Abdullah bin Ubay bin Salul. Sosok pemimpin yang dipandang mulia di mata kaumnya, tetapi tidak demikian di mata Muslimin. Kenapa? Siapa yang tidak kenal dengan sikapnya yang munafik.
Bangga terhadap diri sendiri dan merasa aman untuk melakukan apa yang mereka inginkan.
Firman Allah pada surat Al Baqarah ayat 11 :
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُون"Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan"."
Tidak hanya berbuat dusta, akan tetapi membanggakan diri dengan tindakan fasik mereka
"...Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan""
"...Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan""
Menurut Ibnu Mas'ud :
Al fasad -kerusakan- di atas muka bumi ialah kekufuran dan melakukan maksiat. Maka barangsiapa bermaksiat kepada Allah maka dia telah melakukan kerusakan di muka bumi.
قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُون
Menurut Baidhawi :
Kerusakan yang mereka lakukan digambarkan sebagai satu kebaikan. Ini disebabkan karena hati mereka sedang sakit. Sakit dari melihat kebenaran sehingga mereka tidak menyadarinya. Orang-orang yang hatinya tidak ikhlas karena Allah, tidak dapat merasakan adanya kerusakan pada amal perbuatan mereka. Maka firman Allah dalam ayat 12 :
أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَٰكِنْ لَا يَشْعُرُونَ"Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar."
Di antara sifat mereka lagi adalah : Sombong dan merasa lebih tinggi kedudukannya daripada manusia lain. Ini jelas dinyatakan dalam ayat 13:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ ۗ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَٰكِنْ لَا يَعْلَمُونَ"Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman". Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu."
"Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?"
Kenapa mereka mengucapkan perkataan sedemikian? Jelas disini menunjukkan sikap mereka yang sombong. Mereka beranggapan, bahwa Rasulullah khusus untuk orang-orang miskin saja dan tidak layak untuk orang yang terhormat seperti mereka. Allah membalas : "Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu." Memang, kapankah orang bodoh itu mengerti bahwa dirinya bodoh?
Kemudian, sifat terakhir orang munafik adalah : Melakukan perbuatan tercela, dan persengkokolan. Hal ini dinyatakan pada ayat ke-14:
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُون"Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok"."
Orang munafik ini suka bertindak secara sembunyi-sembunyi dan tidak berani berhadapan secara terang-terangan. Mereka berpura-pura beriman dengan orang Mukmin, karena rasa takut mereka, dan apabila mereka bertemu dengan 'setan-setan' mereka, mereka mengatakan hal yang sebaliknya.
"Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok."
Semoga Allah melindungi kita semua agar tidak termasuk ke dalam golongan mereka yang munafik. Wallahu'alam bishshowwab.
Sumber:
1. Tafsir fi zilal Quran : Said Quthb
2. Sofwatut tafasir : Muhammad Ali As-Sobuni
Penerjemah : Ezzah Syahira
shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee
No comments:
Post a Comment