Showing posts with label Muhammad SAW. Show all posts
Showing posts with label Muhammad SAW. Show all posts

Dec 25, 2016

One Day One Siroh : Materi 40 Jilid 2

Alhamdulillah,Allah masih  memberi nikmat sehat, iman dan Islam pada kita semua.
Masih semangat kan baca sirohnya?

Yuk kita lanjutkan kisah tentang masa kecil Nabi  Muhammad صلى الله عليه وسلم, yang telah kembali ke pelukan Bunda Aminah.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد

Di Bawah Asuhan Kakek

Sahabat fillahku, sejak itu, Abdul Muthalib bertindak sebagai pengasuh cucunya itu. Ia memelihara Muhammad dengan sungguh-sungguh dan mencurahkan segala kasih sayangnya.

Abdul Muthalib adalah pemimpin seluruh Quraisy dan seluruh Mekah. Untuk dia, diletakkan hamparan khusus tempatnya duduk di bawah naungan Ka'bah. Anak-anak beliau, paman-paman Muhammad, tidak berani duduk di tempat itu. Mereka duduk di sekeliling hamparan itu sebagai penghormatan kepada ayah mereka.

Suatu saat, Muhammad kecil yang montok itu duduk di atas hamparan tersebut. Serentak paman-paman beliau langsung memegang dan menahan Muhammad agar tidak duduk di atas hamparan.  Namun, Abdul Muthalib datang dan melihat kejadian tersebut.

"Biarkan anakku itu," katanya, "Demi Allah, sesungguhnya dia akan memiliki kedudukan yang agung."

Kemudian, Abdul Muthalib duduk di atas hamparan tersebut sambil memangku Muhammad. Dielus-elusnya punggung Muhammad penuh sayang. Abdul Muthalib bergembira dengan apa yang dilakukan cucunya itu.

Lebih-lebih lagi, kecintaan kakek kepada cucunya itu timbul ketika Aminah kemudian berniat membawa Muhammad ke Yatsrib untuk diperkenalkan kepada saudara-saudara ibunya dari keluarga Najjar. Perjalanan ini juga bertujuan menengok makam Abdullah, ayah Muhammad. Sudah lama Aminah memendam keinginan untuk menengok makam suaminya tercinta itu. Kini, ia akan berangkat ditemani putranya seorang.

Sahabat fillahku, bagaimana kisah perjalanan mereka ke Yatsrib yang jauh itu?

Catatan Tambahan🖋
Halimah As Sa'diyyah
Halimah dijuluki As Sa'diyyah karena ia berasal dari keluarga Bani Sa'ad. Kasih sayang Muhammad terhadap ibu susunya itu tak pernah putus. Pernah suatu kali, setelah pernikahan Muhammad dengan Khadijah, Halimah As Sa'diyyah datang berkunjung. Saat itu, musim paceklik sehingga kehidupan di dusun menjadi susah. Muhammad menerima beliau dengan baik sekali. Saat Halimah pulang, ia dibekali dengan harta Khadijah berupa unta yang dimuati air dan 40 ekor kambing. Setiap kali Halimah datang, Rasulullah selalu membentangkan pakaiannya yang paling berharga untuk alas duduk Bunda Halimah.

Kita lanjutkan besok ya kisahnya.
Insya Allah.

Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 2


shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

One Day One Siroh : Materi 44 Jilid 2

Alhamdulillah, Allah masih  memberi nikmat sehat, iman dan Islam pada kita semua.
Masih semangat kan baca sirohnya?

Yuk kita lanjutkan kisah tentang  masa kecil Nabi  Muhammad صلى الله عليه وسلم, bersama pamannya.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد

⚜ *Hendak Ditinggal Paman* ⚜

Adik-adik tersayang, hati Muhammad kecil merasa pengap dengan kehidupan di Mekah. Setiap hari, dilihatnya anak-anak fakir miskin seusianya bekerja bersama-sama dengan bertelanjang tanpa rasa malu.

Muhammad juga melihat setiap malam pintu rumah orang-orang kaya tertutup rapat. Di dalam, mereka berpesta pora, menyaksikan para penari, dan bermabuk-mabukan sampai pagi sambil dijaga oleh para budak. Padahal, di tempat lain, ia melihat orang-orang berjuang mencari rezeki antara hidup dan mati.

Muhammad sering sekali melintas di depan gubuk-gubuk reyot dan rumah-rumah kumuh. Pintu-pintu mereka juga tertutup rapat, tetapi di dalamnya tinggal orang-orang yang hidup menderita. Orang-orang itu jika besok atau lusa terpaksa menggadaikan anak gadis, istri atau ibunya untuk dikumpulkan menjadi budak para saudagar demi melepaskan diri dari lilitan hutang.

Di depan gubuk-gubuk itu, Muhammad melihat para pemuda berkumpul. Pikiran mereka dipenuhi impian tentang datangnya mukjizat yang akan mampu membebaskan Mekah dari kebiadaban. Para pemuda itu berkumpul mengelilingi seorang laki-laki yang bercerita tentang legenda-legenda indah orang-orang terdahulu yang berjuang melawan raja yang sewenang-wenang.

Suatu saat, pada usia 12 tahun, Abu Thalib berniat pergi berdagang ke Syam untuk mencari nafkah.
"Ajaklah aku, Paman!" pinta Muhammad
"Tetapi, perjalanan padang pasir begitu sulit dan jauh! Aku tidak tega mengajak anak sekecilmu menempuh kesulitan sedemikian berat!".

Saat itu, hanya Abu Thalib tempat Muhammad berlindung. Ia merasa amat kesepian jika harus menghadapi kehidupan Mekah seorang diri, tanpa ada paman disampingnya.

"Kepada siapakah Paman akan meninggalkan aku seorang diri apabila Paman pergi nanti?" tanya Muhammad begitu mengiba.
Abu Thalib sangat terharu, "Demi Allah, aku pasti membawanya pergi. Ia tidak boleh berpisah denganku dan aku tidak boleh berpisah dengannya selama-lamanya."

Akhirnya, Muhammad pun diizinkan pergi menempuh perjalanan musim panas yang begitu jauh.

Dan bagaimana kisah perjalanan mereka? Kita lanjutkan kisahnya esok.
Insya Allah

Catatan Tambahan
Lihb Si Peramal
Orang-orang Quraisy sering mendatangi Lihb dengan membawa anak-anaknya untuk diramal. Suatu hari, Lihb melihat Muhammad. "Kemarilah, hai anak muda!" serunya. Namun, Abu Thalib segera menyembunyikan Muhammad dan membawanya pergi hingga Lihb berteriak-teriak, "Celakalah kalian, bawa ke sini anak muda yang aku lihat tadi! Demi Allah, anak ini akan menjadi orang besar pada kemudian hari!"

Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 2


shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Jan 3, 2015

Keseharian Nabi

Sekenal apa kita pada Sang Nabi? Mohon izin merangkum beberapa sifat beliau dari hadits-hadits dalam Asy Syamail karya Imam At Tirmidzi.
  1. Perawakan Sang Nabi tidak tinggi, tidak pendek. Rambutnya tidak keriting, tak pula lurus. Wajah beliau tak bulat, bukan pula persegi.
  2. Kulit Sang Nabi cerah, putih kemerah-merahan. Rambutnya disisir ketika sebahu, digerai ketika sepapak daun telinga. Dahi beliau lebar.
  3. Alis Sang Nabi melengkung panjang, tebal dan nyaris bertaut di tengah. Di antara keduanya terdapat urat yang memerah kala beliau marah.
  4. Bola mata Sang Nabi indah dan hitam, bulu matanya lentik menawan. Hidungnya mancung, bagian atasnya memancar cahaya. Dua pipinya datar.
  5. Janggut Sang Nabi menggaris dari depan telinga, menebal menuju dagu. Mulutnya lebar, gigi-giginya besar, dari selanya memancar cahaya.
  6. Dari bawah janggut Sang Nabi menggalur ke bawah bebulu halus, lewat leher, melebat di dada, melajur bagai tongkat hingga ke pusarnya.
  7. Leher Sang Nabi jenjang dan indah. Perut beliau sama rata dengan dadanya nan bidang. Jarak antara kedua bahu lebar. Persendiannya kokoh.
  8. Lengan Sang Nabi panjang, tapak tangan lebar dan tebal, jemarinya ramping. Telapak kaki beliau cekung, halus hingga airpun tak menempel.
  9. Sang Nabi berjalan dengan langkah kaki lebar, begitu langsam seolah menuruni bukit, tubuh beliau ikut berguncang anggun tiap langkah.
  10. Bila menoleh, Sang Nabi berbalik dengan seluruh badan, lebih sering menunduk dibanding mendangak, melihat dengan sepenuh perhatian.
  11. Dulu Nabi suka menyisir rambut ke belakang mirip Ahli Kitab. Saat nyata keingkaran mereka, beliau selisihi dengan menyisir belahnya.
  12. Sang Nabi suka meminyaki rambutnya. Kata Anas, uban beliau nan kurang dari 20 helai jadi tersamar. Beliau gemar merapikan janggutnya.
  13. Sang Nabi menyukai celak itsmid yang beliau gunakan menjelang tidurnya. Tiga kali untuk kanan dan kiri; sejuk dan menumbuhkan bulu mata.
  14. Di antara pakaian kesukaan Sang Nabi adalah gamis yang putih, hibarah merah buatan Yaman, dan baju sampir 2 helai warna hijau dan hitam.
  15. Sang Nabi berminyak wangi di seluruh tubuhnya. Istri beliau mengoleskan di sekujur badan, lalu beliau sendiri harumkan bagian ‘aurat.
  16. Jari manis Sang Nabi dilingkari cincin perak bermata batu hitam Habasyah, ditulisi “Muhammad Rasul Allah”; dilepas jika ke Peturasan.
  17. Sang Nabi menyimpan selalu selimut Khadijah; kenangan menenangkan saat beliau terguncang wahyu pertama, dan di dalamnya beliau diseru.
  18. Sang Nabi gesit berolahraga lari. Kadang bersama istri. Kadang anak-anak kecil; beliau lombakan siapa dulu yang mampu tangkap beliau.
  19. Nabi suka minum susu dari wadah yang sama dengan istrinya, ditepatkan di bekas bibirnya. Anggur, zaitun, dan buah lain; segigit berdua.
  20. Tidur Sang Nabi tidak tengkurap. Jika miring berbantal tapak tangan, kaki disilang. Jika telentang, kaki kanan diletak di atas kiri.
  21. Kadang dalam renung khusyu’, Sang Nabi duduk dengan 1 lutut diangkat menempel perut. Suka bersandar bantal, tapi bukan di saat makan.
  22. Nabi suka mandi bersama dan bercanda bermain air dengan istri-istrinya, bahkan pada Saudah nan tua. Usia tak menghalangi kemesraan itu.
  23. Penutup kepala kesayangan Nabi ialah surban hitam, dikenakan dengan ujung menjatuh di pundak. Sandalnya bertali dua dari kulit hewan.
  24. Makanan kesukaan Nabi -yang jarang beliau nikmati- adalah paha kambing. Camilannya hais; campuran kurma rendam, kismis, dan susu masam.
  25. Nabi yang penuh cinta memberi nama bebarang miliknya; dari perkakas rumah-tangga, bejana, gelas, kuda, unta, keledai, pedang, tombak.
  26. Nabi makan roti dari tepung utuh tak diayak (dulu dianggap rendah; kini sehat berserat), lauknya garam, minyak zaitun, cuka, dan labu.
  27. Nabi tak pernah mencela makanan. Jika menyukainya, beliau memakannya penuh syukur. Jika tidak suka, beliau cukup diam tanpa komentar.
  28. Nabi mengerjakan sendiri segala urusan rumah tangga yang beliau bisa; menambal baju sobek, menjahit sandal rusak, hingga memerah susu.
  29. Nabi amat suka bersiwak bersih gigi; saat hendak shalat, hendak tilawah, hendak menemui tamu/sahabat, juga tiap kali menjumpai istri.
  30. Nabi tak pernah jijik pada istri yang sedang haidh (seperti kebiasaan Arab dan Yahudi); beliau tetap bermesra, hanya menghindari jima’.
  31. Saat ‘Aisyah haidh, Nabi bersandar di pangkuannya sambil tilawah; atau meletakkan kepala di antara kaki ‘Aisyah, tidur dalam hangat.
  32. Bahkan tuk shalat malam, Nabi minta izin pada istri nan lagi bersama di ranjang; “Apa kau ridha jika malam ini aku menghadap Rabbku?”
  33. Karena sempitnya kamar Nabi, tahajjud beliau menghadap ‘Aisyah berbaring. Jika hendak sujud, diisyarati kaki sang istri agar ditekuk.
  34. Sang Nabi amatlah pemalu, lebih tersipu dibanding gadis dalam pingitannya. Tak pernah terbahak, hanya senyum tulusnya semanis madu.
  35. Sang Nabi tak suka diistimewakan. Jika berbagi peran di perjalanan beliau selalu mencari peluang berkontribusi; hatta menyiapkan api.
  36. Jika dihadapkan pada pilihan, Sang Nabi selalu mengambil hal yang ringan dan mudah; selama ia tak jatuh pada apa yang dilarang Allah.
  37. “Tak pernah kulihat”, kata Anas, “Nabi marah atau membalas laku buruk atas diri beliau. Beliau marah jika Allah dan agama-Nya dinista.”
  38. “Pernah 3x hilal berlalu”, ujar ‘Aisyah, “Tiada nyala api di rumah kami.” Apa penyambung hidup Nabi?, tanya ‘Urwah. “Kurma dan air .”
  39. Kelembutan Sang Nabi tak terhalangi dan tak menghalangi ibadahnya. Umamah binti Abil ‘Ash, sang cucu, sering digendong dalam shalatnya.
  40. Al Husain naik ke punggung Nabi saat sujud. Beliau tak bangkit hingga Al Husain puas bermain. Nanti, beliau minta maaf pada hadirin.  Saat para cucu jadikan Nabi kuda-kudaan, merangkak kian-kemari, kata Abu Hurairah, “Tunggangan kalian paling mulia di langit dan bumi”. Nabi lalu tersenyum bersabda, "Pun penunggangnya, adalah yang terbaik." Ya Allah, curahi kami rahmat-Mu tuk kelak bersamanya di surga.

Allahumma sholli 'ala muhammad...




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Aug 13, 2014

Disebabkan Sajadah Cinta Aku Menangis


  • Muhammad SAW bukanlah pendendam. Justru ia-lah pencinta sejati. 

Dari Urwah Zubair, Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah kisah terluka meski berakhir penuh cinta. Setelah orang-orang Quraisy menolak habis-habisan dakwah Rasulullah, dan setelah orang-orang yang terdekat dengannya wafat tak bersamanya lagi, Abu Thalib dan Khatijah. Kini giliran berikutnya orang-orang Thaif bukan saja menolak dakwahnya tetapi juga menggunakan kekerasan. Tak hanya orang dewasa yang nalarnya sudah jalan, anak-anak Thaif yang masih bau kencur dengan sesuka hati melempari batu hingga Rasulullah terluka. Terluka fisiknya, terluka hatinya. Yaumul huzni kini bertambah lagi.

Ketika itulah Jibril datang menawarkan jasa perlawanan dan perlindungan. 
“Biar kuhancurkan mereka semua. Kalau kau mau, akan kutimpakan pegunungan itu di atas mereka.” 
“Tidak!” 
jawab Rasulullah. 
“Bahkan aku berharap Allah melahirkan dari mereka orang-orang yang akan menyembah Allah dan tidak akan musyrik sedikit pun kepada-Nya.”

Cinta Nabi pada umatnya meniupkan angin perubahan juga perbaikan. Sejarah telah mencatat hanya dalam tempo tidak lebih dari 23 tahun Nabi Muhammad berhasil mengubah mereka dengan cinta. Membawa seluruh Jazirah Arab ke dalam cahaya Islam.

Begitulah cinta bekerja membawa perubahan dan perbaikan yang mendahsyat. 
Ikrimah bin Abu Jahal r.a. menjadi bukti doa dan harapan Rasulullah terkabul. Ia anak Abu Jahal yang sebegitu bengisnya memusuhi Islam. 
“Ya Rasulullah, ajarilah aku sesuatu yang terbaik yang Baginda ketahui supaya aku mengucapkannya,” 
kata Ikrimah. Rasulullah menyambut dengan gembira, 
“Ucapkan syahadatain.” 
Ikrimah menjadi Muslimah yang taat beribadah sekaligus menjadi pahlawan yang patut dibanggakan. Ia syahid di Perang Yarmuk.


Cintailah, maka ia menjadi kekuatan perubahan. Ia bukan kekerasan, tetapi kekuatan perubahan yang berusaha memahami, menguatkan, dan menghidupkan hingga seorang individu memiliki kemampuan untuk mentransformasikan, melakukan perubahan dan perbaikan. Ia menjadi pribadi lebih peka, lebih menghargai, dan lebih produktif, menjadi dirinya sendiri. Tetapi, efeknya tidak hanya bagi dirinya sendiri. Cinta menguatkan dan tidak melemahkan. Bahkan, cinta adalah cara mempengaruhi dan kekuatan perubahan untuk melakukan sesuatu.

Cinta dalam Islam bukanlah membutakan. Ia pada akhirnya mencipta perubahan masyarakat sesuai yang Allah kehendaki. Maka disebabkan cinta banyak orang menangis karenanya. Menangis sedih. Tertegun Gembira. itulah cinta di jalan dakwah. (Bk. Airmata Di jalan Dakwah)

-Umar Hidayat-




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee