Ada yang tahu gak kalau dhuha itu hutang kita ke Allah?
Hutang 2 rakaat sehari. Yang kalau gak dibayar, maka numpuk.
Loh loh, kan sunnah?
Betul, dhuha emang sunnah. Tapi sunnah muakkadah. Sunnah yang teramat penting. Yang kalau ditinggal, ya ada juga “resiko”nya. Sunnah muakkadah kalau ditinggal dalam waktu yang lama, tidak dijalankan dalam waktu yang lama, sangat negatif ke kualitas kehidupan dan rizki.
Gini ya, kenapa saya sebut sebagai hutang? Dalam 1 hari, sejak awal pagi, sampe pagi lagi, kita itu sesungguhnya kudu sedekah tanpa putus. Tiap sendi kita, dituntut sedekahnya. Kudu bayar. Ya iya lah. Untuk oksigen tambahan aja, kita kudu bayar. Mahal banget. Kalo anfal. Nah, apalagi oksigen yang kita hirup, free 24 jam. Ternyata gak bener kan free itu. Kudu bayar. Dituntut sedekahnya. Belom lagi mata, dll. Pokoknya kudu bayar. Dan gak bakalan kebayar. Siapa juga yang mampu bayar semua rizki dan nikmat Allah? Sistem pernafasan yang komplit, sistem pencernaan, sistem penglihatan, pendengaran, dan semua tubuh kita adalah keajaiban-Nya.
Ini semua Allah adakan sedekah atas-Nya. Kitanya aja yang merasa free-free aja. Bebas2 aja. Gak ada tanggung jawab, gak ada beban, gak ada kewajiban. Padahal gak gitu. Nyatanya tidak sedikit nikmat yang Allah kurangi, bahkan Allah cabut. Sebab di antaranya kitanya gak atau kurang bersyukur. Terus persoalannya, kalau bayar, dari pagi sampe pagi, atas semua rizki yang Allah kasih, harus bayar berapa? Gak ada yang sanggup bayar. Dan Allah maklum itu. Gak bakalan ada yang bisa bayar atas semua rizki dan nikmat-Nya. Karena itu Allah cukupkan bayarannya dengan dhuha. Allah cukupkan kewajiban kita bayar kepada Allah, dengan dhuha 2 rakaat di pagi hari. Subhaanallaah, baik ya? Tukerannya Maha Ringan. Ya. Harusnya Maha Ringan. Gak ada bandingannya 2 rakaat dengan kewajiban bayar 1 hari POL rizki dan nikmat Allah.
Mestinya, dan itu sekaligus memberi pemahaman kepada kita, betapa besarnya dhuha itu. Nilainya sebanding dengan seluruh bayaran Allah atas makhluk-Nya. Begitulah. Dhuha 2 rakaat, menjadi bayaran kita kepada Allah. Allah mencukupkan diri-Nya “dibayar” oleh kita, dengan tambahan dhuha 2 rakaat di pagi hari. Luar biasa. Tentunya, itu kalau syarat minimal, dipenuhi dan terpenuhi juga. Yakni soal shalat 5 waktunya tertib, bagus, tepat waktu, jamaah di masjid. Artinya, kalau dhuhanya cakep, trus shalat fardhunya gak cakep, ya tentu “bayaran” itu akan kurang juga dan akan ada yang diambil oleh Allah.
-Ustadz Yusuf Mansur-
shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee
No comments:
Post a Comment