Nov 27, 2010

[cerpen] IRUMA (part 1)

"Cepetan siap-siap yah. Kita ke resepsinya sekarang ajah." Perintah Bunda tiba-tiba begitu membuka pintu kamar.
"Yah, Bunda….. katanya tadi abiz maghrib  perginya. Kenapa tiba-tiba berubah gini sih?" keluh Putri.
"Bunda takut ntar rame klo perginya jam segitu. Udah, buru ganti baju sana." Perintah Bunda lagi.
"Iya deh, Bunda."
Seperti biasa, di akhir pekan Putri harus mengantarkan Bunda ke resepsi pernikahan. Bunda tidak pergi bersama Ayah karena keberadaan beliau yang di luar negeri. Dengan malasnya, Putri pun bergerak melakukan apa yang diperintahkan Bunda padanya. Ia bangun dari kasurnya, mengemaskan laptop yang sedari tadi menjadi temannya dan bergegas mandi. Tak lama kemudian, ia pun sudah berubah menjadi gadis yang elok dengan gaun pesta merah muda dan hiasan pita warna senada di rambutnya.
"Bunda!" Panggil Putri tiba-tiba. "Resepsinya di mana sih?"
"Loh, emang Bunda belum bilang yah?" Tanya Bunda bingung.
"Ya, belumlah Bunda." Jawab Putri pelan, "klo udah, kenapa juga Putri tanya ke Bunda lagi."
"Di balai pertemuan Rahayu, sayang, yang deket Kantor Bupati itu loh." Terang Bunda.
"Ouw, oke deh Bunda. Lets go." Jawab Putri, sambil menginjak gas. Beranjak dari garasi rumah bersama Bunda di kursi sebelah.
Perjalanan tak membutuhkan waktu lama. 20 menit kemudian, mereka berdua telah tiba di gedung pertemuan Rahayu, di mana diselenggarakannya resepsi pernikahan anak salah satu kolega Bunda. 
Saat memasuki area resepsi Putri dibuat kaget dengan tema resepsinya karena bernuansa alam, ada pepohonan, bunga-bunga yang indah dan tak lupa aneka gambar hewan-hewan nan lucu yang dipasang tersebar dalam area resepsi  dan yang paling disukai Putri adalah jalan yang dibentuk menyerupai sungai. Setiap tamu berjalan di atas kaca yang di bawahnya mengalir air yang bening dan terdapat ikan-ikan yang berenang. "Cantik sekali." Pikir Putri sambil berjalan mengikuti Bunda.
Tiba-tiba Putri melihat sosok seseorang yang dikenalnya turun dari mobil di depannya. 
OMG. Tuh beneran kak Iruma? Putri bertanya pada dirinya sendiri, Gila, udah lama gak ketemu. Kenapa ketemunya di sini lagi?! Tiba-tiba Putri salting dan ngerasa deg-degan.
"Kamu kenapa, Putri?" Tanya Bunda.
"Ah, gak kenapa-napa koq Bun." Putri ngeles, "lucu yah temanya. Putri suka deh liatnya." Bisik Putri di telinga Bundanya sambil terus memandang sesosok rupa di depannya.
"Iyah, lucu. Ntar waktu kamu nikah, juga mau kayak gini temanya?" Tanya Bunda.
"Ah, Bunda. Koq jadi ngomong gitu ah. Nikahan Putri kan masih lama. Kenapa juga ditanyain temanya sekarang?" Wajahnya tersipu malu.
"Bunda kan cuma nanya." Jawab Bunda sambil mencubit pipi Putri.
"Bunda...." Mengelus pipinya, "malu ah, diliatin orang. Emang Putri anak kecil dicubitin pipinya gitu."
"Iya, sayang. Nah sekarang mau makan apa?" Tanya Bunda halus. Putri melihat ke sekeliling, mencari menu apa yang enak dimakan baginya.
"Sate ajalah." Putri dan Bunda bergegas ke stand sate yang berada di sebelah kiri pintu masuk.
Sesaat setelah Putri mengambil makanannya, tiba-tiba dari  arah belakang seseorang menyentuh pundaknya. Dengan segera dia membalikkan badan dan betapa kaget dan gugupnya Putri saat tahu siapa sosok yang menyentuh pundaknya tadi.
"Kak Iruma?!" Putri tersenyum dan suaranya dibuat senormal mungkin, walaupun tak begitu dengan jantungnya yang berdegup kencang.
"Gimana kabarnya?" Tanya Iruma lembut
 Aigoo.. lembut banget suaranya. Bisik Rhein dalam hati.
"Baik, kok." Jawab Putri singkat.
"Kenal juga yah ma pengantinnya?"
"Anak koleganya Bunda, Kak."
"Ouw, lumayan deket donk yah?" Iruma kembali bertanya ditambah senyuman di bibirnya.
Gila.. Tambah melting gue dibuatnya..
"Iya." Putri membalas senyumannya, "Kak, Putri duluan yah." Beranjak dari tempatnya berdiri dan bergegas duduk di kursi di sebelah Bunda yang berada tak jauh dari stand sate tadi.
Setelah selesai menyantap hidangan pesta, Putri dan Bunda memberi ucapan selamat kepada pengantinnya. Dan ketika Putri mau melangkahkan kakinya, tiba-tiba datang Iruma dari arah berlawanan.
"Duluan yah." Ucapnya lembut dan tak lupa senyuman manis dari bibirnya mengarah ke Putri.
"Ah.." Putri agak terkaget, "iya kak." sambungnya cepat.
Putri dan Bunda pun pulang ke rumah. Betapa bahagianya Putri sekembalinya dari resepsi pernikahan itu. Tanpa sadar ia terus tersenyum dan menari-nari di kamarnya. Ia ingat betul, bagaimana ekspresi Iruma saat berhadapan dengannya, bagaimana tingkah Iruma yang celingak-celinguk ngeliatin ke arahnya, pokoknya sikap Iruma yang bikin jantung Putri berdegup kencang deh.
Selagi Putri mengingat-ngingat tingkah laku Iruma, tiba-tiba handphonenya berbunyi. Dilihatnya deretan nomor tak dikenal tertera di layar hape-nya. Siapa nih?! Gak kenal. Palingan juga orang iseng. Ah males. Putri pun tak mengacuhkannya, dibiarkannya hape tergeletak di sampingnya hingga tak berbunyi lagi. Tuh kan bener, Cuma iseng. Sekali ajah langsung mati. Dasar orang gak punya kerjaan. Putri merengut dan kembali asyik dengan kenangannya akan Iruma.
“Putri…” panggil Bunda tiba-tiba, membuat Putri kaget dan hampir terjatuh dari kasurnya.
“Yaaa Bunda…” jawab Putri setengah berteriak.
“Ada telpon buat kamu nih.” Jawab Bunda.
“Dari siapa?”, tapi tak ada jawaban dari Bunda. Aiish, pasti Bunda langsung kabur deh. Gak liat apa anaknya lagi asyik gini. Ngangkat telpon orang gak jelas ajah masih diladenin. Putri kembali merungut, dengan malas ia pun menghampiri telpon yang berada di ruang keluarga di lantai bawah.
"Hallo.." Sapa Putri setelah menghela nafas panjang dan duduk di kursi samping meja telpon.
“Hallo..” jawab si penelpon.
“Siapa nih?” tanya Putri malas
“Kamu gak ngenalin ini suara siapa yah?” tanya orang itu balik.
Aigoo, neh orang yah. Kita nanya bukannya di jawab malah balik nanya lagi. ckckck
“Maaf, emangnya ini siapa yah? Sorry Putri gak kenal ma suaranya.” Putri berusaha menjawab dengan nada sopan walau rasa kesal mendera di hatinya.
“Kamu beneran gak ngenalin suara Iruma?!”
“Iruma?!!” Putri semakin bingung, ia menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. Berpikir, mencari tau siapa sebenarnya si penelpon isengnya itu. “Heeee, sorry sekali lagi. Tapi ini Iruma yang mana yah? Putri beneran gak tau dan gak ada clue nih. Klo Cuma telpon iseng, lebih baik Putri matiin aja yah soalnya Putri lagi banyak kerjaan neh.” Papar Putri.
“Hmm, gitu yah. Berarti kakak gangguin kamu gitu…”
“Yupz..” potong Putri.
“Ya udah deh, kakak minta maaf yah karna udah gangguin Putri.” Tampak rona kekecewaan dari balik suara Iruma saat itu. Mereka terdiam beberapa waktu dan saat gagang telpon pun siap diletakkan ditempatnya, tiba-tiba…
“Eits, tunggu tunggu tunggu..” Putri hampir berteriak sesaat sebelum sambungan telepon terputus.
“Ada apa Putri?” untung ajah si Iruma masih mendengarkan.
“Ini kak Iruma Ankhairuza?! Senior Paskibra Putri di SMA Kencana Bakti yah?” Putri tampak ragu-ragu menanyakannya.
“Iya, ini kak Iruma Ankhairuza. Kamu baru inget yah sekarang?” Senyum terkembang di bibir Iruma, Ia merasa senang, akhirnya Putri berhasil mengingatnya.
“Hee..” Putri tersenyum di balik teleponnya.
“Emangnya ada berapa Iruma yang kamu kenal sampai lama gitu ingetnya?”
“Gak ada lagi selain kakak sih sebenernya. Cuma gak tau kenapa tadi ngeblank medadak.” Putri nyengir sembari menggaruk bagian belakang lehernya. “Eh, ngomong-ngomong kakak menelpon Putri kenapa?”
"Hmm, gak. Cuma keinget kamu ajah." Jawab Iruma sekenanya.
"Hah?! Inget Putri? Kakak gak salah kan?!" Tanya Putri tak percaya.
"Loh, emang salah yah klo kakak nelpon kamu?"
"Gak sih kak, cuma aneh ajah kok kakak tiba-tiba nelpon Putri, ke nomor rumah lagi."
“Abisnya kakak telpon ke hape kamu tadi gak diangkat, jadinya ke telpon rumah deh.” Jelas Iruma.
“Nelpon ke hape?! Kapan kak? Perasaan gak ada deh kakak nelpon Putri?? Kakak Boong neh.." Putri memanyunkan bibirnya.
“Tadi sesaat sebelum nelpon ke rumah, kakak nyoba ke hape kamu.”
“Sesaat sebelum nelpon ke rumah?!!” Putri sedikit berpikir, “Ouw, kakak ganti nope yah?! Tadi ada nope baru masuk, belakangnya 0045 deh klo gak salah, yang itu nope kakak bukan?!”
“Yupz. Tapi itu bukan nope baru ah, itukan nope kakak dari dulu. Emang gak kamu save yah?”
“Aaahhh, kakak boong ah. Klo nope lama pasti aku save, gak mungkin di layar gak muncul nama kakak. Pasti nope baru yah? Hayo hayo.. ngaku deh…” Putri kekeh dengan pendiriannya.
“Ya ampun Putri, itu beneran nope lama kok. Kakak mana pernah ganti nope.”
“Ya udah deh, ntar Putri liat lagi dah d phonebook nah. Beneran kakak yang ganti nope pa gak.”
"Iya, dah. Cek ajah sana. Pasti kakak dah yang bener."
“Oh, iya. Pertanyaan Putri belum di jawab itu sama kakak deh.”
“Pertanyaan apa?”
“Itu, alasan kakak nelpon Putri apa?”
“Lah, kan udah di jawab gara-gara keinget ma Putri.”
“Pliiss deh kak, gak usah yang aneh-aneh gitu ah.”
“Loh aneh-aneh gimana. Itu normal ah.”
“Yo wes, klo kakak gak mau bilang yang sebenernya Putri tutup aja dah telponnya.” Ancam Putri.
“Ya elah, gitu ajah ngambek. Iya deh.” Iruma menghela nafas, “Hari minggu nanti Putri ada acara gak?” Suara Iruma mendadak serius.
“Hmm….. Hari minggu yah kak?! Ada sih, kegiatan kampus dari pagi sampai sore. Emangnya ada apa?”
“… sampai sore yah?! Padahal kakak rencananya mau ngajakin Putri ke suatu tempat minggu sore itu.” Iruma tampak kecewa lagi.
“Mau ke mana kak emangnya?” Putri antusias.
“Ada lah suatu tempat. Tapi kayaknya lain kali aja deh. Kasian kamunya capek kegiatan terus pergi lagi sama kakak.”
“Yaaaaaaaaaaaahhhhh..” Putri kecewa, “Gak apa-apa kok, Putri gak akan capek dah. Putri kan udah biasa. Kakak tenang aja lah. Oke oke kak. Kita pergi aja yah yah yah..” Putri merengek di telpon.
“Loh, ntar klo Putri kecapekan trus gak bisa kuliah hari seninnya gimana?? Kakak gak mau deh gara-gara kakak kamu jadi bolos kuliah.”
“Halah, tenang aja kak. Hari senin Putri free dari kulyah, jadi aman klo pun Putri ampe tepar dah. Jadi kita jalan yah kak, kan udah gak ada alasan lagi buat kakak ngelarang Putri pergi.” Putri dan Iruma sama-sama sumringah, jadi juga jalan barengnya.
“Oke, kamu pulang kegiatan jam berapa?”
“Mungkin sekitar jam 3.. jam 4 paling lama deh kak.”
“Kalau gitu kakak jemput jam 5 bisa?!”
“Bisa-bisa.. itu mah gampang, satu jam aku udah ready lagi buat jalan-jalan. Hehehehe…”
“Ya, udah fix yah kakak jemput kamu jam 5 di rumah.”
“Oke kak. Aku tunggu minggu depan. See ya..”
“See yaa… oya, jangan lupa cek tuh nope kakak yah. Bye…”
“Oke kak, byeee…”
Klik. Sambungan telpon pun terputus. Putri kembali beranjak menuju kamarnya di lantai atas. Segera diambilnya hapenya yang tergeletak di pinggir kasur, ia pun merebahkan badannya dan mengecek phonebook, mencari nama Iruma. Beberapa kali di cari, tak ditemukannya juga nama Iruma dalam list contact. Loh, kok gak ada sih? Bukannya udah pernah aku save yah nope kak Iruma. Putri pun terus mencari, hingga akhirnya..
Plaaakk.. Putri menepuk jidatnya. Begonya… mau dicari mpe kapanpun juga gak bakalan ketemu dah. Tuh nope kak Iruma kan ke save di hape aku yang ilang. Pantes ajah gak muncul namanya di layar. Ah dasar bego.. Putri berulang kali menepuk jidatnya hingga merah. Mesti bilang apa neh ma kak Iruma, malunya aku. Udah salah malah ngotot lagi. Uaaaaaaaaaaaaa… Putri membenamkan kepalanya ke bawah bantal, betapa malunya ia kalau Iruma tau hal ini. Tiba-tiba hape Putri berdering, tanda sms masuk. Putri melihat layar hapenya, satu sms dari nope Iruma yang baru saja tersave di contact-nya. Haduh, sms apaan neh orang?? Putri sedikit takut dan deg-degan untuk membuka sms dari Iruma tersebut, tapi rasa penasaran mengalahkan segalanya, dikliknya tombol ‘yes’ dan terbukalah sms dari Iruma..
From : kak Iruma Ankhairuza
Gimana?!! Udah dicek kan?! Apa hasilnya?

Waduh, nih orang penasaran juga ternyata. Mesti bilang apa neh?? Putri bingung sendiri. Tapi diberanikannya untuk jujur walau ia harus menanggung malu. Ia pun mengetikkan balasan sms..

To : kak Iruma Ankhairuza
Heeeee :p
Sorry, aq yg salah kak. Nope kakak yg aq save it d hape yg lama, hape aq kn ilang, jd smua list contact jg ga ad, apalagi aq ga nyimpen backup data na..
Skali lg maaf yah kak, aq ud ngotot kk boong..
*bow*

Tak lama dering sms masuk berbunyi, dari Iruma lagi..

From : kak Iruma Ankhairuza
Ya udh, gpp. b’arti skrg jgn lupa dsave tuh nope kk, jgn sampai ilang lagi yah hape’a atau nope kk.
Udh malem jg, cepetan tidur sana. Walau besok gak kuliah tetep harus bangun pagi yah.
Gud nite ^o^

To : kak Iruma Ankhairuza
Gud nite kak..
See u next week..
Sleep well and nice dream..
^___^

             Setelah mengirimkan pesan singkat terakhir ke Iruma, Putri pun meletakkan hape-nya di meja kecil di samping tempat tidur. Ia kemudian beranjak ke kamar mandi tuk cuci muka dan bersiap tidur. Putri yakin benar bahwa malam ini ia akan bermimpi sangat  indah. Tidur di kala hati senang bukan kepalang pasti akan berdampak juga pada kisah di mimpinya yang akan melipatgandakan kebahagiaan yang ia rasakan. Putri tertidur dengan senyuman manis di bibirnya….




(to be con ......)


jangan lupa komen yah..
^o^

No comments:

Post a Comment