Jan 31, 2014

Aku Ingin Jadi Orang Yang Bertepuk Tangan Di Tepi Jalan

Sebuah cerita inspiratif yang di share oleh temanku di group chat "LINE".
Sebuah cerita yang membuatku kembali teringat pada keinginan yang ingin kuwujudkan suatu hari nanti. Sebuah keinginan kecil yang telah aku miliki sewaktu aku kecil, hingga saat ini. Sebuah keinginan sederhana yang sulit untuk terwujud karena adanya keinginan lain dari orang-orang di sekelilingku. 

The point of view of this story is from a mother side..
Let’s read the story and consider what your thinking about it..
Did you ever dreaming that little dream in your life??

Di kelasnya ada 50 orang murid, setiap kali ujian, anak perempuanku tetap mendapat ranking ke-23.  Lambat laun membuat dia mendapatkan nama panggilan dengan nomor ini, dia juga menjadi murid kualitas menengah yang sesungguhnya.  Sebagai orangtua, kami merasa nama panggilan ini kurang enak didengar, namun anak kami ternyata menerimanya dengan senang hati. 
Suamiku mengeluhkan ke padaku, setiap kali ada kegiatan di perusahaannya atau pertemuan alumni sekolahnya, setiap orang selalu memuji-muji "Superman cilik" di rumah masing-masing, sedangkan dia hanya bisa menjadi pendengar saja. Anak keluarga orang, bukan saja memiliki nilai sekolah yang menonjol, juga memiliki banyak keahlian khusus.  Sedangkan anak nomor 23 di keluarga kami tidak memiliki sesuatu pun untuk ditonjolkan. 
Dari itu, setiap kali suamiku menonton penampilan anak-anak berbakat luar biasa dalam acara televisi, timbul keirian dalam hatinya sampai matanya bersinar-sinar.  Kemudian ketika dia membaca sebuah berita tentang seorang anak berusia 9 tahun yang masuk perguruan tinggi, dia bertanya dengan hati pilu kepada anak kami:
“Anakku, kenapa kamu tidak terlahir sebagai anak dengan kepandaian luar biasa?” 
Anak kami menjawab:
“Itu karena ayah juga bukan seorang ayah dengan kepandaian luar biasa.”
Suamiku menjadi tidak bisa berkata apa-apa lagi, saya tanpa tertahankan tertawa sendiri.