Jatah hidup kita memang telah ditentukan oleh-Nya. Kita memang tidak pernah tahu kapan kita menyelesaikan kontrak untuk hidup. Kita bahkan seringkali lupa bahwa sewaktu-waktu jatah hidup kita ternyata sudah habis.
Seringkali kita merasa bahwa untuk sekedar bertobat, kita bilang nanti-nanti saja. Untuk mendatangi majlis ilmu, masih merasa belum butuh. Seolah-olah kita masih punya seribu tahun lagi untuk merubah segala kesalahan kita menjadi sebuah kesalehan. Kita masih berpikir bahwa kesalahan akan dapat terhapus dengan pertobatan dikala kita sudah merasa tua. Nanti sajalah kalau sudah pensiun aku akan konsentrasi pada kebutuhan rohani, seolah kita yakin benar bahwa kita masih akan sempat mengenyam yang namanya “pensiun”. Jangan-jangan kita akan pensiun “sebenarnya” sebelum menjalani pensiun dari pekerjaan kita.
Sahabat, mungkin bukan “kita”. Mungkin lebih tepatnya, aku. Setiap ada kematian, aku selalu diingatkan lagi mengenai jatah hidup. Yang tidak pernah bisa diperkirakan. Tetapi, lagi-lagi, aku merasa bahwa aku tidak pernah mempersiapkan diri. Masih bergelimang salah, maksiat masih berulang dan berulang lagi. Hari ini menangis bertobat, besok kembali bermaksiat. Rasanya diri ini tak pernah merasa dewasa. Rambut kepala yang mulai “berwarna” pun belum mampu mengubah prilaku diri ini. Usia yang mendekati kepala empat belum mampu membuat diri menjadi lebih bijaksana, masih saja mendzolimi suami dan anak-anak yang begitu setia dalam suka dan duka, masih saja mendzolimi saudara dan sahabat.
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٌ۬ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٍ۬ۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَArtinya : “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan “.(Qs. Al-Hashr : 18)
ٱقۡتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمۡ وَهُمۡ فِى غَفۡلَةٍ۬ مُّعۡرِضُونَمَا يَأۡتِيهِم مِّن ذِڪۡرٍ۬ مِّن رَّبِّهِم مُّحۡدَثٍ إِلَّا ٱسۡتَمَعُوهُ وَهُمۡ يَلۡعَبُونَArtinya : “ Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling [daripadanya]. Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al Qur’anpun yang baru [diturunkan] dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main.”(Qs. Al-Anbiya : 1-2)
Terkadang diri ini merasa iri melihat sebagian teman-teman sebagian sahabat masih lebih diberi kemudahan. Karena meskipun mereka sibuk dengan berbagai kegiatan, sibuk dengan tugas-tugas yang menumpuk, sibuk dengan jadwal yang tak bisa ditunda, namun masih bisa leluasa berusaha untuk menghapus kesalahan dan menggapai kesucian. Sedangkan aku? Aku jauh dari itu. “Ya Allah beri aku kekuatan ya Allah. Beri aku kemampuan untuk mengubah semua kesalahan menjadi sebentuk kesalehan, beri aku kesempatan mencari bekal untuk menghadap-Mu, dan beri aku kesempatan untuk menjadikan diri ini, hidup ini lebih bermakna bagi sesama. Aamiin”
Sebuah tulisan untuk teman-teman hebat, sahabat-sahabat hebat.
Ajak aku serta dalam kebaikanmu.
shared at WhatsApp family ODOJ1550
re-shared at lovelyboutcrazy.blogspot.com by Vee
No comments:
Post a Comment