana kesibukan An Nawawi rahimahullahu ta’ala yang ternyata Allah panggil di usia yang masih cukup muda yaitu 45 tahun.

An Nawawi berkata, “Setiap hari saya belajar 12 pelajaran.” Subhanallah, satu hari 12 pelajaran. Dan dia belajar baik syarhan wa thoshihan, baik penjelasannya atau untuk membenarkannya kalau ada yang salah.

Ada Al Washit kemudian kitab Al Muhadzab, Al Jama’ Baina Shahihain, ada Shahih Muslim, kitab Al Luma’ ibnu Jinni dalam masalah Nahwu, ada Ishlahu Mantiq Ibnu Siqit dalam masalah bahasa, kemudian ada dalam Ushul Fikih ada At Tashrif, Al Luma’ Abu Ishaq, Al Munatqhof Fakhrudin Arrazi.

Luar biasanya, kitab-kitab ini dipelajari dalam satu hari. Dia mempelajari bahkan kemudian dia mengatakan: Saya mencatatnya, saya memberikan penjelasannya, kemudian saya menjelaskan apa yang sulit, menjelaskan kata-katanya, kemudian melihat secara bahasa, dan seterusnya.

Maka dari itu, usianya hanya 45 tahun tetapi karyanya lebih panjang dari usianya, bahkan menjadi karya yang hidup setelah dia tiada.

An Nawawi berkata, “Wabarokallahuli fi wakti wasytigholi wa a’nani ‘alaih.” (Allah memberkahi waktuku, kesibukanku, dan Allah membantuku dalam hal itu).

Ini penting. Jangan sekadar sibuk dan jangan sekadar usia panjang. Apalah artinya kesibukan melimpah, usia panjang, kesempatan banyak, tetapi tidak diberkahi dan tidak ditolong Allah.

Karena itulah, maka mari kita berdo’a dan melakukan hal yang membuat Allah ridho. Agar berapa pun usia kita yang Allah berikan itu diberkahi. Agar semua kesibukan kita adalah kesibukan yang diberkahi juga dan ditolong oleh Allah subhana wa ta’ala.

Semoga usia kita adalah usia yang diberkahi Allah. Berapa pun yang Allah berikan, kesibukan kita adalah kesibukan yang menghasilkan hal-hal yang terus hidup, bahkan setelah kita tiada nanti.

Wallahu ta’ala ‘alam  bishowab.

Dinukil dan diselia dari *"Allah Memberkahi Usiaku"*
Budi Ashari, 20 Desember 2016


shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Jan 1, 2016

Kemusyrikan [Tafsir QS. Al-Kafirun]

📚 Tafsir Qur'an Surat Al-Kafirun 📚

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3) وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5) لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (6)

1. Katakanlah, "Hai orang-orang yang kafir,
2. Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah.
3. Dan kalian bukan penyembah Sesembahan yang aku sembah.
4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kalian sembah,
5. Dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Sesembahan yang aku sembah.
6. Untuk kalianlah agama kalian, dan untukkulah agamaku.”

📌 Surat ini merupakan surat yang menyatakan pembebasan diri dari perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang musyrik, dan perintah untuk untuk ikhlas (mensucikan diri) dari segala kemusyrikan.

📗 Allah berfirman,

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ
“Katakanlah, "Hai orang-orang yang kafir””
➡ Mencakup seluruh orang kafir di muka bumi, walau dalam surat tertuju pada kaum kafir Quraisy.
📘 Ada yang berpendapat, diantara kebodohan mereka adalah mengajak Rasulullah untuk beribadah kepada berhala selama satu tahun, dan mereka pun akan menyembah Allah selama satu tahun. Maka Allah menurunkan surat ini dan memerintahkan Rasul-Nya agar sepenuhnya berlepas diri dari agama mereka.
🔸🔹🔸🔹

لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُون
“Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah.”
➡ Yakni, sesembahan mereka berupa berhala dan sekutu-sekutu selain Allah SWT.
🔸🔹🔸🔹

وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُد
“Dan kalian bukan penyembah Sesembahan yang aku sembah.”
➡ Yakni, Allah SWT yang mana tidak ada sekutu bagi-Nya.
🔸🔹🔸🔹

وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5)
“Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kalian sembah, Dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Sesembahan yang aku sembah.”
➡ Maksudnya, aku tidak menyembah layaknya ibadah kalian. Dengan kata lain bisa diartikan, aku tidak akan menempuh cara ibadah dan tidak percaya dengan cara ibadah kalian. Namun Aku hanya menyembah Allah dengan bentuk yang Dia cintai dan ridhai.

📗 Oleh karenanya Allah berfirman, “Dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Sesembahan yang aku sembah."
➡ Yakni maksudnya, mereka tidak akan tunduk dengan perintah dan syariat Allah dalam beribadah. Bahkan mereka menciptakan sesuatu hal yang baru sekehendak mereka sendiri.

📗 Sebagaimana firman Allah menjelaskan, “Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Rabb mereka. (Qs. An-Najm: 23)
🔸🔹🔸🔹

📎 Sungguh seorang hamba mesti memiliki Sesembahan yang dia sembah dan ibadah merupakan jalan menuju kepada-Nya. Rasulullah SAW dan pengikutnya hanya menyembah Allah SWT sebagaimana yang diperintahkan-Nya.
➡ Karenanya kalimat Islam “laa ilaaha illa Allah” memiliki makna, tiada sesembahan kecuali Allah dan tiada ada jalan menuju-Nya kecuali dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Sedangkan orang-orang musyrik menyembah selain Allah dengan ibadah yang Allah tidak mengizinkannya.

📗 Allah berfirman, “Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah, ‘Bagiku pekerjaanku dan bagi kalian pekerjaan kalian. Kalian berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kalian kerjakan.'” (Qs. Yunus: 41)

📗 Allah juga berfirman, “Bagi kami amalan kami dan bagi kalian amalan kalian." (Qs. Al-Qashash: 55)

📙 Imam Bukhari meriwayatkan, bahwa ada pendapat yang mengatakan,

لَكُمْ دِينُكُم
“Untuk kalianlah agama kalian” maknanya adalah kekafiran dan,

وَلِيَ دِينِ
“dan untukkulah agamaku” maknanya adalah Islam.

📘 Ibnu Jarir menukilkan dari ahli bahasa, bahwa ungkapan seperti dalam surat ini merupakan bagian dari bab taukid (penekanan/pengukuhan makna), sebagaimana juga terdapat dalam firman Allah, ”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Qs. Al-Insyirah : 5-6)

✒ Terdapat beberapa pendapat,
1⃣📖 Yang pertama sebagaimana yang telah kita sebutkan sebelumnya.

2⃣📖 Yang kedua pendapat Imam Bukhari dan yang lainnya dari para mufassirin bahwa maksud firman Allah,

لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3)
➡ berkaitan dengan masa yang lampau dan firman Allah berikutnya,

وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5)
➡ terkait dengan masa yang akan datang.

3⃣📖 Pendapat yang ketiga mengatakan ini merupakan taukid secara mutlak.

4⃣📖 Kemudian pendapat yang keempat, yang mana pendapat ini didukung oleh Abu Abbas Ibnu Taimiyah dalam sebagian kitab-kitabnya, bahwa maksud firman Allah,

لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2)
➡ adalah menafikan perbuatan demikian karena ayat ini berbentuk kalimat fi’liyah.

Sedangkan firman Allah,

وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4)
➡ maksudnya adalah menafikan penerimaan perbuatan demikan secara mutlak.

🔚🔚🔚🔚🔚

📚 Maraji': Tafsir Ibnu Katsir

shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee