Tak terasa setahun telah berlalu sejak peristiwa itu..
Perasaan sayang dan ingin memilikinya masih tersimpan rapi di hati ini yang entah sampai kapan akan terus begini..
Walau ku tahu perasaannya tak berubah ku masih saja berharap..
Aku menciptakan dinding tak berbayang menahan rasa yang tak inginkan harapan kosong menjelma..
Walau ku tahu dinding tak berbayang akan runtuh dengan sendirinya tanpa ku sadari suatu saat nanti..
Hanya waktu yang dapat menentukan apa yang seharusnya ku lakukan dengan rasa ini..
Aku belum bisa mencari dia yang bisa mengisi hatiku sebagai penggantinya..
Aku tak meminta banyak sebenarnya hanya inginkan kasih sayang tulus untukku..
Masih teringat akan kata-katanya mengenai kesalahan yang takut terulang yang membuatku selalu bertanya-tanya tentang apakah dan pada siapakah kesalahan itu terjadi..
Kalimat merendah "orang ini bukanlah orang baik-baik" yang membuatku semakin menyukainya lagi dan lagi setiap kali teringat..
'quote' "ada cerita yang bisa dibagi ada yang cukup jadi renungan pribadi" selalu membuatku menahan rasa yang tak pantas yang terkadang ingin lepas kendali..
Pernyataan "just do like usual" yang seharusnya membuatku memiliki kesadaran penuh tentang keinginannya dariku, selalu saja ku abaikan..
Kalimat "don't loving me, cause you will regret, for me i still have a promise that i must be keep" membuat rasa penasaran mengalahkan rasa sakit penolakan..
Dan kalimat "let's just be a friend forever" yang terlanjur ku utarakan, telah menjadi penyesalan karna hingga detik ini ku masih tak bisa melakukannya..
Saat mengetahui kapan waktu yang pasti dia kembali, rasanya sudah tak tahan lagi untuk bertemu..
Setiap hari rasanya ingin segera berlalu untuk bisa cepat menatap wajahnya..
Setiap detik rasanya ingin segera berputar untuk bisa cepat bercanda tawa..
Ingin sekali rasanya cepat-cepat bertemu, menatap dengan seksama perubahan yang terjadi pada dirinya..
Walau tatapan yang ku lakukan tak bisa melihat apa yang ada di dalam hatinya..
Tapi apa yang terjadi setelah benar-benar bertemu?!
Tubuhku hanya mampu memunggunginya, menghindari sebaik mungkin untuk tidak menatap matanya..
Tak ada kata yang terlontar dari mulutku untuk hanya saling menyapa, senyuman pun bahkan tak ku berikan..
Entah mengapa tiba-tiba ku bertingkah seperti itu?
Apa karna perasaan canggung atau karna perasaan malu yang secara tak sadar tumbuh di dalam hati?
Setelah pertemuan kembali itu sepertinya membuatku sedikit tersadar akan posisi diriku dan dirinya..
Dinding hebat yang telah ku susun rapi ku yakin tak akan mampu menahan rasa dan asa yang bergejolak akan dirinya..
Akan lebih baik menemukan yang lain sebelum kekuatan dinding hebat perlahan melemah membuatku semakin tak sanggup ditinggalkannya..
Sebuah kekuatan yang hanya berasal dari keinginan untuk tidak menginginkannya yang hanya sepersekian persen dari harapan besarku padanya..
Aku benar-benar berharap jikalau aku memang tak ditakdirkan bersamanya, hanya satu pintaku bahwa aku menemukan pasangan hidupku lebih dulu daripada dirinya..
Lebih baik meninggalkan daripada ditinggalkan, walau hatiku masih merasa perih setidaknya hanya perih dari sebuah goresan bukan potongan kepingan hati..
@MyLovelyRoom
WithRainbowFeeling
No comments:
Post a Comment