Bismillahirrohmanirrohiim
ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ ﻇَﺎﻫِﺮًﺍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﻫُﻢْ ﻋَﻦِ ﺍﻵﺧِﺮَﺓِ ﻫُﻢْﻏَﺎﻓِﻠُﻮﻥَ
"Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai."
Apa-apa yang membuat kita melupakan kematian dan akhirat adalah wujud dari distraction. Dalam tadabbur ini kita akan mencari titik kesadaran. Titik kesadaran sesungguhnya ada pada nilai-nilai agama. Adakah titik kesadaran tertinggi selain agama? Jawabannya tidak ada dan tidak akan pernah ada, tentu saja sampai sejauh apapun anda mencari pelajaran, tanpa agama anda akan tetap merasa belum mendapatkan apa yang anda cari.
Kita banyak melihat orang-orang dengan berbagai macam tingkat kesadaran yang mereka anggap puncak dari kesadaran, mereka yang mendapatkan esensi kesadaran tersebut kebanyakan menjadi motivator dan berbicara dan mengajari orang-orang, mengajari tentang hakikat kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, kesuksesan hidup. Tetapi ketahuilah, motivator sehebat apapun dia memotivasi seseorang dia hanya berputar di sekitar wilayah ilusi dan kepalsuan. Why?
Pernah tidak kita mengalami dulu punya mimpi dan cita-cita “dunia” yang sangat besar dan setelah berusaha keras dan memberikan pengorbanan yang sangat luar biasa, dengan menghadapi proses penderitaan atau jatuh bangun yang dahsyat, sampai akhirnya kita meraih mimpi itu, namun setelah sekian lama mimpi itu berhasil kita raih, eh ternyata kita merasa biasa saja, kita merasa kalau dia bukan lagi mimpi kita yang besar, bahkan muncul lagi cita-cita dan mimpi lain yang lebih besar dari itu?
Pecinta alphard misalnya, pasti sangat memimpikan mobil alphard. Mungkin dia menabung dan mengorbankan banyak hal untuk memilikinya, namun setelah berhasil memilikinya, tak cukup setahun mungkin kurang 6 bulan, pemilik alphard merasa biasa saja dengan mobilnya. Kemudian dia (si manusia tadi) akan kembali mengejar mimpinya, jatuh bangun lagi, lalu melupakan lagi, begitu seterusnya. Seolah-olah hidup hanya habis untuk siklus angan-angan dan kepalsuan mirip seperti permainan (seperti dalam surah Al-Hadid)
Dalam tingkat kesadaran tertentu, kita akan tahu kita dipenuhi oleh bayang-bayang permainan dan kepalsuan. Terang bisa terlihat karena ada gelap, manis terasa karena tangkapan syaraf di lidah. Yah, semuanya hanya permainan syaraf. Banyak hal yang kita lihat ternyata hanya sebuah rangkaian proses ekstraksi kimiawi yang berjalan di dalam syaraf manusia, hanya permainan syaraf. Semua hanya distraction, seperti uang, mobil mewah, rumah besar, jabatan,wanita cantik, itu terlihat indah karena sudut pandang dan tangkapan syaraf belaka, dia hanya tipuan syaraf, hanya kepalsuan, maka tidak perlulah terlalu membesar-besarkan usaha dan hasrat hanya karena ingin memuaskan syaraf, biasa sajalah kalau anda ingin mengejarnya, sebab yang akan kita kejar tadi hanyalah permainan syaraf. Contoh lain, rasa bahagia yang juga sering meng-attraction manusia adalah jatuh cinta misalnya, jatuh cinta hanyalah proses ekstraksi kimiawi di dalam otak, dia hanya permainan hormon norepinephrine, hanya permainan syaraf, jangan terlalu tertipu terhadap perasaan.
Memenuhi hasrat dan tangkapan syaraf dengan berlebihan hanya akan membuat anda lengah dari esensi utama. Apa yang dimaksud dengan esensi utama? Sekarang kalau tadi kita sebut ada permainan syaraf atau kepalsuan maka berarti di dunia ini pasti ada yang tidak palsu, pasti ada yang asli, dirasakan BUKAN oleh permainan syaraf akan tetapi oleh sesuatu yang sangat dalam dan halus, that mean is heart..
Saudaraku, “Hati (qolbu)” lah yang dimaksud, berupa rasa keimanan, hidayah, rasa cinta kepada Allah, keyakinan mendalam tentang akhirat dst. Rasanya sangat dalam dan adem di dalam hati kan? Tentu saja sebab dia datang langsung dari Allah. Rasa iman tersebut diwahyukan dari langit, bukan dari manusia, tapi dari Sang Pencipta Allah Rabbul ‘Alamin. Maka di dunia ini terhadap tipuan syaraf, manusia dikategorikan menjadi 2 macam :
- Manusia yang mengejar kepalsuan dan larut dalam tipuan syaraf
- Manusia yang tahu dan berusaha mencari yang tidak palsu
Wanita cantik atau pria tampan misalnya. Anda tidak benar-benar melihat seseorang itu cantik atau tampan hanya sekedar dari tangkapan syaraf mata yang kemudian dibawa oleh darah yang mengantarkan proses kimiawi ke dalam otak, maksudnya anda tidak betul-betul melihat seorang itu indah sampai anda melihat bagaimana dia memperlakukan agamanya berupa keimanan, akhlak yang baik, keshalihan dan amalan-amalan hati yang sifatnya syar’i. Lalu kenapa kita kadang larut dalam tipuan syaraf?
Yang jadi masalah adalah kadang kita disibukkan dengan sesuatu yang datang dan berpura-pura menjadi kebahagiaan, padahal dia hanya kesenangan, hanya tipuan syaraf, hanya sebuah rangkaian proses kimiawi di dalam otak manusia, dia hanya ujian untuk manusia. Sementara kita diperintah untuk mengejar kenikmatan yang sesungguhnya, bukan lalai terhadap kenikmatan bias dan sementara yang sifatnya hanya permainan syaraf. Akan tetapi kita diperintah mengejar kenikmatan khusus yang hanya untuk orang-orang khusus dan pilihan. Kenikmatan yang dirasakan yang sifatnya sangat dalam di dalam hati. Inilah mungkin yang Rasulullah maksud dengan kenikmatan manisnya iman.
Semoga menjadi renungan buat kita dalam menata hati dan fikiran
NB :
distraction = selingan yang menganggu
shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee
No comments:
Post a Comment