Showing posts with label True Story. Show all posts
Showing posts with label True Story. Show all posts

Mar 10, 2015

Kisah Nyata : Buah Dari Istiqomah

Ada seorang tukang becak, yang sudah cukup sepuh (tua), beliau tinggal di daerah Dinoyo (Malang, Jatim). Setiap hari Jum'at, ia menggratiskan tarif becaknya, dengan niat shodaqoh. 

Suatu kali, pada hari Jum'at, ada seorang pria bapak-bapak yang jadi penumpangnya. Pria itu naik becak jarak dekat saja, tanpa tawar-menawar, pria itu membayar tarif becak yang di tumpanginya dengan uang 20ribu, tetapi langsung ditolak sama bapak tukang becak, beliau bilang :
"Kulo ikhlas Pak, pun usah dibayar, kula sagete shodaqoh nggeh ngeten niki."
(Saya ikhlas Pak, sudah jangan dibayar, saya cuma bisa shodaqoh dengan cara seperti ini.)
Si penumpang pun kaget, tapi karena terburu-buru, Pria itu langsung pergi begitu saja, setelah mengucapkan terima-kasih.

Pekan berikutnya, pada hari jumat pula, Pria itu bertemu lagi dengan tukang becak yang sama pada Jum'at lalu. Setelah diantar ke tempat tujuan, Pria itu menyodorkan uang 200ribu, atau 10x lipat dari shodaqoh tukang becak kepada pria ini Jum'at lalu, untuk tarif becaknya. Tukang becak yang sudah sepuh ini pun menjawab dengan tenang :
"In sya Allah. Kulo ikhlas Pak. Kulo sagete shodaqoh nggih namung ngeten niki, ngateraken tiyang."
(In sya Allah. Saya ikhlas Pak. Saya cuma bisa shadaqoh dengan cara seperti ini, mengantarkan orang.)
Karena merasa aneh, Pria yang menumpang itu menimpali :
"Lha kalau begini terus, Istri, dan Anak bapak makan apa!? Kenapa nggak mau dibayar?!"
Tukang becak itu pun menjawab :
"Alhamdulillah, Rayat kulo nggih sami ikhlas menawi saben Jum'at kula shodaqoh ngeten niki."
(Alhamdulillah, Istri saya pun sama-sama ikhlas jika tiap hari Jum'at saya bershodaqoh dengan cara ini.)
"Oh,, jadi Bapak nggak mau di bayar pada hari Jum'at saja!?" Tanya si penumpang memastikan.
"Nggeh, Pak"
"Rumah bapak dimana?" Tanya penumpang penasaran..
"Wonten Dinoyo Pak, wingkingipun bank."
(Tinggal di Dinoyo Pak, sebelah belakang bank)
Hari pun berlalu, dan di hari Jum'at berikutnya, Pria penumpang becak yang penasaran ini mencari rumah Tukang becak itu. Setelah menyusuri gang sempit sebelah gedung bank di daerah dinoyo, akhirnya Pria itu ketemu juga dengan rumah sederhana milik Tukang becak yang di carinya. Setelah mengetuk pintu, keluarlah seorang wanita yang sudah tua, masih menggunakan mukena.

Hatinya tergetar, batinnya menangis. Betapa selama ini, ia yang sangat di cukupi kebutuhannya oleh Allah ta'ala, malah jarang bersimpuh kepada-Nya. Jangankan sedekah, dan sholat dhuha, sholat wajib saja masih sering ia tinggalkan. Ia pun bertanya kepada wanita tua itu tentang suaminya, lalu meminta izin untuk meminjam KTP bapak, dan ibu sekalian.
"Bapak tasik siap-siap badhe sholat Jum'at, niki KTP-ne damel nopo nggeh?"
(Bapak masih melakukan persiapan untuk sholat Jum'at, ini KTP nya, kalau boleh tau buat apa ya?)
"Bu, bapak, dan juga ibu telah membuka mata hati saya, ini jalan hidayah yang telah Allah SWT anugerahkan kepada saya. In sya Allah, Bapak, dan Ibu saya daftarkan untuk naik haji ONH Plus bersama saya, dan istri, mohon di terima ya, Bu."
Masya Allah. Sungguh maha pemurah Allah SWT yang membalas kebaikan-kebaikan kecil, dengan kebaikan-kebaikan yang lebih besar.

Dari kisah diatas bisa kita ambil faedah bahwa merutinkan suatu kebaikan walaupun berupa sedekah, seperti halnya amalan sepele seperti tukang becak tadi maka akan membawa kebaikan bagi kita di dunia dan akhirat, dan sesungguhnya amalan yang paling indah adalah ISTIQOMAH.

Istiqomah dalam beramal walaupun amalan ringan.
Istiqomah dalam beramal merupakan tanda ikhlasnya orang tersebut karena tanpa ikhlas pastinya orang tersebut akan jemu.
ISTIQOMAH adalah amalan terberat didunia.

Lalu wahai saudarku apa gerangan kita tidak mampu seperti tukang becak tersebut?
Semoga menjadi bahan renungan buat kita semua.




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Sep 6, 2014

Finding Husband

Telah dituliskan: Desember 31, 2012
Author: aliffahponpes 
Filed under: Goresan Pena Al-Iffah
#######

Hari ini adalah 9 hari pernikahan gue. hahaha bayangin aja gue yang urakan kayak gini ternyata dapet suami yang macho (bukan mantan cowok ataupun mantan copet). Subhanallah bangetz. Solehnya dan pengertiannya, gak da yang nandingin deh.

Berhubung status gue yang masih mahasiswa tingkat akhir di kota hujan, so, mesti relain dah berpisah sama akang untuk satu minggu. Ya selain  gue lagi nyelesein tugas akhir, akang yang seorang jurnalis juga mesti ngejar berita tentang kunjungan Presiden negaraku tercinta Indonesia ke negaranya David Bekam, eh Beckham ding! Kita berdua mesti sabar, baru aja nikah dua hari udah kepisah jarak dan waktu. yaelah lebai.

Tapi well, akhirnya hari itupun berakhir. Hari ini yayangku pulang dari London. Dan yang paling so sweet. Akang pengertian banget. Tahu gue lagi riweuh dia gak mau gue jemput di Bandara, doi bilang “jemput aja akang di stasiun bogor”. Akang ini sebenernya bukan orang sunda, doi orang Sulawesi, orang Bugis tepatnya. Gue yang orang sunda dengan spontan saat hari pertama kita nikah, dia gue panggil akang. Mulanya dia ketawa karena belum ada yang pernah panggil dia gitu. Tapi apapun akan akang lakukan demi kebahagian gue, istri tercintanya. hehehe

Kita sebelumnya gak pernah kenal dan baru ketemu 5 kali, pertama saat MR gue dan MR nya mempertemukan kami di sebuah mesjid di Kota Bogor, kedua saat dia datang melamar ke rumah, ketiga saat akad nikah, keempat dan kelima yaitu dua hari setelah pernikahan. Hahahaha kocak. Dia usianya emang lebih tua dari gue sih, kalo gak salah 10 tahun. So, gak kaget deh dia suka perhatian.

Tapi lemotnya gue, gue istri yang kagak guna. Selama doi pergi dan gue sibuk sama tugas akhir, gue lupa nyimpen fotonya dia, semua foto pernikahan pun ketinggalan di kampung. Helloooo ni zaman udah modern kale, iye tapi gue ubek-ubek Fb dan twitternya doi, tetep aja gue gak nemuin fotonya. Maklum orangnya juga gak narsis, so yang banyak di FB nya hanyalah foto-foto liputannya. Dengan berbekal memiliki no Hp nya, gue yakin pasti bisa ngenalin wajah teduh suami gue. 

Bismillah...
Hari ini gue beda dari biasanya, hahaha temen-temen kemaren ngajarin gue dandan, so hari ini gue dandan abis-abisan tapi gak menor juga. Ya, melaksanakan sunnah Rasul lah kawan. Di angkot, gue udah senyam-senyum serta dag-dig-dug ser mau ketemu yayang. Tiba-tiba ada sms mampir ke HP. Taraaaa!!! Gue buka inbox ternyata dari akang.

“Yang, aku masih dikereta nih, baru di stasiun  Cilebut. Maaf ya kalau kamu udah di stasiun ^^”

Waduh gimana nih, gue lagi kejebak macet sekarang, masih dalam angkot kadal (kampus dalam) pula. Harus cepet-cepet bales sms dan minta maaf nih. And Whaaaaaaaaaaaaaat. Hp gue mati. Ya Karim gue lupa nge-charger Hp semalam. Mampus dah gue.

Satu jam kemudian gue tiba di stasiun, ngos-ngosan karena lari-lari mencari akang, tapi gue bener-bener lupa sama wajah suami gue, terus Hp gue juga mati. Ya Allah, berharap suami gue nyapa duluan gitu atau ngeliat duluan. Ya Allah gimana nih, gue tengok kanan tengok kiri di stasiun tidak ada tanda-tanda kehidupan akang, hehehe.

Sekitar tiga puluh menit gue di stasiun, dan sampai saat itu pun gue gak nemuin suami gue. Ya iyalah orang lupa. Gue duduk lunglai di kursi stasiun, dan mulai putus asa. Malu rasanya dengan kebegoan gue yang lemot nginget wajah orang, suami sendiri lagi. Kan kalau gue bilang ke orang atau polisi, gue pasti bakal diketawain, masa gitu penganten baru lupa muka pasangannya.

Tepat disamping gue ada seorang cowok yang lagi tidur sambil memegang dua buah teh kotak yang bikin gue ngiler. Hehehe karena gue suka banget minum teh kotak. Ni orang tidur anteng banget, pake headset trus tidur di tengah-tengah keramaian kayak gini. Gue jadi inget diri gue sendiri yang mudah ngantuk juga di tempat mana pun. Sejenak gue liatin, nih orang jangan-jangan si akang, tapi tetep aja ngebleng di otak, gue kucek-kucek mata, tetep aja gak kebayang wajah akang. Tiba-tiba aja orang samping gue terbangun, dia kaget melihat gue dan tersenyum manis geto. Gue yang malu karena kepergok lagi ngepoin orang langsung minta maaf.

"Maaf, maaf. Maaf ya, maaf saya gak sopan. Saya lagi cari orang soalnya, saya kira mas orang yang saya cari...” gue minta maaf dengan membrondong kata maaf sama tuh cowok.

Tuh cowok malah mengernyitkan dahinya, dan langsung tersenyum ramah.

“Iya mbak gapapa. Emang mbak lagi nyari siapa?” Tanyanya, yeee ni orang malah yang ngepoin gue.

“Su... eh, orang yang baru pulang dari London” aduh hampir aja keceplosan, bisa diketawain gue kalau gue lagi nyari suami gue sendiri di stasiun.

“Saudara, mbak?” dia balik nanya.

“Hehehe, aduh mas susah saya ungkapkan dengan kata-kata.” ngeles yang pinter biar gak keliatan bloon.

“Oh...”

“Eh nih saya punya teh kotak, mbak mau?” tiba-tiba banget nih orang nawarin teh kotak yang gue sukai, tapi gue inget pesan nyokap katanya kalau di tempat umum jangan gampang nerima makanan atau minuman dari orang yang gak kita kenal, tahu-tahu itu udah dikasih obat bius atau semacamnya, trus gue ntar pingsan dan gue dirampok ma orang itu, atau gue diculik. Oh My God jangan dong gue kan belum ketemu akang, masa ntar tragis banget di koran “Seorang Istri Jurnalis, mati mengenaskan di Stasiun.” Wah gak banget, imajinasi gue yang terlalu ngalir kadang juga lebai. Sebisa mungkin gue tolak dengan halus tanpa menyinggung masnya.

“Mmm makasih mas, saya lagi gak haus. Silahkan buat mas saja.” tak lupa tersenyum manis agar masnya gak tersungging eh tersinggung.

“Mbak gak coba menghubungi orang yang mbak cari, siapa tahu saja ternyata orang yang mbak cari sudah pulang.” 

OMG. Iya juga ya, karena akang kelamaan nunggu, akang pulang duluan gitu ke rumah, mungkin aja kan, lagian gue kan gak bisa dihubungi karena Hp lagi mati.

“Mbak... Mbak...” Cowok itu mengibaskan tangannya ke depan muka gue yang lagi bengong.

“Eh, iya mas...”

“Mbak, sudah coba hubungi belum orang yang mbak cari?” tanyanya lagi padaku.

“Mmm, Hp saya mati jadi gak bisa hubungi dia.”

Cowok itu membuka ransel, mengambil Hp dan menyodorkannya pada gue. “Nih mbak, saya pinjamkan Hp saya. Mbak hafal nomor Hp orang yang mbak cari gak?

Nomor HP?! Ahaaa! Aku ingat nomor Hp akang, maklum karena kurang kerjaan kalau ngelamun, ya ngafalin nomor Hpnya.

“Oh iya, saya hafal nomor Hpnya.”

“Berapa mbak nomor Hpnya biar saya ketikin”

Ya ampun nih cowok, mau ketikin segala, dipikirnya gue kagak bisa apa ngetik sendiri.

“0812xxxxxxxx”

Dia memberikan Hpnya. 

“Nomor yang anda hubungi sedang sibuk” ya, sibuk. tambah lemes deh.

“Nih mas, terima kasih. Orangnya gak bisa saya hubungi.”

Saat melihat Hp ni cowok gue jadi inget sesuatu.

“Oh iya, Hp mas setipe sama Hp saya deh. Mas bawa chargeran Hp gak?” Ngarep banget gue.

“Bawa mbak. Boleh, silahkan mbak pinjam.” Dia kembali mengambil barang dari ranselnya dan memberikan chargeran Hpnya.

Tanpa pikir panjang gue langsung tengok kiri-kanan mencari sumber listrik.

“Mas, saya pinjam bentar ya chargerannya. Mas masih lamakan disini?”

Cowok itu tersenyum dan mengacungkan jempolnya, tanda iya. Gue langsung lari mencari sumber listrik di stasiun ini, dan akhirnya gue dapet colokan sumber listrik di sebuah warung penjual donat alias “Dunkin Donuts”. Ckckck, seumur hidup baru ke dunkin donuts cuma buat nyarjer Hp. Tanpa pikir panjang gue langsung colokin tuh chargeran ke colokan, setelah satu menit gue hidupin Hp. Waw, banyak banget SMS yang membrendel Hp gue dari dua nomor. Nomor akang dan nomor operator yang mengabarkan bahwa gue barusan dihubungi oleh nomor akang. Huhuhu akang maafin istrimu yang dodol ini, pasti akang sekarang juga lagi bingung nyariin. Segera gue telpon suami gue tercinta.

“Tuuuuuuut... Asalamualaikum...” suara ngebass suami gue terdengar. Haduh gue makin merasa bersalah.

“Walaikumsalam, akang...” gue gak bisa meneruskan kata-kata gue karena malu.

“Halo Ria sayang, kamu di mana dek?”

“Akang, aku... Aku... Akang dimana? Maafin aku kang...” nangis bombai gue karena merasa berdosa membuat suami gue menunggu.

“Dek, kamu kenapa nangis? Akang masih di satsiun nih, nungguin adek.”

Haaa... OMG ternyata akang masih ada di stasiun. Gue langsung nyari sesosok cowok yang lagi nelpon di luar Dunkin Donuts. Aduh terlalu banyak orang di stasiun.

“Akang, akang maafin aku, akang di mana? Aku segera jemput akang nih.”

“Tut tut tut tut” bunyi Hp dimatikan. Huaa jangan-jangan akang marah, jadi matiin Hpnya. Gue lemes tak berdaya, dan menutup wajah dengan kedua tangan.

Tiba-tiba sebuah teh kotak disodorkan ke samping gue. Gue kesel amat nih sama pelayan dunkin donuts, gak tahu apa orang lagi sedih.

“Maaf mbak saya gak pesen teh kotak.” jawab gue ketus.

Kok pelayannya diem. Gue menoleh kepada orang yang memberikan gue teh kotak, eh ternyata bukan pelayan tapi cowok yang gue pinjem chargerannya. Mungkin dia mau ambil chargerannya kali ya.

“Eh mas maaf, ini chargerannya mau diambil ya” gue langsung mencabut chargeran dari colokan sumber listrik dan menggulungnya.

“Akang ada di depan kamu sayang...”

What! Ni orang berani banget. Eh tapi tunggu maksudnya apa, gue mengernyitkan dahi bingung dengan apa yang dikatakan cowok pemilik chargeran.

“Maksud lo?” dengan spontan gue nanya. Dia mengernyitkan dahinya.

“Maria Ulfa, ini akang. Pria yang nikahin Ria sembilan hari yang lalu” jawabannya mantap sambil tersenyum.

Gue melongo dan salting, sumpah gue masih gak percaya, apa iya cowok depan gue akang. Parah banget.

“Hari ini akang masih maafin kamu karena kamu lupa wajah akang, tapi satu hal yang harus kamu inget. In sya Allah akang gak akan lupa sama wajah polos istri akang tersayang hehehe.”

Air mata gue berderai tak tertahan gue bener-bener malu, jadi selama beberapa menit yang lalu gue kelihatan banget begonya depan suami gue sendiri.

“Diminum Teh Kotaknya, waktu akang baca CV kamu, katanya minuman kesukaan kamu teh kotak kan?”

Huwaaa tambah malu gue, dia bisa inget apa yang jadi kesukaan gue, sedangkan gue sama wajah suami gue sendiri aja lupa.

“Akang, aku...” pipiku memerah seketika menahan malu.

“Sebelum pulang kita makan donat dulu ya disini.” tangan akang mencubit pipi merahku.
-Disadur dari kisah nyata_Herlin Herliansah-




shared at WhatsApp family 2b WOW chapter 22
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

May 26, 2014

Breaking The Limit

Nama pemuda ini ialah Ammar Bugis, masih berdarah Makassar.
Ia lahir di Amerika Serikat, 22 Oktober 1986. Nama Bugis diambil dari nama kakek buyutnya yang berasal dari Sulawesi, Syeikh Abdul Muthalib Bugis. Beliau hijrah dari Sulawesi ke Mekah dan mengajar Tafsir di Masjidil Haram.

Ammar lumpuh total sejak 2 bulan, hanya mata dan mulutnya yang masih berfungsi, walau nada bicaranya agak tidak jelas. Itu semua tak mengurangi semangatnya untuk hidup dan berarti.
Dengan pendidikan homeschooling, Ammar sudah hafal 30 juz Qur'an sejak usia 13 tahun dalam waktu 2 tahun saja. Ia lulus dari Jurusan Jurnalistik King Abdul Aziz University.

Menjadi wartawan olahraga Harian Al Madinah yang terbit di Jeddah, dan kolumnis Harian Ukaz terbitan Riyadh. Ammar juga menjadi dosen di Universitas Dubai sambil meneruskan pendidikan S-2 di sana atas beasiswa Pangeran Uni Emirat Arab, Hamdan bin Muhammad bin Rasyid Al Maktum Al Fazza.

Kakak lelaki Ammar, Hasan Bugis, tubuhnya normal, seorang pilot Saudi Airline. Sedang adiknya, perempuan, yang juga lumpuh seperti Ammar, adalah seorang dokter.

Saat bertandang ke Daarul Quran, beliau meminta jam'ah mendoakan dirinya untuk bisa bergerak normal sekitar 10 detik untuk bisa sujud, 10 detik yang dipinta Ammar Haitsam Bugis juga akan dimanfaatkan untuk membuka mushaf Al Qur'an yang belum pernah dapat dilakukannya sendiri.
Banyak di antara ratusan jamaah menangis terharu mendengar permintaan Syeikh Ammar. Termasuk Ustadz Yusuf Mansur yang berada di sebelahnya.

Permintaannya bukan yang lain. Hanya ingin "sebentar" saja membuka mata dengan normal agar bisa leluasa TILAWAH AL QURAN.

Ya Allaaaaahhhhh.... Bandingkan dengan kita yang SEMPURNA ini. Untuk menyelesaikan satu hari satu juz saja tepat waktu  masih BANYAK ALASAN.
Ampuni kami ya Raaaaabbbbb.

Maa syaa Allah... Jika seorang yang cacat saja bisa menjadi hafidz
quran di usia remaja. Kita juga pasti bisa!
Jika beliau saja bisa sukses dengan segala keterbatasannya,
seharusnya kita yang normal ini bisa lebih berhasil!

Then, siapa yang bertekad jadi hafidz quran?
Katakan, "Saya!"




shared at Whatsapp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee