- Muhammad SAW bukanlah pendendam. Justru ia-lah pencinta sejati.
Dari Urwah Zubair, Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah kisah terluka meski berakhir penuh cinta. Setelah orang-orang Quraisy menolak habis-habisan dakwah Rasulullah, dan setelah orang-orang yang terdekat dengannya wafat tak bersamanya lagi, Abu Thalib dan Khatijah. Kini giliran berikutnya orang-orang Thaif bukan saja menolak dakwahnya tetapi juga menggunakan kekerasan. Tak hanya orang dewasa yang nalarnya sudah jalan, anak-anak Thaif yang masih bau kencur dengan sesuka hati melempari batu hingga Rasulullah terluka. Terluka fisiknya, terluka hatinya. Yaumul huzni kini bertambah lagi.
Ketika itulah Jibril datang menawarkan jasa perlawanan dan perlindungan.
“Biar kuhancurkan mereka semua. Kalau kau mau, akan kutimpakan pegunungan itu di atas mereka.”
“Tidak!”
jawab Rasulullah.
“Bahkan aku berharap Allah melahirkan dari mereka orang-orang yang akan menyembah Allah dan tidak akan musyrik sedikit pun kepada-Nya.”
Cinta Nabi pada umatnya meniupkan angin perubahan juga perbaikan. Sejarah telah mencatat hanya dalam tempo tidak lebih dari 23 tahun Nabi Muhammad berhasil mengubah mereka dengan cinta. Membawa seluruh Jazirah Arab ke dalam cahaya Islam.
Begitulah cinta bekerja membawa perubahan dan perbaikan yang mendahsyat.
Ikrimah bin Abu Jahal r.a. menjadi bukti doa dan harapan Rasulullah terkabul. Ia anak Abu Jahal yang sebegitu bengisnya memusuhi Islam.
“Ya Rasulullah, ajarilah aku sesuatu yang terbaik yang Baginda ketahui supaya aku mengucapkannya,”
kata Ikrimah. Rasulullah menyambut dengan gembira,
“Ucapkan syahadatain.”
Ikrimah menjadi Muslimah yang taat beribadah sekaligus menjadi pahlawan yang patut dibanggakan. Ia syahid di Perang Yarmuk.
Cintailah, maka ia menjadi kekuatan perubahan. Ia bukan kekerasan, tetapi kekuatan perubahan yang berusaha memahami, menguatkan, dan menghidupkan hingga seorang individu memiliki kemampuan untuk mentransformasikan, melakukan perubahan dan perbaikan. Ia menjadi pribadi lebih peka, lebih menghargai, dan lebih produktif, menjadi dirinya sendiri. Tetapi, efeknya tidak hanya bagi dirinya sendiri. Cinta menguatkan dan tidak melemahkan. Bahkan, cinta adalah cara mempengaruhi dan kekuatan perubahan untuk melakukan sesuatu.
Cinta dalam Islam bukanlah membutakan. Ia pada akhirnya mencipta perubahan masyarakat sesuai yang Allah kehendaki. Maka disebabkan cinta banyak orang menangis karenanya. Menangis sedih. Tertegun Gembira. itulah cinta di jalan dakwah. (Bk. Airmata Di jalan Dakwah)
-Umar Hidayat-
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee
No comments:
Post a Comment