Mar 8, 2015

Di Bagian Manakah Kita?

Hidup adalah anugerah, Allah telah memberikan modal waktu yang sama kepada setiap hambanya untuk menjalani kehidupan dunia. Sehari selama 24 jam waktu yang disediakan Allah untuk kita semua. Modal yang sama tetapi menghasilkan sesuatu yang berbeda setiap harinya. Ada yang hari-harinya selalu dipenuhi dengan kebaikan, ada juga yang dijalaninya dengan penuh kemaksiatan. Modalnya sama hasil berbeda.

Bagaimana dengan kita?
Cenderung kemanakah waktu yang dimodalkan Allah untuk kita. Lebih banyak peruntukkannya demi kebaikan atau justru lebih banyak jalan menuju kemaksiatan. 
Jika modal yang diberikan untuk kita lebih banyak membawa kita menuju jalan-jalan kemaksiatan maka bersegeralah untuk memohon ampunan kepada Dzat yang Maha Memberi ampunan,  tetapi jika yang terjadi sebaliknya, modal yang diberikan Allah lebih banyak membawa dan membimbing kita menuju kebaikan maka sudah sepantasnya bagi kita untuk bersyukur dan beristiqomah didalamnya.
Perjalanan kita bersama ODOJ sudah lebih dari 1 tahun. Sebuah perjalanan yang tentunya dipenuhi dengan banyaknya cobaan, halangan, rintangan, dan beraneka kejadian yang tidak meng-enakan lainnya, tetapi disisi lain banyak juga keajaiban-keajaiban yang diberikan oleh Allah dan dialami para anggotanya. Keajaiban-keajaiban yang tidak pernah terbayangkan oleh fikiran kita sebelumnya. Keajaiban-keajaiban yang menunjukkan dan menandakan betapa Kuasanya Allah atas diri setiap hamba.

Pertanyaannya, Dibagian manakah diri kita berada ?
Dibagian yang menerima Keajaiban atau justru dibagian yang selalu menerima cobaan, halangan, rintangan, dan hal-hal yang tidak mengenakkan lainnya. Yakin dan Percayalah, dibagian manapun Diri kita berada Allah telah menyiapkan Grand Design besar untuk diri kita. Allah telah menyiapkan rencana terbaiknya untuk kita. Allah telah menyiapkan suatu tempat sebaik baik tempat untuk diri kita. 
Yakin dan Percayalah, Allah telah menyiapkan tempat terindahnya untuk kita. Tempat yang tidak akan pernah terbayangkan oleh fikiran kita sebelumnya. Suatu tempat yang selalu diimpikan dan didambakan oleh setiap insan yang bernama manusia. Suatu tempat yang dinamakan SURGA oleh Allah SWT. sang penciptanya .

Tetaplah berjalan di jalan Allah SWT, pertahankan dan perjuangkan, lalu beristiqomahlah, karena dengan itu Janji-janji Allah yang diperuntukkan bagi kita PASTI akan diwujudkannya.
Salam FULL Semangat!!!




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Mar 7, 2015

#MuhasabahDiri

Tidaklah aku pantas menghisab dosa orang lain. 
Disaat diriku masih bergelimang dosa disetiap harinya.

Tidaklah aku pantas menghakimi kehilafan orang lain. 
Disaat diriku masih diselimuti kelalaian.

Tidaklah aku pantas mengatakan ini salah dan itu benar. 
Disaat diriku masih sukar meninggalkan apa yang aku cintai.

Masih sanggupkah aku menasihati atas kesalahan orang lain, dengan nada tak pantas. 
Sedang diri ini masih kotor, hina dan penuh akan dosa.

Setiap hari sesungguhnya diri ini masih dzalim. 
Dzalim pada diri sendiri. 

Khusyuk didepan orang lain, tapi ketika sendiri untuk mengingat jumlah raka'at kadang lupa.
Dermawan didepan orang lain, tapi ketika sendiri untuk memberi sebutir nasi yang kita makan saja belum tentu ikhlas. 

Cantik akhlak didepan orang lain, tapi ketika sendiri untuk bangun meninggalkan pekerjaan dan menunaikan kewajiban untuk sujud, masih ogah2an. 
Sibuk dakwah di media sosial atau nyata, tapi ketika sendiri sibuk melepas topeng satu per satu.

Wallahi diri ini masih dzalim! 
Sibuk mencari wajah manusia, hingga lupa wajah Allah lebih nyata. 
Wallahi diri ini masih banyak dosa! 
Sibuk menghisab dosa orang lain, sampai lupa dosa sendiri belum terampuni.
Wallahi diri ini punya masa lalu! 
Sibuk mencari celah keburukan saudari sendiri. 
Hingga lupa siapa diri kita dimasa lalu!  

Allahu Hayya!
Malulah kita karna sibuk mengajak orang lain, untuk menjadi seperti apa yang kita mau. 

Orang yang sebenar-benarnya merasa dekat pada Allah. Ia tidak akan sibuk mencari keburukan saudarinya sendiri. Ia terus bermuhasabah memperbaiki diri dan keluarganya, meninggalkan perkara haram lebih utama, dan  tetap semangat mengajak kebaikan dengan cara yang makruf.




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Thaharah : Beberapa Perkara Yang Wajib Dilakukan Dengan Berwudhu

  • Sholat , baik sholat fardhu maupun shalat sunnah

Berdasarkan firman Allah swt,
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki." 
(QS. Al Maidah : 6)
Juga karena adanya sabda Nabi saw:
"Allah tidak menerima sholat tanpa bersuci dan tidak pula menerima sedekah dari hasil harta rampasan yang dicuri sebelum dibagikan secara adil." 
(HR Jama'ah kecuali Bukhari)
  • Thawaf di Baitullah

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a, 
"Nabi saw bersabda, Thawaf itu merupakan sholat, hanya saja Allah menghalalkan berbicara sewaktu mengerjakannya. Oleh karenanya, barang siapa yang ingin berbicara ketika mengerjakan Thawaf, maka hendaklah ia membicarakan hal-hal yang baik.
(HR. Tirmidzi, Daruquthni dan di sahkan oleh Hakim, Ibnus Sakkin, dan Ibnu Khuzaimah)
Menyentuh mush-haf
Berdasarkan riwayat Abu Bakar bin Muhammad bin Amar bin Hazm, dari bapaknya dari kakeknya
"Nabi saw menulis sepucuk surat kepada penduduk Yaman yang diantara isinya adalah: Al-Qur'an tidak boleh disentuh kecuali oleh orang-orang yang sudah suci."
(HR Nasa'i Daruquthni, Baihaqi dan Al-Atsram)
Akan tetapi, kata suci itu merupakan kata musytarak yang mempunyai berbagai makna, ia bisa digunakan untuk: suci dari hadats besar, suci dari hadats kecil, orang mukmin, dan kepada orang yang badannya tidak bernajis. Hingga untuk mengartikan secara kata, dibutuhkan qarinah atau petunjuk.
Adapun firman Allah swt,
"Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan" 
(QS. Al Waqi'ah : 78)
Maka Zahirnya kata ganti "nya" itu kembali kepada Kitab yang Tersembunyi, yakni Lauh Mahfuzh, sementara yang dimaksudkan dengan "orang-orang suci" ialah para malaikat. 

Penafsiran seperti ini sesuai dengan firman Allah ta'ala,
" Di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan, ditangan para penulis (malaikat) yang mulia lagi berbakti".
(QS. 'Abasa : 13-16)
Ibnu Abbas, Sya'bi, Dhahhak, Zaid bin Ali, Mu'ayyid Billah, Dawud Ibnu Hazm, dan Hammad bin Abu Sulaiman berpendapat bahwa orang yang berhadats kecil boleh menyentuh mush-haf. Adapun membaca Al-Qur'an tanpa menyentuhnya maka boleh dilakukan bagi seseorang yang berhadats kecil, menurut kesepakatan para ulama.

Wallahu'alaam bishshowwaab




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

OM Naik Onta

Alkisah OM yang sedang umroh ikut tour di tanah Arab, seperti orang Indonesia yang lain ia juga naik onta.  Tidak seperti onta di Indonesia ketika OM bilang : "Duduk" onta langsung duduk. Onta di Arab walaupun OM sudah bilang : "Duduk, Sit Sit, Jongkok, Diuk" onta tetap berdiri dan OM bingung  gak bisa naik. 

Pawang Onta : "Bilang 'Assalammualaikum', baru onta akan duduk.." 
OM : "Assalammualaikum" (onta duduk. OM lantas naik, onta langsung berdiri lagi)

OM : "Jalan. jalan.." (onta tetap diam. Dipukul pukul punggungnya, onta tetap ga mau jalan)

Pawang Onta : "Bilang Bismillah." 
OM : "Bismillah" (onta jalan. OM senang jalan naik onta dg PO jalan disampingnya.)

Tak lama kemudian...
OM : "Pawang Onta, gimana cara nyuruh ontanya lari ya?" 
Pawang Onta : "Bilang saja Alhamdulilah.".  
OM : "Alhamdulilah.." (dan onta berlari. OM senang sekali, saking senangnya OM bilang lagi: "Alhamdulilah." si onta berlari tambah kencang. Pawang Onta makin ketinggalan.)

Ketika sudah jauh Pawang Onta ingat, belum memberi tahu caranya onta berhenti. Dari jauh Pawang Onta berteriak: "Kalo mau berhenti bilang Innalillahi." Karena sudah jauh OM tidak mendengar.

Onta berlari terus dengan kencang. Akhirnya di kejauhan OM melihat didepan ada jurang yang dalam. OM ketakutan, mencoba menghentikan onta : "Stop, stop, stoooop, stooop, oop, oop..!! Onta tetap berlari, jurang terpampang didepan mata. "Mate sayya..!" kata OM tahu dia akan jatuh kejurang dan mati. 

Saking paniknya OM berteriak: "Innalillahi..!!" sambil memejamkan mata pasrah... Ciuuuuut onta berhenti... dan ketika OM membuka mata.... dia melihat persis ditepi jurang... hatinya lega...
Saking senangnya ga jadi mati OM berteriak : "Alhamdullilah..!" akhirnya, Plung-OM masuk jurang-.





shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Sepenggal Cerita Indah Bersama Syaikh Abdurrozaq al Badr

Tadi malam, Syaikh Abdurrozaq memanggil ana.
"Badrusalam kemari."
"Iya syaikh", jawabku.
"Ana mau cerita padamu agar kamu tertawa tapi berfaidah."
"Cerita apa syaikh?" jawabku.
Syaikh berkata, 
"tadi sore ana merenung sendirian di apartemen ini. Ana berada di tingkat 35 setinggi ini..kira kira ada semut tidak ya?"

Aku melihat ke lantai. Ternyata ada semut. hehehe akupun tertawa.

Syaikh berkata,
"Di sini ada faidah yang bermanfaat. Lihatlah semut ini naik ke tingkat setinggi ini untuk mencari makanan. Iya semangat dalam hidupnya untuk sesuatu yang bermanfaat. Sementara banyak orang bermalas-malasan di rumahnya. Dahulu ada seseorang ditanya dari mana kamu belajar kesabaran? Ia menjawab dari semut. Aku melihat semut yang membawa roti ke atas berkali kali ia jatuh namun tak pernah berputus asa, akhirnya berhasil juga."

Itulah kawan sepenggal cerita indah disaat bersantai dengan beliau dalam bercanda pun beliau tetap memberi faidah. Subhanallah. Walhamdulillah.
~Ustadz Badru Salam, Lc~




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Mar 6, 2015

Penyerupaan [Tafsir QS. Al-Baqarah : 25]

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوا هَٰذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِن قَبْلُ ۖ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا ۖ وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
"Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya".
Setelah menuturkan apa yang disediakan bagi musuh-musuh-Nya dari kalangan orang-orang yang celaka, yakni orang-orang yang kafir kepada-Nya dan kepada rasul-rasul-Nya, berupa siksaan dan pembalasan, maka Allah mengiringinya dengan kisah keadaan kekasih-kekasihNya dari kalangan orang-orang yang berbahagia, yaitu orang-orang yang beriman kepada-Nya dan kepada rasul-rasul-Nya. Mereka adalah orang-orang yang keimanan mereka dibuktikan dengan amal-amal saleh.

Berdasarkan pengertian inilah maka Al-Qur'an dinamakan masani menurut pendapat yang paling sahih dikalangan para ulama, yang keterangannya akan dibahas dengan panjang lebar pada tempatnya. Yang dimaksud dengan masani ialah iman, kemudian diikuti dengan sebutan kekufuran atau sebaliknya, atau perihal orang-orang yang berbahagia, lalu diiringi dengan perihal orang-orang yang celaka atau sebaliknya. Kesimpulannya ialah menyebutkan sesuatu hal, kemudian diiringi dengan lawan katanya. Adapun penyebutan sesuatu yang dikemukakan sesudah penyebutan hal yang semisal dengannya, hal ini dinamakan penyerupaan (tasyabuh).

Surga-surga tersebut digambarkan oleh ayat ini, mengalir dibawahnya sungai-sungai, yakni di bawah pohon-pohon dan gedung-gedungnya. Di dalam sebuah hadist disebutkan bahwa sungai-sungai surga mengalir bukan pada parit-parit. Sehubungan dengan Sungai Al-Kautsar, telah disebutkan bahwa kedua tepinya terdapat kubah-kubah yang terbuat dari batu permata yang berlubang. Kedua pengertian ini tidak bertentangan. Tanah liat surga terdiri atas batu-batu mutiara dan batu-batu permata. Kami memohon kepada Allah karunia-Nya, sesungguhnya Dia Maha Baik lagi Maha Penyayang.

As-Saddi di dalam kitab tafsirnya mengatakan dari Abu Malik, dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas, dari Murrah, dari Ibnu Mas'ud, dari sejumlah sahabat sehubungan dengan makna firman-Nya, "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Disebutkan bahwa mereka di dalam surga diberi buah-buahan. Ketika melihat buah-buahan itu mereka mengatakan, "inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu di dunia". hal yang sama dikatakan pula oleh Qatadah, Abdurrahman Ibnu Zaid Ibnu Aslam dan didukung oleh Ibnu Jarir.

Ibnu Jarir meriwayatkan dari As-Saddi dalam kitab tafsirnya dari Abu Malik, dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas, dari Murrah, dari Ibnu Mas'ud serta dari sejumlah sahabat Nabi SAW sehubungan dengan makna firman-Nya "Mereka diberi buah-buahan yang serupa". Makna yang dimaksud ialah serupa dalam hal warna dan bentuk, tetapi tidak sama dalam hal rasa. Pendapat inilah yang dipilih Ibnu Jarir.

Sedangkan Ikrimah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya "mereka diberi buah-buahan yang serupa", bahwa buah-buahan surga mirip dengan buah-buahan didunia, hanya buah-buahan surga lebih wangi dan lebih enak. Sufyan As-Sauri meriwayatkan dari Al-A'masy, dari Abu Zabyan, dari Ibnu Abbas, bahwa tidak ada sesuatupun di dalam surga yang menyerupai sesuatu yang ada di dunia, hanya namanya saja yang serupa.


Firman Allah "walahum fiha azwajum mutohharah"

Mujahid mengatakan yang dimaksud ialah suci dari haid, buang air besar, buang air kecil, dahak, ingus, ludah, air mani dan beranak.

Qatadah mengatakan bahwa mutahharah artinya suci dari kotoran dan dosa (najis). 

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadanya Yunus Ibnu Abdul A'la, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, dari Abdur Rahman Ibnu Zaid Ibnu Aslam yang mengatakan bahwa al-mutahharah artinya wanita yang tidak pernah haid. Akan tetapi riwayat ini dinilai garib.

Menurut Ibnu Katsir, yang jelas pendapat ini merupakan pendapat Qatadah, seperti yang telah dituliskan di atas.

Firman Allah "wahum fiha kholidun", hal ini merupakan kebahagiaan yang sempurna, karena sesungguhnya di samping mereka mendapat nikmat tersebut, mereka terbebas dan aman dari kematian dan terputusnya nikmat. Dengan kata lain, nikmat yang mereka peroleh tiada akhir dan tiada habisnya, bahkan mereka berada dalam kenikmatan yang abadi selama-lamanya. Hanya kepada Allah-lah kami memohon agar diri kami dihimpun bersama golongan ahli surga ini. Sesungguhnya Allah Maha Dermawan, Maha Mulia, Maha baik, lagi Maha Penyayang.

Wallahu 'alam bishshowab.
-Tafsir Ibnu Katsir_Al Qur'an Al Azhim-




shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee

Merelakan Sesuatu Yang Disayangi

Di suatu malam seorang ayah membacakan cerita untuk anak perempuannya. Setelah membacakan cerita, si ayah bertanya kepada anaknya,
"Nak, apa kamu sayang Ayah?"
Si anak menjawab, 
"Tentu saja aku sayang Ayah"
Ayahnya tersenyum lalu bertanya, 
"Kalau begitu, boleh Ayah minta kalungmu?"
Lalu si anak menjawab, 
"Ayah, aku sayang Ayah, tapi aku juga sayang sama kalung ini"
Lalu Ayahnya berkata, 
"Ya sudah tidak apa-apa, Ayah hanya bertanya saja"
Si ayah lalu pergi.

Di malam berikutnya selama 3 hari berturut-turut, ayahnya menanyakan hal yang sama dan si anak pun menjawab dengan kata-kata yang sama. Si anak berpikir sambil memegang kalung imitasi kesayangannya itu, 
"Kenapa tiba-tiba Ayah mau kalung ini? Ini kalung yang paling aku sayangi, kalung ini pun pemberian Ayah juga"
Malam berikutnya, sang Ayah menanyakan hal yang sama, lalu si anak berkata, 
"Ayah, Ayah tahu aku sayang sama Ayah dan juga kalung ini. Tapi kalau Ayah mau kalung ini, ya sudah aku berikan ke Ayah"
Si anak memberikan kalungnya dan Ayahnya mengambilnya dengan tangan kiri, lalu Ayahnya memasukkan tangan kanannya ke saku kanan dan mengambil kalung berbentuk sama namun emasnya asli. Ayahnya mengenakannya pada leher anaknya, 
"Anakku, sebetulnya kalung ini sudah ada di saku Ayah sejak pertama kali Ayah meminta kalungmu, tapi Ayah menunggu kamu memberikan sendiri kalungmu itu dan Ayah gantikan dengan yang lebih baik dan indah"
Si anak menangis terharu.

Seringkali kita merasa Tuhan tidak adil. Dia yang memberikan tapi kenapa Dia juga yang mengambilnya, kadang kita selalu sakit hati, sedih dan kecewa, tapi tidakkah kita tahu, di saat Tuhan mengambil sesuatu yang berharga dari kita, ternyata Tuhan punya rencana lain. Dia mau menggantikannya dengan yang LEBIH BAIK lagi dari apa yang sudah kita miliki sekarang.
Jadi,
  • Terimalah apapun yang kita alami (bersabar),
  • Berilah apa yang harus kita berikan (beramal),
  • Kembalikanlah apa yang diminta oleh Tuhan (ikhlas), dan
  • Tetaplah bersyukur, maka rejekimu akan dilipat gandakan





shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee