Adakah diri telah merasa cukup dengan apa yang Rabb titipi saat ini. Ruh yang masih diberi kesempatan bersama jasad, nafas yang masih berhembus dengan udara bebas, jantung yang terus berdetak masih memompa darah, mata yang memantulkan cahaya untuk dapat melihat.
Rabbana...
Atas segala nikmat itu, tak banyak diri menyadarinya. Nafas terus bergelayut, otak terus berfikir, jemari terus meraba. Namun tak sadar dengan apa yang diri lakukan, tak sadar dengan apa yang tengah diri jalani. Berapa banyak yang hendak dikejar lagi, tanpa titik fokus pencapaian.
Abu Bakar al-Maraghi pernah berkata,
“Orang yang bijaksana itu mengurus urusan dunianya dengan qanaah, urusan akhiratnya dengan bersegera, ilmu dan bersungguh-sungguh.”Rasulullah SAW pernah mengatakan pada Hakim bin Hizam,
Kecukupan kehidupan bukan hanya tentang seberapa banyak uang dan materi yang dimiliki sebagai bekal saudaraku. Ada banyak waktu kebarokahan dan berbagai kelapangan Rabb limpahkan saat diri-diri kita tetap membersamai-NYA, mendekatkan diri pada-NYA. Ujian kesempitan kehidupan hendaknya menjadikan diri kita semakin rapat kepada-NYA. Kelapangan kehidupan kendaknya menjadikan diri semakin bersyukur, luas qalb atas nikmat dan karunia-NYA. Bukan banyaknya materi yang menjadikan hidup menjadi bahagia, kebarokahan Rabb lah yang membuat hidup menjadi lapang dan indah.“Wahai Hakim, sesungguhnya harta itu hijau lagi manis. Barangsiapa yang mencarinya untuk kedermawanan dirinya (tidak tamak dan tidak mengemis), maka harta itu akan memberkahinya. Namun barangsiapa yang mencarinya untuk keserakahan, maka harta itu tidak akan memberkahinya, seperti orang yang makan namun tidak kenyang. Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah”[HR. Bukhari no. 1472]
Senyumlah...
Bangunkan diri...
berhamdalah lah...
-ummu adib-
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee
No comments:
Post a Comment